Tahta Tertinggi

Setelah kejadian itu, Yogi dan Fala melanjutkan niat awal mereka untuk menjadi makan.

Namun sebelum membeli makan, Yogi menurunkan Fala ditoko pakaian.

"Ngapain?" tanya Fala.

"Lo mau kejadian tadi terulang?"

Fala terdiam, rasa perih dipipinya saja belum hilang, Yogi kembali mengingatkan kejadian tadi.

Hari ini Fala bersyukur karna bertemu Yogi, jika saja Yogi tidak ada entah apa yang akan terjadi padanya.

Setelah membeli celana panjang, barulah mereka menuju ke salah satu tempat yang buka 24 jam.

"Mau makan apa?" tanya Yogi.

"Nasgor aja."

Fala berjalan lebih dulu meninggalkan Yogi, setelah melihat-lihat beberapa penjual nasi goreng, Fala memutuskan untuk memesan nasi goreng yang pengunjungnya sedikit tapi aromanya sangat menggiurkan bagi Fala.

"Kenapa disini?" tanya Yogi duduk di samping Fala.

"Dari semua penjual nasgor yang gue liat, nasi bapak ini masih banyak, yang datang juga dikit. sangat pas untuk gue yang lapar banget hehehe," ucap Fala.

Yogi hanya mengangguk, seperti biasa Fala yang tak bisa diam mendatangin bapak penjual nasgor dan menanyakan berbagai macam pertanyaan.

Ternyata bapak itu buka sejak sore tapi yang terjual 3 porsi. sekarang menjadi 5 porsi karna Fala dan Yogi.

Mendengar itu hati kecil Fala tersentuh. "Pak, bungkus 50 porsi yah," ucap Fala yang membuat Yogi terkejut.

"Fala, jangan aneh-aneh!"

"Gue serius bang!"

"Mbaknya serius 50 porsi?" tanya si bapak memastikan.

"Iya pak, nih saya bayar."

Fala mengeluarkan beberapa lembar uang pecahan seratus. bapak itu terharu dan mengucapkan terimakasih berkali-kali pada Fala.

Fala mengambil pesanan mereka dan duduk di depan Yogi. Yogi hanya melihat Fala dengan tatapan datar.

"Makan, gak usah liatin gue mulu" ucap Fala mendorong piring Yogi.

"50 porsi lo mau mau simpan dimana?"

"Mau gue bagi ke anak jalan," ucap Fala.

Saat mereka mencoba nasi goreng itu Fala merasa bangga dengan hidungnya yang sangat peka terhadap aroma sedap.

Fala mengeluarkan ponselnya dan menyalakan live instagram nya. Fala mempromosikan warung bapak itu. ribuan orang menonton live itu, sebagain fokus pada Fala dan sebagain lainnya fokus pada Yogi.

Tak berselang lama saat Fala dan Yogi selesai makan. orang-orang berdatangan, itu membuat si bapak kaget.

"Pak, saya mau pesan nasgor yang di pesan mereka."

"Saya juga pak."

"Saya juga!!!"

Fala segera menghampiri si bapak dan meminta mereka mengantri dengan tertib. Yogi hanya menggelengkan kepalanya.

Diam-diam Yogi merekam aksi Fala itu dan mengirimkan pada kontak yang ia beri nama sang penguasa.

Fala cukup kewalahan. "Abang, bantuin!" teriak Fala.

"Nyusahin!" Yogi berjalan kearah Fala.

"Abang tolong catat pesanan mereka yah. gue bantuin si bapak," ucap Fala.

"Kelakuan lo," ucap Yogi datar.

Meskipun dengan berat hati, Yogi tetap mencatat pesanan mereka satu persatu, sedangkan Fala sibuk mengantar pesanan mereka yang sudah mendapat meja.

"Saya pesan mas nya aja boleh gak?" tanya salah satu dari mereka.

Fala mendengar itu menghampiri Yogi. "Heh heh! kalian ini ke sini mau makan atau liat abang gue?" tanya Fala.

Mereka serentak menjawab. "Dua-duanya hahahah."

Fala tertawa. "Kalian cuma boleh pesan nasgor. kalau abang gue belum di jual. nanti gue info kalau udah mau gue jual guys."

Mereka tertawa lepas disana. sedangkan Yogi sudah sangat cemberut menghadapi semua orang itu.

2 jam berlalu dagangan si bapak habis terjual. Yogi semakin cemberut karna Fala mengizinkan semua yang datang foto bersama Yogi.

Yogi mengizinkan dengan catatan Yogi di ujung dan Fala di samping orang-orang itu, agar tidak ada yang mengedit fotonya jadi berdua saja.

"Terimakasih banyak yah mas, mbak udah bantuin bapak hari ini. semoga rezeki kalian lancar terus," ucap si bapak tulus.

"Sama-sama pak, kami hanya perantara saja. nasi goreng buatan bapak memang layak mendapat banyak pelanggan kaya tadi pak," ucap Fala.

"Sudah kan? gue capek," ucap Yogi.

Fala mengambil nasgor pesanannya dan pergi dari sana. selama perjalanan Fala tersenyum lebar sedangkan Yogi masih saja cemberut.

"Bang Yogi, terimakasih untuk hari ini. gue seneng banget hari ini karna lo," ucap Fala.

"Hm."

"Maaf yah gue ngerepotin lo tadi hehehe. tapi sesekali berguna untuk sesama manusia gak salah kok bang," ucap Fala.

"Ya."

Saat mereka berhenti di lampu merah, Fala tiba-tiba saja turun dan menghampiri anak-anak jalan.

Mau tidak mau Yogi menepikan motornya, Fala selalu melakukan sesuatu sesuka hatinya saja. Yogi bisa melihat wajah bahagia Fala dan juga anak jalanan itu.

Lagi dan lagi Yogi mengambil foto Fala dan mengirimkannya pada sang penguasa. tak berselang lama ponselnya berdering.

"Halo."

"Jaga dia baik-baik," ucap seorang di sebrang telpon.

"Kami akan menjaganya tenang saja. saya salut dengan kebaikan Fala," ucap Yogi.

"Tentu saja, dia anak yang sangat baik. pastikan tidak terjadi apa-apa padanya."

"Baik."

setelah memutus sambungan telpon Yogi mendatangi Fala.

"Pulang," ucap Yogi.

Fala hanya mengangguk dan berpamitan pada anak-anak jalan itu. di perjalanan rasa kantuk mulai menyerang Fala.

"Fala jangan tidur!" teriak Yogi agar Fala mendengarnya.

"Hmmmm gak," ucap Fala dengan sisa kesadarannya.

Yogi menepikan motornya dan mengikat Fala dengan jaket miliknya. biasanya ini di lakukan ibu-ibu jika membawa anak kecil.

"Merepotkan!"

...----------------...

...06.00...

Fala terbangun dari tidurnya, ia melihat sekeliling dan terkejut. ia berada di kamarnya. Fala mencoba mengingat apa yang terjadi semalam.

Yogi sudah berusaha membangunkan Fala, namun ia tak bangun-bangun. akhirnya Yogi membawa Fala pulang ke rumah.

"Gue kan masih pundung! kenapa di bawa ke sini sih!"

Ponselnya ditangannya berdering itu membuat Fala terlonjak kaget. ia ingin mengumpat tapi melihat nama yang tertera disana ia langsung menjawab panggilan tersebut.

"Halo bu."

"Mbak Fala, ibu udah di depan."

"Masuk aja bu, saya di dapur."

Setelah panggilan terputus, Fala kembali membuat kopinya sambil bermain ponsel.

"Pagi mbak Fala," ucap bu Tia.

"Pagi bu, gimana anaknya sudah sehat bu?" tanya Fala.

"Alhamdulillah mbak. anak sama cucu ibu udah ikut pindah kesini juga sama ibu," ucap bu Tia.

"Syukurlah, oiya bu mulai hari ini ibu masak untuk 9 orang yah."

"Temen mbak Fala mau kesini?" tanya bu Tia yang tau selama ini Fala hanya sendiri.

"Abang-abang saya tinggal disini semua bu," ucap Fala tersenyum.

"Ibu kira mbak Fala anak tunggal, seingat ibu gitu deh," ucap bu Tia mengingat.

"Hahaha kalau mereka ada saya bukan anak tunggal lagi bu hehehe. jadi anak bontot," ucap Fala.

"Wah kalau gitu rumah ini gak sepi lagi dong," ucap bu Tia senang.

Fala mengangguk. "Ibu tolong masak untuk mereka yah. saya mau buat sarapan sendiri."

Bu Tia mengangguk paham dan mulai menyiapkan bahan masakannya. begitupun dengan Fala yang mulai mengoleskan selai ke rotinya.