NovelToon NovelToon
Fragillis Puella

Fragillis Puella

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dyeka

Blurb

Valencia Agatha Gavriella
Gadis cantik yang hidupnya hanya tentang kesedihan dan gadis polos yang sebenarnya memiliki banyak rahasia.
Dibenci ayah dan abangnya hanya karena dianggap penyebab meninggal bundanya.
Selain di benci ayah dan abangnya, ia juga dibenci oleh kekasih nya. Devlyn Favian Smith–Manusia bastard yang mengklaim Valencia Agata Gavriella hanya untuk balas dendam atas kematian saudara kembarnya.
Sifatnya yang licik dan kejam membuat semua orang takut pada nya.
Hidupnya memang penuh air mata, tetapi bukan harus ia menyerah melainkan ia harus tetap tegar karena masih ada janji dan tugas yang ia harus lakukan.

•Penasaran gak nih?
•Rahasia apa sih yang disimpan Cia?
•Tugas apa yang dilakukan oleh Cia?
•Dan sekuat apa Cia menghadapi pacar yang Toxic dan kebencian cinta pertama dan kedua nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyeka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cia di Jadikan Pembantu

Byur!!

“Bangun lo! Jadi manusia nyusahin banget,” sarkas Bryan seraya menendang badan Cia yang kedinginan. Tadi setelah Bryan sampai di ruang makan, ia disuruh ke gudang untuk membangunkan Cia oleh ayahnya. Sebenarnya Rena yang ingin membangunkan, tetapi dilarang oleh Rama. Oleh karena itu Bryan yang membangunkan Cia dengan langkah ogah-ogahan.

Cia yang masih merasakan sakit di badannya menjadi tambah sakit setelah diguyur air sama ditendang oleh Bryan .

“i-iya, kak, Cia bangun.” Cia langsung berjalan ke kamarnya siap-siap ke sekolah meskipun sebenarnya badannya demam, tetapi ia gak mau nanti ayahnya marah dengannya.

Setelah semuanya selesai Cia pun segera ke ruang makan.

“Kenapa lama sekali? kamu hanya menumpang di sini, tetapi lagaknya seperti seorang ratu saja!” sarkas Rama membuat Cia menunduk menyembunyikan air matanya. Cia kira setelah ia sampai ia akan disambut senyuman tulus kedua lelaki tersayangnya, tetapi ternyata bukan senyuman tulus melainkan kata-kata sarkas lagi dari ayahnya.

“Maafin Cia, ayah,” ucap Cia masih tetap menunduk menyembunyikan air matanya yang hampir terjatuh.

” Saya maafkan, tapi dengan satu syarat.” jawab Rama. “Mulai sekarang kamu tidur dan makan bersama maid,” lanjutnya membuat Rena terkejut dan Cia tersenyum kecut karena ia sudah menduga pasti akan seperti ini.

“Ayah!! Cia bukan pembantu,” bentak Rena terkejut.

Cia yang mulai paham pasti akan ada keributan dan ujungnya ia yang disalahkan oleh abangnya pun memilih untuk melerai, “Mama, ayah benar, Cia di sini hanya numpang jadi gak papa kok kalau Cia tidur sama makan bareng maid, bukankah kamar maid di sini juga bagus?”

Rena yang ingin protes pun terhenti setelah melihat Cia yang menggelengkan kepala seolah ia tidak setuju jika Rena protes dan berakhir membuat keributan.

“Kalau gitu Cia ke dapur dulu,” pamit Cia meninggalkan ruang makan. Cia pun melangkah ke arah dapur menemui bi Lani, kepala maid di keluarga Rama Gavriella dan pengasuhnya saat kecil dulu sebelum ia diambil oleh neneknya.

“Bi, ada makanan gak?” tanya Cia setelah sampai di dapur yang membuat bi Lani dan pekerja lainnya bingung. Apakah makanan yang di meja kurang?

Melihat bi Lani dan pekerja lainnya bingung Cia pun menjelaskan bahwa mulai sekarang ia akan makan dan tidur di kamar maid hingga membuat semua orang yang berada di dapur terkejut, kecuali bi Lani yang sudah tau bagaimana tuan nya memperlakukan Cia.

“Maaf nona hanya tersisa tempe goreng aja,” jawab Siti meringis pelan.

“Jangan panggil nona bi, panggil aja Cia,” jawabnya dengan sopan. Semua orang yang berada di dapur menatap kasihan Cia. Gadis cantik yang malang, tetapi masih bisa tersenyum sedangkan yang menjadi pusat perhatian sedang menikmati sarapan pagi nya dengan tempe kecap.

“Oh iya nanti Cia tidur bareng bi Siti, ya?” ucap Cia memohon dengan aegyo membuat para maid terkekeh gemas.

Bi siti hanya mengangguk ragu setelah mendapat anggukan kecil dari bi Lani.

Setelah selesai makan Cia pun pamit pergi ke sekolah menggunakan sepeda mininya karena hari ini sopir yang disiapkan oleh mama nya sedang izin sakit jadi harus berangkat sendiri. Sebenarnya ia ingin berangkat bersama abangnya, tetapi ditolak mentah-mentah. Menggowes sepeda mini nya dengan semangat sambil menikmati suara-suara kendaraan umum yang berlomba membunyikan klakson karena macetnya jakarta.

Sedangkan di tempat parkir sekolah anak Nevermind dan kedua sahabat Cia telah sampai di sekolahan. Sudah kebiasaan mereka kalau sampai sekolah bukannya masuk melainkan kumpul terlebih dahulu di parkiran sampai bel masuk berbunyi.

“Cia kok belum dateng sih, Tan? Bel masuk kurang 10 menit lagi ini,” tanya Zia gelisah.

“Yaudah lah, nanti juga dateng juga itu anak,” dengus bryan membuat Tania dan Zia kesal. Bukannya nenangin malah bikin kesal, tetapi langsung meluap kesalnya begitu melihat Cia masuk ke pintu parkiran dengan sepeda mini nya.

“Kamu pakai sepeda mini Ci?” tanya Zia heran begitu melihat Cia datang menggunakan sepeda mini.

Cia yang sedang melepas helm sepeda mininya pun langsung menatap ke arah Zia. “Eh, iya, Zia. Kamu malu ya aku sekolah pakai sepeda mini?”

Zia pun buru-buru menggeleng. Ia nggak mempermasalahkan Cia menggunakan sepeda mini hanya saja ia kasihan dengan Cia dan heran saja bukankah ia bisa minta jemput Devlyn, pacarnya? Dia aja selalu diantar jemput oleh Bryan.

”Kenapa gak minta jemput gua sih, Ci? Gua bareng bang Alva,” tanya Tania kesal.

Cia yang sedari tadi masih mengelap keringat karena kelelahan pun menatap Tania. “Aku takut ngerepotin kalian. Rumah kita kan beda arah,” jawab Cia membuat Alva menatap tajam ke arah Cia.

“Sejak kapan seorang Valencia sungkan sama Kafi? Kafi udah gak di butuhin lagi, ya?” jawab Alva lalu pergi meninggalkan parkiran membuat inti Nevermind terkejut karena baru pertama kali ini seorang manusia es ngambek.

“Tania,” lirih Cia melengkungkan bibir nya sambil menatap Tania meminta bantuan.

Tania yang di tatap Cia hanya terkekeh. Huft, ia seperti kembali ke tahun sebelum tragedi itu terjadi. Abangnya yang ngambek dan Cia yang meminta bantuannya, “samperin dong kaya biasanya.”

Setelah mendengar ucapan Tania Cia pun langsung lari menuju arah taman sekolah. 5 tahun mengenal Alvarez membuatnya ia paham tempat tujuan jika Alva badmood.

“Kafi, maafin Cia,” ucap Cia setelah sampai di depan Alva.

Alva menghela nafas pelan, “Cia taukan apa janji Kafi sama Davin? Kafi harus jaga gadis kesayangannya dari bahaya jadi stop sungkan sama Kafi.”

“Maaf,” lirih Cia menunduk.

“Iya gak papa, maafin Kafi juga ya udah marah sama Cia,” jawab Alva lalu di angguki oleh Cia.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!