NovelToon NovelToon
[Bukan] Muhalil

[Bukan] Muhalil

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:36.2k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Kiara percaya cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Tapi ternyata, bermodalkan cinta saja tidaklah cukup. Pernikahan yang baru berjalan 1 tahun atas dasar perjodohan itu harus berakhir begitu saja setelah Erick menjatuhkan talak untuk yang ketiga kalinya. Alasannya selalu sama, hanya karena merasa tidak diperhatikan. Padahal, sebelum memutuskan menikah mereka sudah sepakat akan saling memahami profesi masing-masing.

3 bulan kemudian Erick kembali dengan sejuta penyesalan dan meminta rujuk. Kiara yang sejatinya masih mencintai sang mantan suami kembali memberikan kesempatan meski tahu jalan kembali kali ini harus melewati lika-liku yang rumit. Kiara harus menikah terlebih dahulu dengan laki-laki lain yang disebut muhalil.

Bagaimanakah perjalanan rumah tangga Kiara bersama suami muhalilnya dalam bayang-bayang Erick yang menanti mereka segera bercerai? Namun, siapa sangka dibalik pernikahan muhalil itu, ternyata tersimpan sebuah rahasia yang berusaha dibongkar oleh sang muhalil.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7. TAK SEKUAT YANG TERLIHAT

"Kia," panggil Denis begitu Kiara turun dari motornya.

"Hem," Kiara hanya menjawab dengan deheman sambil melepas pengait helm.

"Kata orang, pasangan sesama anak sulung itu adalah pasangan idaman karena independen dan dapat diandalkan. Banyak juga yang bilang, pasangan anak sulung itu pasangan yang ideal banget karena sama-sama kapabel dan cekatan. Dan yang pasti, mantap menyongsong masa depan bersama-sama." Ucap Denis sambil tersenyum tipis.

"Tapi sayangnya, kita bukan pasangan yang akan menyongsong masa depan bersama-sama." Kata Kiara seraya mengembalikan helm milik Denis. "Terima kasih," ujarnya lagi.

"Sama-sama, senang bisa mengantarkan calon istriku dengan selamat sampai ke tempat tujuan." Balas Denis.

Kiara memutar bola matanya malas, entah dimana Erick menemukan laki-laki ini? Makin ke sini tingkahnya semakin menjadi saja. Rasanya dia tidak sabar menikah hari ini saja kemudian bercerai di hari itu juga. Tapi sayangnya, tidak bisa semudah itu.

"Jadi gimana?" Tanya Denis.

"Apanya?" Kiara balik bertanya.

"Yang aku katakan tadi. Apa kamu tidak berminat mencobanya? Siapa tahu kita benar-benar... ."

"Tidak," potong Kiara yang telah mengerti maksud pertanyaan Denis. "Aku sama sekali tidak berminat." Tegasnya. "Maaf, aku tinggal dulu, sekali lagi terima kasih karena sudah mengantarku." Kiara gegas pergi sebelum Denis kembali melontarkan kata-katanya yang hanya akan membuatnya muak.

Denis tersenyum sambil geleng-geleng kepala menatap kepergian Kiara. Mungkin caranya salah dengan membuat Kiara merasa kesal, tapi hanya dengan begitu dia bisa membuka obrolan.

Denis pun hendak naik ke motornya, namun urung begitu tatapannya tertuju pada seseorang yang berdiri tak jauh dari tempat motornya terparkir.

"Ana," Denis pun gegas menghampiri Liana yang sedang menggendong Shanum yang tampak terkulai lemas.

"Shanum kenapa?" Tanya Denis khawatir, dia maju selangkah untuk melihat Shanum, ternyata gadis kecil itu sedang tidur.

"Shanum demam, Bang. Panasnya gak turun turun jadi aku putuskan untuk membawanya ke rumah sakit." Jawab Liana.

"Astaga Ana, kenapa gak telpon Abang?" Denis mengambil alih menggendong Shanum, saat kulitnya bersentuhan dengan kulit Shanum dapat dia rasakan tubuh gadis kecil itu memang sangat panas.

"Apa Abang akan datang kalau aku telepon, bukankah hari ini adalah acara lamaran Abang? Aku rasa, Mama juga tidak akan mengizinkan Abang datang,"

Denis berdecak pelan, tanpa mengatakan apapun lagi, dia langsung berjalan cepat masuk ke rumah sakit agar Shanum segera mendapat penanganan. Begitu dokter menyarankan agar dirawat beberapa hari, dia langsung memilihkan kamar rawat VIP.

Dua jam berlalu. Setelah mendapat penanganan, akhirnya panas Shanum mulai turun. Liana bernafas lega, beberapa jam lalu dia dibuat cemas karena demam putrinya yang tak kunjung turun meski sudah dia kompres.

"Ternyata, dia lebih cantik dilihat secara langsung daripada hanya dilihat dari foto." Ucap Liana yang kini duduk berdampingan dengan Denis di sofa panjang yang tersedia dalam ruang rawat VIP itu. Saat turun dari taksi, tatapannya langsung tertuju pada Denis dan Kiara. Saat Denis menginap di rumahnya, Denis memperlihatkan foto Kiara padanya.

Denis mengulas senyum, "Kamu juga cantik, Ana." Ujarnya.

Liana tersenyum masam mendengarnya, jika hanya tentang cantik, hidupnya dan putri kecilnya tidak akan seperti ini. Nyatanya, kecantikan yang dia miliki tak mampu menahan suaminya untuk selalu berada di sampingnya. Tetap saja yang akan menjadi pemenang adalah wanita yang akan menjadi madunya, karena wanita itu memiliki apa yang tidak dia miliki.

"Untuk saat ini, tidak usah memikirkan apapun, Ana. Cukup fokus saja dengan kesembuhan Shanum. Meski beberapa hari ke depan Abang akan disibukan dengan segala persiapan pernikahan Abang, tapi Abang akan tetap usahakan untuk tetap bisa menjenguk kamu dan Shanum." Ucap Denis sambil menggenggam sebelah tangan Liana.

"Gak usah bikin Mama marah, Bang. Bukankah aku juga sudah terbiasa hanya berdua dengan Shanum menjalani getirnya hidup." Ujar Liana, melirik sekilas pada Denis.

"Shanum itu cucunya Mama, Ana." Hanya itu yang dapat dikatakan oleh Denis, dia menghela nafas berat seraya melepaskan genggaman tangannya dari Ana lalu menyandarkan punggungnya di sofa.

"Kamu sudah makan?" Tanya Denis, dia melirik jam tangannya, sekarang sudah lewat waktu makan siang.

Liana menggeleng, bahkan sejak pagi dia belum makan apapun karena terlalu khawatir dengan kondisi Shanum. Saat ini saja dia sudah merasa lemas, namun tidak ingin memperlihatkan itu di hadapan Denis. Dia ingin tunjukkan pada Denis dan mama Kasih bahwa dia adalah wanita yang kuat.

"Abang juga belum makan siang, mumpung Shanum masih tidur ayo kita makan ke kantin." Ajak Denis.

Liana merasa ragu untuk meninggalkan Shanum, dia melirik kearah putrinya dengan tatapan cemas. "Maaf Bang, apa bisa tolong belikan saja makanan untukku?"

Denis mengangguk, "Baiklah, kamu tunggu di sini." Denis pun beranjak keluar dari ruangan itu. Melangkah cepat menuju kantin rumah sakit.

Tak lama kemudian, Denis pun kembali ke ruang rawat Shanum dengan membawa dua kotak nasi serta beberapa jenis roti untuk persediaan Liana jika sewaktu-waktu lapar saat dia pulang nanti.

"Bang Denis,"

Panggilan seseorang menghentikan langkah Denis, dia berbalik menatap ke asal suara. Matanya langsung menatap jengah begitu melihat Erick berjalan kearahnya.

"Bang Denis ngapain di sini?" Tanya Erick, tapi tatapannya tertuju pada beberapa bungkusan yang dibawa oleh Denis.

"Siapa yang sakit?" Tanya Erick lagi, dia bisa menebak isi bungkusan itu adalah beberapa jenis makanan.

"Siapa yang sakit, apa itu penting untuk kamu tahu?" Denis tersenyum sinis.

"Aku hanya bertanya, terserah Bang Denis mau jawab atau tidak." Erick menggelengkan kepalanya lalu gegas mengayun langkah menuju ruangan Kiara.

Denis menatap kepergian Erick dengan sorot mata yang tajam, kemudian juga kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang rawat Shanum.

"Shanum belum bangun?" Tanya Denis begitu baru saja masuk.

Liana yang berdiri di sisi ranjang tempat putrinya berbaring, menoleh menatap Denis, "Belum, Bang." Jawabnya.

"Sekarang ayo kita makan," ajak Denis.

Liana pun menghampiri Denis yang telah duduk di sofa, keduanya makan dengan begitu lahap karena memang benar-benar lapar. Sesekali Liana melirik kearah putrinya berharap Shanum segera bangun.

"Shanum itu anak yang kuat, seperti Mamanya," kata Denis yang juga melirik kearah Shanum.

Liana tersenyum tipis, 'Tapi nyatanya, aku tidak sekuat yang Bang Denis lihat. Hampir setiap malam, saat Shanum telah tidur, aku menangis ditengah kesunyian malam.' Gumamnya dalam hati.

"Sudah, jangan melihat Shanum terus, kapan makanan kamu akan habis? Kamu harus makan yang banyak, jangan sampai jatuh sakit juga."

Liana mengangguk. Denis benar, dia tidak boleh jatuh sakit. Cukup hati dan perasaannya saja yang sakit, jangan sampai fisiknya juga ikut sakit.

.

Jangan lupa tinggalkan cap jempolnya ya setelah baca. 🤗🤗🤗

1
Akhmad Soimun
kasiannya kamu owh Erick ku sayaangg, disini ku dulu lohh yang membela kamu Erick..🤣🤣🤣💋💋💋💋💋💋💕💕💕
yellya
can't wait kak👍🏻👍🏻
Ainisha_Shanti
liana ajak lah erick bersatu dengan denis berserta keluarga kiara membongkar kejahatan papa nya erick, agar tiada lagi yang menindas mu berserta shanum
zian al abasy
ayo liana bntu abangmu mngungkap kbusukan handoko dn alek..bingung brpihak siapa erik jg korban liana shanum kiara riwehhh euyyyy..😇😇😇😇🤔🤔
Nurlinda: berpihak sama author ny saja 🤭
total 1 replies
Ilfa Yarni
ayo Liana bantu abngmu jg suamimu agar lepas dr masalah ini dankm jg sudah membantu Kiara jg lho
Adelia Rahma
ada kia.. masalah yang sangat besar
Nurlinda: 🤫🤫🤭🤭🤭
total 1 replies
Dwi Rustiana
ayo babang Denis sat set das des gitu bongkar kebusukan Handoko cs biar g semakin banyak korban
LANY SUSANA: betul ayok sat set ya bongkar kebusukan ortu Erik, dan Erik jg terpaksa tuh sampe babak belur gitu
Nurlinda: Savage 😂🙈
total 4 replies
Heri Wibowo
sungguh menyedihkan nasib Liana
Eva Karmita
lanjut dong 🙏😁
Nurlinda: lanjut gak y 🙈
total 1 replies
Aditya HP/bunda lia
kayaknya Erick bukan anak kandung mereka deh .... jadi ingat alm adikku namanya juga Erick 😭😭
Nurlinda: Al-fatihah untuk adiknya, kak. peluk jauh ❤️
total 1 replies
zian al abasy
nah bguslh azka pun pham dn mndukung denis..ayo bruan brtindak ksian liana gmna y ad d posisi liana shanum.tau lh udh jamannya wanita skrng bdoh" gmpng d bodohi sprti kiara pinter jd dokter tp bdoh gk bs mnilai ataupun mlhat gelagat psngan.tau ahh lap.brhrap denis azka brtindk cept
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
mengsad benerrrr nasibmu Erick.
mungkinkah Erick bukan anak kandungnya Handoko ??
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
wa'alaikumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
alhamdulillaah selamat ya kk 🤗🥰
Adelia Rahma
ayolah kia buka matamu lihatlah Erick tidak benar ² cinta ma kamu..dia cuma di perdaya oleh ayah nya untuk mengambil perusahaan papamu kia..
Nanik Arifin
Ayo cepat bongkar kebusukan Handoko & istri ! Erick berhak bahagia bersama Liana + shanum
Dwi Rustiana
mohon kerjasamanya ya babang Azka untung membongkar kebusukan kadal buntung and the gank didepan Kiara langsung biar ngreog sekalian g cinta buta lagi
Akhmad Soimun: kakak yg tega membulu dombakan Erick siee🥺🥺🥺🤣🤣
Nurlinda: sesayang itu sama Erick 🙈🙈🙈
total 5 replies
Eva Karmita
benar yg dikatakan bang Azka kalau mas Denis lambat Azka yg maju untuk menyelesaikan dan membongkar kebusukan keluarga Erick 🔥💪🥰
Nurlinda: waduh, suami lumpuh. Suami laknat bisanya aku kak 😂🙈🙈
Akhmad Soimun: riquest bikinin novel suami lumpuh dunk kakk,
total 6 replies
Ilfa Yarni
mulai terkuak nih apa yg akan dikatakan Denis PD liana
Heri Wibowo
Erik ternyata dijadikan boneka oleh bapaknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!