NovelToon NovelToon
Cewek Galak Itu Milikku

Cewek Galak Itu Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Playboy / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: nlras

playboy x cewek bar bar x musuh jadi cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nlras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7 | Terpaksa mengikuti

Arga memandangi penampilan Naura yang cukup berantakan,dan masih menggunakan seragam sekolah tetapi sudah kusut. Dia menebak jika Naura baru saja bangun tidur, terlihat garis bantal di wajahnya. Arga menyeringai, ternyata wajah bangun tidur Naura lebih menarik.

"Gak usah pura-pura lupa deh, udah buruan. Jam sembilan malam balapan udah dimulai," kata Arga.

Naura baru ingat kalau tadi Arga memintanya untuk datang ke arena balapan untuk menemani Arga yang akan balapan. Saat itu dia menolak dan mengira Arga tidak akan memperdulikan ketidakhadirannya. Tetapi, ternyata Arga malah menjemputnya sekarang.

"L-lo kok bisa? tahu dari mana rumah gue?" tanya Naura

"Jangankan alamat rumah lo, gue juga tau kok nomor pakaian dalam lo," ucap Arga secara gamblang.

Naura menggeram kesal. "Enggak, gue gak mau pergi sama lo!"

"Percuma juga lo nolak, Naura. Lo itu udah masuk dalam genggaman gue, udah Lo nurut aja deh sama gue." Arga menyunggingkan salah satu sudut bibirnya, mengejek ketidakberdayaan Naura saat ini.

"Enggak, gue gak bisa pergi malam-malam. Bokap nyokap gue bisa marah nanti kalau tau gue keluyuran," tolak Naura.

Arga mengeluarkan ponselnya di kantong celana miliknya, mengangkat ponselnya ke atas. Naura membuka lebar kedua matanya melihat foto yang ada di ponselnya itu, foto keluarganya yang sedang makan malam di rumah sang nenek. Dia menggeleng pelan, bagaimana bisa Arga mendapatkan foto itu.

"Semua keluarga lo lagi pergi 'kan?jadi lo gak ada alasan buat nolak gue kan Naura! Buruan lo siap-siapa atau lo mau gue seret sekarang!" ucap Arga menggertak Naura.

Naura berdecak kesal. "Ck, cowok apaan sih lo, kenapa lo tau semua tentang gue coba? Oke tunggu bentar!"

Sepertinya Naura harus extra hati-hati dengan Arga, cowok itu sudah terlalu jauh untuk ikut campur dalam kehidupannya. Mulut Naura tidak berhenti mengucapkan sumpah serapah, melangkah menuju kamar untuk bersiap. Tidak pernah terbesit sedikit pun di benaknya saat ini kalau dia akan pergi bersama Arga, menemani bad boy itu balapan.

"Kenapa sihh hidup gue mendadak berubah gini semenjak kenal dia," gerutu Naura.

Dia membuka lemari yang menjulang tinggi, terdapat banyak pakaian di sana. Bi Inah selaku asisten rumah tangga punya kewajiban menata lemari milik Naura dan keluarganya. Mata Naura memindai dengan cepat baju mana yang akan dia gunakan. Sebagai anak perempuan satu-satunya semua pakaian Naura diatur oleh kedua kakaknya. Tidak ada baju yang memamerkan tubuhnya, semua baju tertutup.

"Kenapa gue mendadak pusing gini sih? Seharusnya gue asal aja pilih bajunya, biar tuh cowok malu bawa cewek modelan kayak gue ke arena balapan," ucap Naura bermonolog.

Naura mengambil asal pakaian dari lemari, kemudian membawanya ke dalam kamar mandi. Meskipun tidak mau tampil cantik, Naura harus mengutamakan kebersihan. Dia harus mandi karena seharian dia berkeringat. Tidak perlu waktu lama Naura sudah selesai mandi, dengan menggunakan celana jeans dan baju kaos oversize yang berwarna hitam.

"lumayanlah," ucap Naura sambil memandangi pantulan dirinya di cermin.

Tidak lupa Naura menyemprotkan parfum di beberapa titik di tubuhnya, memasukan ponselnya ke dalam tas kecil, kemudian mengalungkan tas selempang di pundaknya. Naura tidak peduli seberapa lama Arga menunggunya, dia sengaja untuk mengulur waktu dan membuat cowok itu jengkel. Tidak mau jika hanya dirinya saja yang jengkel.

"Bibi sama keluarga Non Naura baru saja beberapa minggu pindah ke kota ini. Papa Non Naura dipindahkan tugasnya. Selama di Bandung Non Naura gak pernah jalan sama cowok, baru kali ini lho Non Naura jalan sama cowok ganteng. Ternyata selera Non Naura tinggi juga, pacarnya ganteng," kata Bi Inah.

Naura melebarkan kedua matanya melihat Bi Inah sedang mengobrol santai dengan Arga di teras rumah, mereka terlihat sangat dekat. Senyuman manis Arga pun menghiasi percakapan mereka. Naura berdeham, memberi kode kalau dia sudah selesai.

"Eh Non Naura udah selesai siap-siapnya ya," kata Bi Inah.

Naura memutar malas manik matanya, asisten rumah tangganya itu terlalu dekat dengan Arga. Padahal Arga bukan cowok baik dan mereka pun baru juga bertemu.

"Bibi gak usah sok dekat deh sama nih orang," kata Naura jutek.

"M-maaf, Non. T-tadi Bibi cuman nemenin Den Arga, kasihan udah sendirian nungguin Non Naura," ucap Bi Inah. Belasan tahun Bi Inah bekerja di keluarga Naura sampai detik ini saja dia masih belum berani dengan Naura. Anak bungsu dari majikannya itu karena terkenal galak, dan suka marah-marah.

"Ck, yaudah deh. Bi Inah masuk rumah aja gih, lain kali jangan ajak dia ngobrol lagi. Gak ada gunanya!" ucap Naura penuh penekanan.

"B-baik Non," ucap Bi Inah, "bibi masuk ke dalam dulu ya, Den."

Arga mengangguk pelan, wajahnya ramahnya seketika berubah datar. Menatap sinis ke arah Naura. Tidak percaya kalau Naura sejutek itu pada Bi Inah, padahal wanita paruh baya itu sudah sangat ramah. Arga memandangi penampilan Naura dari ujung kaki sampai ujung kepala, terlihat seperti gadis tomboy. Dia pikir Naura akan menggunakan dress dan bandana seperti gadis-gadis pada umumnya, ternyata dugaannya salah.

"Ngapain lo lihat-lihat gue kayak gitu?" tanya Naura nyolot.

Arga berdecak kesal, dia melangkah meninggalkan Naura, menuju motornya yang terparkir. Tanpa ada arahan dari Arga,Naura mengikuti langkah Arga. Naura mengernyit melihat motor milik Arga, sepertinya dia akan kesusahan untuk duduk di sana.

"Emang nggak ada motor lain gitu?" tanya Naura.

"Gue gak punya motor biasa, lagian juga gue mau balapan bukannya ngajak lo keliling kota," kata Arga ketus.

Naura mencebik. "Lagian juga fungsi gue ikut sama lo itu apa? Awas aja ya jangan aneh-aneh, gue bukan cewek murahan!"

Arga mengurungkan niatnya untuk memakai helm, dia memandang remeh penampilan Naura. "Lo kira cowok-cowok bakalan nafsu gitu lihat lo?"

"Sia*lan," ucap Naura berdecak.

"Gue itu bawa lo bukan karena mau ngejual lo, Naura. Tapi karena lo itu asisten gue,jadi lo harus selalu ada dimana pun gue berada." ucap Arga.

Naura memutar malas manik matanya. "Sumpah ya gue nyesel banget ketemu lo, Arga!"

Arga menyeringai pelan. "Salah sendiri pilih buat ikutin semua perintah gue. Padahal ya lo itu anak orang kaya, barang yang lo pakai juga branded semua, rumah lo juga mewah."

"Dih ogah juga gue ngasih 500 juta secara cuma-cuma sama lo!"

"Yaudah nikmati aja pilihan lo, gak usah protes. Pakai ini," ucap Arga memberikan helm hitam untuk Naura.

Bicara dengan Arga seperti memancing dirinya untuk terus emosi. Sikap tak acuh Arga berhasil membuat Naura kesal. Dia menerima helm yang diberikan Arga, Naura baru mau naik motor saat cowok itu memerintahkan dirinya untuk naik. Naura kesusahan untuk menaiki motor tanpa berpegangan dengan tubuh Arga, motor Arga terlalu tinggi.

"Buruan!" perintah Arga.

"Sabar dulu lah, gue susah naiknya ini." Naura mendengus kesal.

Arga mengulurkan tangannya, memberi pegangan untuk Naura. Namun, Naura menolak menerima bantuan dari Arga. Sikap angkuh Naura berhasil membuat Arga makin kesal, baru kali ini dia bertemu cewek seperti Naura.

"Udah," ucap Naura setelah dia berhasil menaiki kuda besi milik musuhnya itu. Ini pertama kalinya Naura menaiki motor sport, merasa tidak nyaman dengan posisi tubuhnya yang condong ke depan.

"Cari sendiri tempat buat lo pegangan asalkan jangan meluk tubuh gue. Gue gak sudi disentuh sama lo," ucap Arga. Dia kebawa emosi karena sikap Naura yang menolak bantuannya tadi.

"Jangan geer dulu lo, gue juga ogah pegangan sama lo. Mending ya gue jatuh daripada meluk lo!" teriak Naura.

Naura berpegangan pada bagian belakang motor, berharap Arga tidak memacu kendaraannya dengan cepat. Hatinya bertolak belakang dengan ucapannya tadi, dia takut terjatuh apalagi ini pertama kalinya dia menaiki motor sport. Tampaknya Arga memahami perasaan Naura, motor melaju dengan kecepatan sedang. Sesekali dia melirik Naura dari kaca spionnya, terlihat kalau Naura ketakutan. Bibirnya saat ini sedikit lebih pucat.

1
rfah
semangat thorrrr nulisnyaa
azalea
jangan lupa di like yaa man temann :)
azalea
jangan lupa like gaisss:)
rfah
semangat thorrrr
Marry Pang
bagus
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
baguss
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
bagusss
Jannah Sakinah
semangat Thor nulisnya. rajin update ya🌺
ist_goliteratur
AAAAA jadi keinget teman aku, yang punya sifat yang hampir sama kayak Nau.
rfah
lanjuttt
azalea
bantu support yaa gaiss heheheh
rfah
lanjuttt
rfah
bagusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!