NovelToon NovelToon
COLD WORDS

COLD WORDS

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Kisah seorang pria yang tidak lagi mau mengenal cinta, karena bayang masa lalu yang terlalu menyakitinya. Begitu banyak cinta yang datang dan mencoba mengetuk.
akankah ada sosok perempuan yang mampu mengubah kehendaknya?
adakah perempuan yang akan mampu mencuri perhatiannya?
ikuti kisahnya dalam cerita author "COLD WORD"
kisah ini hanya berdasarkan imajinasi author saja. jika ada kesamaan nama tokoh, ataupun latar, merupakan suatu kebetulan yang dibetul-betulkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

COLD WORD-----7

Teriakan kencang Bu Yani dari dalam kamar mandi membuat pak Badi dan Tama terkejut, sehingga keduanya berlari terburu-buru.

"Kenapa mah?!!" seru pak Badi menggedor kamar mandi.

"Kecoa!!! Aduuuh... Geli!!" seru Bu Yani dari dalam kamar mandi.

"Buka pintunya dong mah!!" seru Tama.

"Aduuuh... kecoanya di pintu!!" teriak Bu Yani ketakutan.

"Kita dobrak ajalah, ayo bantu papah." ujar pak Badi.

Akhirnya pintu terbuka. Pak Badi menyingkirkan kecoa yang terbang kesana kemari, sangat mengganggu dan geli. sedangkan Tama, segera membantu Bu Yani keluar dari kamar mandi.

"Gara-gara kecoa, pintu kamar mandi jadi rusak." keluh Pak Badi.

"Ya maaf, pah. Geli banget soalnya. Tumben banget ada kecoa masuk rumah kita." sahut Bu Yani.

"Nanti hari libur, kita cek lagi, kita bersih-bersih rumah dan sekitar rumah." usul pak Badi.

"Setiap hari mamah juga bersihin semua tempat." Bu Yani sewot.

"Ya mungkin saja ada yang terlewat."

"Papah ini nggak percaya banget sama mamah, mamah ini setiap hari beberes dan bersih-bersih di dalam dan diluar rumah."

"Iya, papah percaya. Cuma kan ya nggak apa-apa kan kalau sesekali kita bersih-bersih bersama lagi. pembersihan seluruh area."

"Kalian ini..." Tama mengernyitkan dahi melirik Pak Badi dan Bu Yani secara bergantian.

"Lha itu loh papahmu, dia bilang mamah kalau bersih-bersih nggak di semua tempat." ucap Bu Yani sedikit kesal.

"Papah nggk bilang gitu loh. Papah cuma ngajak bersih-bersih bareng nanti pas weekend. Mamahmu aja yang sensitif." pak Badi tak mau kalah.

"Kalian apaan sih?" aku lapar! Dah, ayo kita makan!" seru Tama menengahi pertengkaran sepele di rumah itu.

"iya, papah juga lapar. Ayo makan dulu. Nanti bantu papah benerin pintu kamar mandi." sahut pak Badi

"Oh, sebentar mamah siapin jus dulu."

Sarapan pagi itu begitu sederhana, namun rukun dan dipenuhi kehangatan keluarga. Tama fokus dengan suapan-suapannya. Tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya selama makan.

"Tambah lagi, Tama." kata Bu Yani.

"Sudah mah, cukup."sahut Tama lalu bangkit menaruh piring kotor di wastafel.

"Aku mau siap-siap duluan. Hari ini juga aku pulang malam." ujar Tama setelah meneguk air putih.

"Pakai mobil saja, atau mau papah antar?" pak Badi menawarkan diri.

"kalau malas macet, kan motor juga ada." Bu Yani menambahkan.

"Nggak usah. Aku masih suka naik bus saja." jawab Tama sambil berjalan menuju kamarnya.

"Kasihan anak kita. Sudah lama dia tetap belum nyaman mengemudi sendiri." ucap pak Badi.

"Kita harus sabar, pah. Aku yakin suatu saat nanti, Tama akan kembali membaik seperti dahulu." sahut Bu Yani berusaha baik-baik saja.

"Aku juga berharap begitu. Semoga hatinya pun bisa terbuka menerima wanita baru."

"Semoga anak kita dipertemukan dengan gadis baik-baik, yang bisa menembus tembok kokoh Tama." sahut Bu Yani sambil membereskan piring kotor.

"juga yang bisa mengambil hati kakek buyutnya Tama."

Ada rasa kesal yang tertangkap dari kalimat terakhir pak Badi. Rasa marah yang bercampur dengan rasa segan dan hormat, rasa kecewa namun tak bisa mengatasinya.

Seperti ada sebuah aturan dalam keluarga yang harus dipatuhi secara turun temurun, dan ada hukuman berat bagi yang tidak mau melakukannya.

.

 .

.

Sementara itu, di kediaman Tyas pagi itu, terjadi sedikit kegaduhan juga. Namun bukan karena kedatangan kecoa. Melainkan pertengkaran kecil yang tidak serius antara dua bersaudara.

"Billy!!! Buruan boker nya!!! Kakak kesiangan ini!!!" teriak Tyas sambil menggedor pintu.

"Bentar!! masih mules!!" sahut Billy dari kamar mandi.

"Aduh... Gimana ini?!!" Tyas mondar mandir di depan kamar mandi.

"Kalian ini tiap pagi kok ribut terus rebutan kamar mandi." ujar pak Anton.

"Memangnya menurut ayah, mereka pernah rukun?" sahut Bu Nita sambil membereskan meja makan.

"Ah,benar juga. Makan saja rebutan yang duluan ngambil nasi lah, yang duluan ngambil lauk lah, yang rebutan mau ngabisin sayur lah. Ada saja yang mereka ributkan." pak Anton terkekeh mengingat polah kedua anaknya.

"Mereka ngikutin sifat siapa ya?" sahut Bu Nita

"Sifat penjual cilok yang lewat depan rumah. Itu persis kakak." seru Billy sambil membuka pintu kamar mandi.

"Dih, ngeselin! Kamu tuh yang mirip sifat kang galon." Tyas tak mau mengalah dengan adiknya, dan langsung masuk kamar mandi.

"Tapi aku suka melihat mereka seperti itu. Hahahah..." kelakar pak Anton.

"Ayah juga sama saja." kata Bu Nita setelah menghela nafas.

"Ayah, kayaknya memang kita perlu membuat kamar mandi satu lagi deh. Nggak nyaman bangetloh yah, tiap aku boker, kakak pasti nggedor-nggedor pintu." keluh Billy.

"Iya loh, yah. Kalau kita waktunya harus pergi bareng-bareng, antrinya kelamaan." imbuh Bu Nita.

"Hmm... Begitu ya? Okelah. Nanti ayah panggil tukang."

"Aku yang rancang modelnya ya yah." ujar Billy bersemangat.

Billy, adiknya Tyas, saat ini adalah mahasiswa di salah satu kampus ternama di kotanya. Jurusan arsitek ia pilih, karena sejak kecil sangat suka menggambar. Billy juga selalu merasa tertarik melihat-lihat gedung pencakar langit, atau bangunan-bangunan unik yang ia temui sepanjang jalan.

Ketertarikan itu, sudah dialami Billy sejak masih kecil. Itulah sebabnya, bakat dan minat yang dimilikinya, didukung penuh oleh seluruh keluarga.

Ayahnya Tyas hanya seorang pengawas produksi di sebuah pabrik, dengan gaji standar, itulah sebabnya, Tyas merasa ikut bertanggungjawab membantu biaya kuliah Billy yang tidak sedikit.

Meski pun sering bertengkar dan meributkan hal-hal kecil, namun dua bersaudara beda jenis kelamin itu, selalu bisa saling mendukung dan saling mengerti.

Billy tidak akan pernah kurang ajar atau tidak sopan dengan kakak perempuannya. Billy merasa bersyukur memiliki kakak seperti Tyas yang begitu menyayanginya dan selalu mengutamakan dirinya.

Itulah sebabnya, Billy tidak akan pernah membantah, ketika Tyas memberikan masukan atau saran untuk dirinya.

Sedangkan Bu Nita, adalah ibu rumah tangga, yang murni mengurus rumah sambil membuka usaha kecil-kecilan, menerima pesanan Snack. Namun karena keterbatasan tenaga, Bu Nita hanya menerima pesanan dalam partai kecil saja.

Seluruh anggota keluarga bekerja bersama-sama. Bahu membahu mencari rejeki, demi tercukupi kebutuhan dalam rumah tangga. Sungguh keluarga sederhana yang bisa menjadi contoh baik dalam bekerja sama.

"Kak, nanti pulang kerja jam berapa?" tanya Billy sambil melongok ke dalam kamar kakaknya.

"Jam 4 seperti biasa. Kenapa?" jawab Tyas sambil menyisir rambutnya.

"Nanti lah aku wa." Billy tampak ragu-ragu ingin membicarakan sesuatu.

"Lah, bisa ngomong langsung kenapa harus wa?" ujar Tyas sambil menelisik ekspresi adiknya.

"Hmm... Nanti saja." Billy tetap tak ingin berbicara langsung.

"Ya sudah, terserah kamu sajalah. Kakak harus segera berangkat." ucap Tyas berpamitan.

"Iya, hati-hati. Jam 4 buka wa ya." sahut Billy.

"iya. Adik jelek." kelakar Tyas sambil terbahak, dan dibalas Billy dengan senyum lebarnya.

...****************...

To be continue....

1
Marlina Bachtiar
ajakin Tama nya nginep di rumahmu Bil 👍🤣
HARTINMARLIN
semoga aja Tyas sama Tama berjodoh
Marlina Bachtiar
nah loh ketemu lg sama Tama,jodoh tuh 🤣
Marlina Bachtiar
apa itu adiknya Tyas🤔
Marlina Bachtiar
pasti Tama tuh yg lg jalan, ketahuan kl Siska bukan pacarnya 🤭
Marlina Bachtiar
waduh takut Tyas cemburu ya 🤣🤣
Marlina Bachtiar
jangan lihat luarnya yg penting rasanya 👍
Marlina Bachtiar
pasti ngarep di anterin Tama 🤣🤣
Marlina Bachtiar
ternyata bapak" jg baca ya 🤭
HARTINMARLIN
bagaimana jalan kehidupan mereka berdua?.... akankah mereka berdua kejenjang pacaran 🤔🤔
HARTINMARLIN
lanjut lagi
HARTINMARLIN
sepertinya Tama mulai ada rasa suka kepada Tyas
HARTINMARLIN
hati-hati
HARTINMARLIN: iya typo nya 🤭🤭
𝒀𝑶𝑺𝑯: 😁😁😁 typo bunda
total 2 replies
HARTINMARLIN
semoga aja Tama bilang pacarnya 🤭🤭
🍁𝕬𝙮ͨ𝙚ͥ𝙨ꙵ𝙝ⷮ𝙖ⷽ❤ͽ֟֯͜᷍ꮴ❣️🔵
terpesona kah kamu "tama
Marlina Bachtiar
jgn balikan lg deh 😣
Marlina Bachtiar
temenan aja,jgn minta lebih 🤭
Marlina Bachtiar
waduh 🤣
Marlina Bachtiar
mimpi 🤣
Marlina Bachtiar
pura" tidur aja Tyas 🤫
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!