NovelToon NovelToon
Introvert Efek

Introvert Efek

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Selingkuh / Dokter Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Deri saepul

Akmal seorang dokter gigi yang introvert seketika hidupnya berubah saat mengetahui kalau dirinya dimanfaatkan
Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kehormatan yang sudah diinjak-injak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menggoda wanita Cantik

Mendengar pernyataan Akmal, Gadis itu hanya melongok menatap heran ke arah orang yang terlihat sangat aneh. dia tiba-tiba datang dan menudingnya memperhatikan orang lain padahal dirinya tidak merasa demikian.

"Apakah kamu mengenalku?" tanya Akmal setelah tidak mendapat jawaban, wajahnya terlihat merah padam merasa malu dengan pertanyaan konyol yang dilontarkan. tapi dia tidak bisa berbuat banyak karena hanya kata-kata itulah yang dia bisa utarakan.

Gadis itu tidak menjawab,Dia hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban bahwa dia tidak mengenal Akmal. Dan mungkin dia baru pertama kali melihat pria yang sangat culun dan aneh.

"Perkenalkan aku Akmal Sanjaya, mungkin kamu lupa sehingga kamu sejak dari tadi aku perhatikan kamu terus melihatku, seperti orang yang pernah kenal."

"Maaf aku tidak memperhatikanmu?" jawab wanita itu masih dengan rasa heran, namun wajahnya terlihat sangat ramah semakin menambah kecantikannya.

"Aku yang duduk dan memegang teh botol di sana. sejak dari tadi aku perhatikan kamu terus meliriku." ujar Akmal sambil menunjuk ke arah sofa yang tadi ia duduki.

Perempuan itu menoleh ke arah kursi yang ditunjuk, namun dia merasa dia tidak memperhatikan ke arah sana, sehingga gelengan kepala mulai terlihat kembali.

"Benar aku yang duduk di sana sambil memegang botol, Masa kamu lupa Padahal baru saja kamu lakukan. Kamu tadi menatapku dengan penuh kekaguman." ujar Akmal Sanjaya Kukuh dengan pendiriannya, bahwa wanita itu sejak dari tadi memperhatikannya.

"Ada apa ini?" tiba-tiba suara seorang laki-laki memecahkan keriuhan obrolan Akmal, membuat pria yang sedang berusaha menerangkan melirik ke arahnya.

"Tidak Ramlan, tidak tidak apa-apa." jawab wanita itu sambil memegang pria yang baru datang.

Ramlan tidak memperdulikan perkataan istrinya, Dia menatap tajam ke arah Akmal dengan begitu penuh kebencian, seperti benda yang ia sayangi bukan direbut oleh orang lain.

"Kenapa kamu menggoda istriku?" tanya Ramlan dengan wajah kusam penuh amarah.

"Istri.....?" ulang Akmal seolah tidak percaya dengan jawaban pria itu, soalnya dia menyangka kalau wanita yang ia dekati masih lajang.

"Iy  dia istriku dan kenapa kamu menggodanya!" bentak Ramlan yang mulai menaikkan intonasi suara Bahkan dia mulai mendekati Akmal.

"Sudah Ramlan, sudah jangan diteruskan." Tahan wanita itu sambil memegang tangan suaminya.

"Maaf Pak. maaf ini salahku. Aku kira dia belum...."

"Diam Kamu pecundang!" belum sempat Akmal menjelaskan Ramlan sudah memotong, kemudian dia menghadap ke arah istrinya yang terlihat ketakutan.

"Kamu baru ditinggalkan satu menit saja, kamu sudah menggoda pria sembarangan. Kurang apa aku sama kamu, Aku sudah memberikan semuanya tapi kamu balas seperti ini?" Bentak Ramlan terhadap istrinya.

"Sudah Ramlan Kita Jangan Bertengkar di sini, malu dengan para tamu undangan yang hadir."

"Kalau kamu punya malu, kamu jangan tebar pesona ke mana-mana. ingat kamu sudah menjadi istriku, tidak boleh memberikan senyuman kepada pria lain, apalagi kepada pria bodoh yang tidak bisa membedakan di mana wanita yang sudah menikah mana wanita yang belum."

"Maaf Pak Ini semua salahku!" potong Akmal yang merasa kasihan melihat wajah wanita itu dipenuhi ketakutan.

"Kamu diam! jangan banyak berbicara, dasar mata keranjang!" bentak Ramlan sambil mendorong tubuh Akmal sehingga tubuh yang terlihat lemah itu terjungkal menabrak meja lalu ambruk ke lantai.

Para perhatian pengunjung pun mulai tertuju ke arah keributan, suara musik yang mengalun dari atas panggung mulai berhenti untuk sejenak menenangkan orang yang bertikai.

Pandangan dan Tatapan yang penuh rasa heran membuat Ramlan tidak nyaman, sehingga dengan kasar dia menarik tangan istrinya untuk segera pergi dari kerumunan itu, meski ditolak namun tenaganya yang kuat sehingga dengan mudahnya Wanita itu pergi meninggalkan Akmal yang bangkit dari tempat terjatuhnya.

Setelah suasana kondusif musik pun kembali dilanjutkan, orang-orang mulai menari kembali mengikuti kebahagiaan yang sedang dirasakan oleh kedua mempelai, seperti tidak terjadi apa-apa. Akmal mulai berjalan dengan gontai dipenuhi rasa malu karena dia sudah menggoda istri orang lain, dengan wajah yang memerah dia pun duduk kembali di dekat bibinya yang seolah Acuh tidak memperhatikan rasa malu keponakannya.

"Kenapa Bibi berbohong sama Akmal?" tanya pria itu dengan suara yang sedikit bergetar merasa kesal karena dirinya sudah dikerjain.

"Aku tidak tahu kalau dia sudah memiliki suami. eh Diana, Di mana ibumu?" jawab Lesti sambil melirik ke arah orang yang lewat.

"Di sana Bi! sedang mengobrol dengan keluarga lainnya."

"Aku sudah lama tidak bertemu dengan orang tuamu, ajak aku ke sana!"

Lesti bangkit dari tempat duduknya dibantu oleh Diana kemudian dia pergi meninggalkan Akmal sendirian duduk di kursi sofa. suasana yang begitu meriah dan megah tidak membuat hati Akmal merasa terhibur, Dia merasakan kesendirian yang mendalam.

Inginnya Akmal mencari sudut yang lebih sepi, mencoba menemukan tempat di mana ia bisa merasa lebih nyaman. Namun, di tengah keramaian, terasa sulit untuk menemukan ruang keheningan yang ia butuhkan untuk meresapi keadaan. Sambil mencoba tersenyum dan menyapa beberapa orang, Akmal merasa kecang di tengah kerumunan. Obrolan dan tawa-tawa yang riang membuatnya merasa seperti seorang penonton di tengah panggung yang tidak tahu harus berbuat apa. Ketika musik semakin keras, keinginan Akmal untuk menarik diri semakin kuat. Ia merindukan momen keheningan, di mana ia bisa merenung dan meresapi perasaannya tanpa harus berbicara. Namun, di pesta pernikahan ini, setiap sudut ruangan penuh sesak dengan keceriaan dan suara yang merayap ke telinga.

Akmal merasa terputus dari dirinya sendiri, terjebak dalam suasana yang begitu kontras dengan kepribadiannya yang lebih damai. Ia mencoba menahan perasaan tidak nyaman, berusaha berbaur, tetapi kerumitan acara dan keinginannya untuk menyendiri semakin menciptakan benang merah ketidaknyamanan. Melalui kehadirannya yang di tengah-tengah, Akmal merenung tentang bagaimana ia bisa lebih baik mengelola situasi ini. Dalam keinginannya untuk merayakan bahagia keluarganya, ia menyadari bahwa memberi diri sendiri izin untuk mengambil waktu untuk diri sendiri mungkin adalah langkah yang penting untuk tetap seimbang di tengah keramaian yang menyenangkan tetapi terkadang menekan bagi seorang introvert.

"Kenapa kamu tidak makan?" tanya suara seorang perempuan tua yang duduk di samping Akmal.

"Tadi sebelum ke rumah Bibi, aku sudah makan di jalan. jadi aku tidak lapar."

"Walaupun sudah makan sebaiknya kamu cicipi dulu hidangan yang disuguhkan oleh kedua mempelai, Siapa tahu saja kamu bisa ketularan?" ujar Bi Ati memberikan saran.

"Ketularan apa?" tanya Akmal masih tetap dengan wajah datar, rasa malu Yang tadi Ia alami masih tergambar jelas di benaknya.

"Ketularan agar kamu cepat memiliki pasangan dan menikah seperti mereka."

"Ah Mana mungkin bisa seperti itu, kalau hanya menggunakan mediasi makanan. Kenapa bibi sudah bubar dengan keluarga?"

"Ini sudah lumayan malam, Bibi seharusnya sudah beristirahat di rumah."

"Baiklah kalau begitu, Akmal antar pulang!" jawabnya dengan wajah sumringah seperti seorang napi yang hendak dibebaskan.

"Tapi kamu makan dulu!"

"Aku sudah kenyang Bi, Kalau pun aku lapar pasti aku makan. Ya sudah ayo pulang nanti keburu malam." ajak Akmal sambil membantu bibinya untuk bangkit dari tempat duduk, kemudian mereka berdua pun berpamitan kepada orang yang sedang mengadakan resepsi untuk pulang ke rumahmu.

1
🎀
mc-nya freak, kek mana ga ada yg ngedekatin

1 like for you
jangan lupa mampir ya ke novelku ya 🤗
Raksha
saya juga pernah digituin thor
Raksha
Alusss, lanjutin Ampe sratusss
Raksha
Detail banget🙏, kamu dokter gigi kah thorr?
Raksha
Anjayyyy akhirnyoo
Raksha
tapi Thor, bukannya Akmal ganteng dan gagah?
Raksha
Thorrr saling mendukung yukk
Raksha
gwe suka penggambaran suasana lu
Raksha
Author, bisa gak mcnya jangan... 'gitu' ngerti ga?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!