NovelToon NovelToon
Oh My Secretary

Oh My Secretary

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa / Office Romance
Popularitas:31k
Nilai: 5
Nama Author: Nuhume

Season 2 dari, "Menantu Sampah Seorang Millionaire".

Hari pertama Lucia masuk kerja sebagai sekretaris di Alfred Corporation tidak berjalan mulus sesuai keinginannya. Dia bertemu dengan Rey Alfred yang memberinya banyak omelan di hari pertama dia bekerja. Karena tidak terima, Lucia mengamuk. Begitu marahnya, dia sampai mengusir Rey dari kantornya sendiri. Akibatnya, Rey yang merasa bersalah meminta maaf dengan spektakuler.

Namun awal yang agak aneh itu justru membawa hubungan mereka ke titik yang tidak pernah mereka sangka sebelumnya. Mereka tidak hanya bertemu sebagai bos dan sekretaris di kantor, tapi juga menjelma sekedar TTM-an? Apakah mereka akan tetap mengatakan "Love is Bullshit!" meskipun mereka tahu jika mereka perpect for each other?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

07. Bertemu Kembali

Tidak menjelang lama, pintu ruangan Rey terdengar diketuk pelan dan sopan. Raut wajah Rey tersenyum sinis sepersekian detik mendengar itu kemudian berubah datar dan dingin kembali.

"Pasti dia!"

Rey kemudian berdehem dan menampilkan raut wajah seorang pucuk pemimpin yang tengah kalut dan mudah tersinggung. Dia benar-benar akan serius dengan adegan tersebut.

"Masuk!"

Daun pintu kemudian terbuka. Terlihat sosok wanita yang bertubuh ramping melangkah masuk ke ruangan tersebut dengan sikap canggung. Dia menunduk untuk menghindari tatapan maut di pagi hari. Dia sangat yakin akan mendapatkan tatapan itu, karenanya dia menunduk untuk beberapa menit, agar meyakinkan dirinya dia bisa menghadapi situasi saat itu.

"Angkat wajahmu," ucap Rey dingin.

Dia kemudian mengikuti perintah Rey. Tiba-tiba mata mereka bertemu. Seolah mereka melihat Laut Merah terbelah oleh tongkat mukjizat Nabi Musa! Mereka terdiam beberapa detik, kemudian mata mereka saling melotot.

"Kau?" ucap Rey.

Dia adalah wanita jelmaan Dewi Aphrodite yang di jelaskan Rey sebelumnya kepada Carlo, dia juga tengah melotot menatapnya.

"Kau??!" ucap Lucia.

Rey terdiam. Dia tidak akan mungkin lupa dengan wanita yang cantik dan ceria itu, senyumnya yang menawan dan rambutnya sebahu dengan berwana merah gelap. Setelan blus kantoran dengan berwarna biru dan rok hitam span sebatas lutut dan heels yang tidak begitu tinggi, mereka semua yang melekat terlihat menyatu, begitu serasi di kenakannya.

"Wanita bus itu, tidak mungkin aku tidak mengenalnya, apa lagi melupakannya begitu saja," batin Rey.

"Lucia Eve itu kamu?!" tanya Rey.

"Iya!" timpal Lucia.

Rey mendengar itu memejamkan matanya. Dia menunduk dan memegang kepalanya agar wajahnya yang sedikit menyamarkan senyumnya tidak terlihat. Ia diam sebentar untuk menenangkan hatinya, dirinya, dan mengendalikan euforia hatinya. Setelah itu Rey mengembalikan "setelan" karismanya seperti sedia kala.

Dia bertindak sebagai atasan yang kejam, non kompromi terhadap karyawan yang datang amat sangat terlambat pada hari pertama masuk kerja.

Rey mengembalikan raut wajah datar dan dinginnya setelah itu menatap tajam ke arah Lucia. Dia menghembuskan nafasnya keras sekali, kasar dan berat. Sambil berpura-pura membanting map yang berada di tangannya ke meja kerjanya.

Dia mengeleng-gelengkan kepalanya, membuka jasnya dan menarik setelan kemeja tangannya itu hingga ke siku. Dia pun terlihat melonggarkan dasinya dengan wajah memerah karena amarah. Untuk memastikan semuanya berjalan sesempurna mungkin, dia meminta Lucia untuk menutup pintu.

"Tutup pintunya!" ucap Rey dingin dengan nada suara yang tahu-tahu nya sudah menjadi sangat serius.

Lucia pun menurut dengan berharap, semoga Tuhan masih berbaik hati kepadanya, agar dia tidak mati muda saat itu. Melihat perlakuan Rey, dia sepertinya akan membunuh Lucia hidup-hidup.

"Duduk!" perintah Rey lagi.

Wanita yang berada di hadapannya itu begitu menjadi penurut, dia kemudian duduk dan diam. Sikapnya mulai terancam, di wajah Lucia saat ini lebih mirip kambing yang berada di tanggal 10 Dzulhijjah! Siap untuk di kurbankan.

Lucia menelan ludahnya berat karena sikap dan tatapan Rey kepadanya.

Rey kemudian menarik nafas panjang, kemudian bangkit dari tempat duduknya. Dan berjalan mengintari punggung Lucia. Dia berjalan seakaan dia saat ini bertindak layaknya seorang detektif di ruang interogasi, atau sosok pengacara yang penuh gaya di film-film pengadilan di Hollywood.

"aku tahu ini hari pertamamu masuk kerja. Mungkin kau belum terbiasa dengan keadaan lalu lintas dari rumahmu ke kantor ini. Aku juga tahu kau yang telah dengan baik hati membayar ongkos di bus tadi. Dan untuk itu jelas aku harus sangat berterimah kasih dengan hal itu ..."

Rey sengaja menjeda kalimatnya, membuat kalimatnya mengambang dengan tujuan agar nada selanjutnya dia bisa beri pukulan yang telak pada kesempatan selanjutnya.

"Tapi, apakah lantas itu berarti bisa membuatmu bertingkah seenaknya di sini?! Hah?!" ucap Rey yang seperti bom meledak, suara Rey begitu keras macam orang kalap.

Lucia yang mendengar itu dengan wajah yang pucat dan tegang merasa luar biasa kaget sampai dia mengeluarkan suara pekikan lirih, lebih mirip tikus yang terjebak dalam perangkap.

"Kau pikir, kau ini siapa? Kau pikir kantor ini milik kakekmu? Tempat yang kau bisa datang dan pergi seenaknya saja?!"

Rey semakin membuat aksi di luar rencana awal, dia semakin menjadi-jadi dan semakin panas. Walau dalam hati dia sangat gemas melihat mimik wajah Lucia dengan perubahan wajah lainnya. Apa lagi saat dia terpekik lirih, hampir saja membuyarkan konsentrasinya. Dia ingin tertawa tapi masih sanggup Rey tahan.

"Atau jika perusahaan ini, kantor ini milkmu, terserah kau saja ingin datang atau tidak!! Orang lain banting tulang untuk mencari pekerjaan, sedangkan kau? Sudah dapat pekerjaannya malah kau bikin main-main! Kau tidak profesional! Kau amatiran!!" teriak Rey.

Lucia mati kutu. Dia sudah menyiapkan diri untuk amarah, sudah menerima segalanya sejak awal jika akhirnya dia akan mendapat marah pimpinannya, reaksi Lucia sudah dia catat dalam isi kepalanya beserta alasan. Dia memang mengharapkan reaksi yang tidak bersahabat atas keterlambatannya agar tidak ada rasa hutang budi bagi perusahaan dan pimpinannya. Tapi tetap saja dia tidak berharap akan segempar itu.

Badan Lucia menggigil ketakutan. Keringat dingin mulai menitik di pelipisnya.

"Tapi, Tuan ... saya tadi baru saja meng ...."

"Diam! Shut up!" ucap Rey kejam.

"Jangan sesekali membantah atau memotong pembicaraan ku sebelum aku selesai bicara!" timpal Rey kembali.

Rey menjelaskan jika di tempat tersebut dia sebagai pemimpin mendidik karyawannya dengan sangat baik, tidak seperti Lucia yang seenaknya. Dia menjelaskan jika dia adalah seorang pimpinan, bos tertinggi. Setidaknya dia adalah orang yang bisa menentukan hidup atau tidaknya para karyawan di perusahaan tersebut berdasarkan hasil upah mereka.

"Kalian bisa makan yang enak, berteduh di rumah yang nyaman bisa menyekolahkan anak, bisa piknik atau bulan madu, itu semua berkat kemurahan hatiku memberi kalian belas kasih, dan itu, kau juga termasuk kedalamnya!" ucap Rey dengan suara yang tegas dan congkak.

Rey tidak ada habisnya mengatakan jika Lucia di terima bekerja di perusahaan itu karena dia sebagai pimpinan memiliki rasa simpatik dengan CV nya (curiculum vitae).

"Sekarang, begini perlakuanmu dengan orang yang memberimu kesempatan untuk hidup lebih lama lagi? Hah?!" ucap Rey dengan sorot mata yang tajam.

Badan Lucia bergetar hebat, dia mulai terisak kecil mendengar ucapan Rey yang tertancap di hatinya. Dengan ketakutan dan emosi yang meluap, dikeluarkan Lucia dengan air mata. Senyum samar Rey kembali terpancar di wajahnya, dia ingin tahu sejauh mana Lucia bisa bertahan. Jika dia ingin mengakhiri semua itu, dia harus segera meminta untuk mengundurkan diri terlebih dulu, pikir Rey.

1
Datu Zahra
dah stop baca, maaf ya Thor. kecewa sama karakter Rey, perusahaan sebesar apapun punya cara masing² buat uji karyawan, dan enggak pantes Lucia bertingkah begitu.
Nuhume: Maaf ya kak, kalau ga sesuai.
Aku cuma ikutin aturan kontes yg emang milih untuk unggulin karakter perempuannya. Jd aku ubah Rey si manusia kaku dan Es itu, sedkit lebih humble..
semoga karya di karya aku selanjutnya, kakak suka 🙏🙏🙏❤️
total 1 replies
Datu Zahra
Kau buat aku kecewa sama perubahan karakter Rey Thor.
Datu Zahra
enggak ada sopan asli, atasan dipermalukan begitu. Jatuh cinta sama sikap cool Rey dikisah Bram, tapi disini karakternya berubah. asli jadi enggak pengen baca
habibulumam taqiuddin
setuju
habibulumam taqiuddin
rey ayo dunk. masa kalah
habibulumam taqiuddin
tidak usah diterima.
Novie Achadini
sakit jiwa lucia
Novie Achadini
brani bgt karyawan ngamuk dikantor
Nuhume: Lagi Mumet dia Kak😆
total 1 replies
Usagi Pica
good job Lucia,buat Rey mati kutu😀😀
Nuhume: Hahahha siapppp
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!