NovelToon NovelToon
Hati Kedua Sang Mafia

Hati Kedua Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: aksaraprabu

Novel ini Season Kedua Janda Judes....

Daniel Arandra Hampir seluruh hidupnya diliputi kebencian sebelum akhirnya segala kebenaran terungkap. Ia yang dulu tumbuh tanpa kasih sayang kini berada dalam kehangatan dan limpahan kasih keluarga tercintanya.

Namun agaknya Tuhan ingin mengujinya sekali lagi. Entah itu karma atas perbuatannya di masalalu atau inilah awal dari kebahagiaan yang sesungguhnya.

Saat hatinya terpaut pada seorang gadis keadaan menjadi dinding penghalang untuk cintanya.

Dena Syavira adik dari sang kakak ipar adalah gadis yang mampu membuat hatinya bergetar. Gadis yang ceria yang memiliki senyum yang hangat.

Akankah Cinta mereka bisa bersatu? Mari kita ikuti kisah Daniel dan Dena...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aksaraprabu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemoterapi

Dena berjalan dengan kesal keluar rumah. Dia terus menggerutu dengan sikap Daniel yang mendiamkannya sejak kemarin.

"selamat pagi cantik...." Maxim sudah berdiri didepan pintu menyambut Dena dengan bunga mawar merah di tangannya.

"Max..?! kau disini?" Dena terkejut melihat pria itu di depan pintu rumah. " ngapain pagi-pagi kesini?" tanya Dena dengan nada kesal.

"tentu saja aku ingin menjemput mu..." mengulurkan tangan. "ayo kita ke kampus bersama."

"eh... tidak perlu Max, aku bisa naik taksi kok," tolak Dena halus.

"ayolah cantik aku sudah sampai disini dari tadi,masak kamu gak mau bareng aku..." Max menampilkan wajah memelas.

Ck... lagian siapa suruh kesini. batin Dena jengah.

Tap...tap...tap...Dari dalam rumah terdengar suara langkah kaki.

Dena melirik dengan ekor matanya. "kak Daniel...." ia mendengus melihat Daniel yang masih terlihat dingin.

"kau?!" Daniel menatap tajam Maxim yang masih memohon pada Dena. " apa yang kamu lakukan disini sepagi ini?"

"tentu saja menjemput tuan putri ku yang cantik ini..." Max merangkul pundak Dena tiba-tiba.

"Max, lepaskan!!!" mengibaskan tangan Max dari pundaknya.

"Cih... tuan putri, sejak kapan Dena jadi tuan putri mu!!! anak bau kencur sudah mau cinta-cintaan." meraih tangan Dena.

"ayo berangkat, kita bisa terlambat nanti." Daniel langsung membawa Dena masuk kedalam mobilnya tanpa memperdulikan Max.

"Masuk!!!" titahnya tegas.

Sudah melajukan mobilnya...

Daniel masih terus diam dengan aura dingin dan mencekam.

Sesekali Dena melirik pria tampan itu dengan ekor matanya.

Menyebalkan sekali sih, dia yang maksa nganter tapi aku dicuekin sekarang. gumam Dena.

"jangan mengumpat ku," suara Daniel membuat Dena terkejut.

"ehh...denger ya..." jawab Dena acuh. " salah sendiri, kakak yang maksa bareng malah sekarang aku dicuekin."

"memangnya aku harus apa? menggoda mu seperti anak bau kencur tadi. Memalukan!!!" melirik Dena sekilas lalu kembali fokus pada jalanan.

"kenapa kakak marah, dia kan hanya bercanda,"

"aku seorang pria Dena, aku tahu mana yang bercanda dan tidak. Jauhi pria itu aku tidak suka."

"kami hanya berteman kak apa salahnya sih." Dena makin kesal.

"Dena!!!" sentak Daniel. "jika aku bilang jangan terlalu dekat dengannya maka lakukan saja." Daniel mencengkram kemudi menahan amarah.

"memangnya kakak siapa melarang ku dekat dengan Maxim,"

"......" tidak ada jawaban tenggorokan Daniel tercekat.

Ayo kak katakan jika kakak memang cemburu!! batin Dena.

"kakak tidak bisa jawab? terus kenapa kakak melarang ku dekat dengannya." paksa Dena.

"Ck..." Daniel menghentikan laju mobilnya. Dia menatap tajam Dena. "dengarkan ini Dena, kamu adalah adik dari istri kakak ku, jadi kamu juga adik ku sekarang, aku juga punya hak untuk melindungi dan melarang mu berteman dengan orang-orang tidak jelas seperti pria itu."

Deg!!!

aku hanya dianggap adik. apa dia ini tuli atau apa aku bahkan sudah mengatakan padanya jika aku menyayanginya. Batin Dena.

Ia menatap tak percaya pada Daniel.

"hanya itu?" Dena tersenyum getir.

"tentu saja." jawab Daniel tegas.

"kamu tidak punya hak melarang ku berteman dengan siapapun. Aku bukan adik mu!!!" Dena menekan kalimat terakhirnya.

Dengan gerakan cepat dia turun dari mobil. Daniel ikut turun mencoba menahan Dena agar tidak pergi.

"masuk kedalam mobil Dena," menarik tangan Dena.

"tidak, lepaskan." mengibaskan tangan Daniel. "sekali lagi aku katakan, aku bukan adik mu Daniel, bukan adik mu!!!"

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat didepan mobil Daniel.

Maxim keluar dari dalam mobil menghampiri mereka.

"ada apa Dena?"

"Max apa aku bisa ikut di mobil mu?" tanya Dena mendekat pada Maxim.

"tentu saja cantik...ayo naik..." meraih tangan Dena.

Namun belum sempat tangan Dena digenggam Maxim, Daniel menariknya. "kamu ikut di mobil ku!!! tidak ada bantahan." Titah Daniel.

"aku ikut Max, lepas!!" kekeh Dena.

"hei tuan, lepaskan tangan gadis ku, dia tidak ingin ikut dengan mu jangan menyakitinya." Max dengan berani melepaskan tangan Daniel dari Dena.

"beraninya kau!!"

"sstt... dia memilih ku!!" menarik Dena masuk kedalam mobil. Meninggalkan Daniel yang masih mematung melihat kepergian Dena.

.....

Sial .... umpat Daniel.

................

Dua hari berlalu, tapi Daniel dan Dena masih tidak bicara setelah kejadian tempo hari.

Hari libur yang membosankan. Dena duduk di taman belakang rumah seorang diri.

Semua orang sedang tidak ada dirumah, kak Rizal dan kak Dery pergi ke mansion Leonard karena disana sedang ada acara.

Hanya dia dan Daniel yang dirumah bersama dengan pelayanan dan beberapa bodyguard.

Hari sudah semakin siang, karena merasa semakin panas Dena memutuskan untuk masuk kedalam rumah.

Ia berjalan menaiki tangga, ingin beristirahat dikamarnya.

Saat melewati kamar Daniel, tanpa sengaja dia mendengar Daniel mengerang kesakitan.

"kak Daniel?!" Dena sengaja menempelkan telinganya pada pintu kamar Daniel.

Benar saja, Daniel terdengar mengerang berkali-kali.

Ceklek.... Dena membuka pintu yang tidak terkunci.

"kak..." ia berlari menangkap tubuh Daniel yang hampir jatuh kelantai. "apa penyakit kakak kambuh lagi.." kekhawatiran terlihat jelas di wajah Dena.

"sa...sakit..." memengang dadanya yang terasa sangat sakit.

"kita kerumah sakit sekarang..." perlahan Dena menuntun Daniel dan membawanya kerumah sakit dengan bantuan seorang supir.

................

Sudah dirumah sakit.

Dena yang sangat khawatir dengan keadaan Daniel, duduk dengan tidak tenang di kursi tunggu.

Dia benar-benar tidak sabar untuk mengetahui bagaimana keadaan pria tampan itu.

Semoga kak Daniel baik-baik saja. doa Dena dalam hati.

"nona Dena..." panggil dokter Adrian.

"ya dokter,"

"kita harus melakukan kemoterapi hari ini juga, ini tidak akan mudah untuk tuan Daniel dia butuh keluarganya untuk berada disampingnya."

"aku akan menemaninya dokter .." jawab Dena mantap.

"nona yakin? ini akan butuh waktu sekitar 5 sampai 7 hari, dan mungkin efek kemoterapi akan mempengaruhi emosi tuan Daniel."

"aku yakin dokter, biar aku yang menemaninya..."

"baiklah, kita akan pindahkan ruangan tuan Daniel, saya harap selama di rumah sakit nona tidak terlalu sering keluar masuk karena disini ada dokter Ilham, saya takut dia akan curiga. Tuan Daniel ..."

"saya tahu dokter ... anda tenang saja..." Dena tersenyum.

"baiklah... mari ikuti saya."

Dena mengikuti dokter Adrian, mereka membawa Daniel keruangan khusus yang disediakan untuk anak pemilik rumah sakit ini.

Dia setia menunggu dokter melakukan pekerjaannya. Satu persatu alat medis terpasang ke tubuh Daniel.

Air mata Dena mulai mengalir melihat tubuh Daniel yang tidak berdaya seperti saat ini.

Dia seperti bisa ikut merasakan kesakitan yang Daniel rasakan.

"nona..." dokter Adrian menghampirinya. "mungkin selama proses kemoterapi ini tuan Daniel akan sering muntah, jika nona merasa keberatan nona bisa meminta perawat untuk menjaga tuan Daniel."

"dokter tenang saja, aku sudah mempelajari bagaimana cara menangani pasien yang sedang dikemo kok..."

"ah... baiklah, kalau begitu kami permisi jika butuh sesuatu nona bisa memanggil kami."

"ya dokter terimakasih..."

Sepeninggalnya dokter dan para perawat, Dena menghampiri Daniel dan duduk disamping brankar.

Dia mengusap lembut wajah Daniel yang penuh dengan peluh.

Kakak pasti sembuh... aku yakin itu. gumamnya.

****************

Next.....

1
Maya Kurnia
lanjuuut lg dooongg Thor... semangat 💪💪
Aksara Prabu: jangan lupa kasih like ya kakak 🙏❤️
total 1 replies
Sofia Lowing
😭😭😭😭
Veive
semangat thor ❤️
Veive
semangat author ..
Cahya Laela Tsaniya
semangat!!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!