Monic Nufus Alzie

" Jangan ganggu sahabatku lagi Anton, kan sudah aku katakan jangan pernah ganggu dia." ucap Reka dan Anton pun langsung pergi meninggalkan mereka.

" Terima kasih atas bantuannya ya, jujur saja aku merasa sangat kesal dengan keberadaan dia. Hari ini dia menggangguku, dan dia telah merusak kebahagiaanku." ucapnya yang membuat Reka menjadi penasaran.

" Jadi dia telah merusak kebahagiaanmu, Kalau boleh tahu apa hal yang membuat kau menjadi sangat bahagia?" tanyanya yang memang sangat penasaran dengan sahabat barunya tersebut.

" Rencananya aku ingin memberikan ini kepadamu." hujannya dengan memberikan tentengan tersebut kepada Reka.

" Ini apa?" tanyanya yang penasaran dengan isi tote bag tersebut.

" Ada deh, tapi dibukanya nanti aja ya sepulang kuliah." ucapnya dan membuat Monic semakin penasaran dengan isi dari TalkBack tersebut, tetapi ia tidak ingin menyakiti hati sahabatnya dan akhirnya pun hanya mengangguk saja.

Mereka pun segera kembali ke tempat duduknya, dan kini tiba-tiba saja seorang ustadzah cantik datang. Ia adalah seorang dosen yang mengajar ilmu fiqih, dan mereka semua pun segera duduk di tempat masing-masing. Dosen itu pun mulai mengabsen para mahasiswanya terlebih dahulu, karena ia ingin mengetahui siapa mahasiswanya yang terlambat dan juga tidak hadir.

Akhirnya dosen tersebut pun telah selesai mengabsen, dan ia pun langsung meminta para mahasiswa untuk membuka buku. Ia pun menjelaskan beberapa poin materi, karena ia meyakini kalau mahasiswanya ini tidak akan mengerti jika tidak ia jelaskan. Setelah cukup lama menjelaskan, akhirnya dosen tersebut telah selesai.

Semua mahasiswa mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen tersebut, mereka tahu kalau menjadi dosen tidaklah mudah karena harus menghadapi sifat dan karakter mereka yang berbeda-beda. Dan banyak dari mereka yang juga menentang anjuran yang dikatakan oleh dosen, dan mereka yakin kalau itulah yang membuat dosen Mereka tampak murung.

Kini tiba-tiba saja Pak Raaf muncul di depan pintu, Ia pun memanggil Reka dan juga Monic untuk menuju ke kantornya. Semua mahasiswa dan mahasiswi yang ada di ruangan itu sangat terkejut, mereka mulai menduga-duga kalau kedua masih tersebut telah melakukan sesuatu yang membuat dosen pembimbing dari mereka tersebut menjadi marah. Dan kini Mereka takut kalau keduanya akan dikeluarkan dari kampus, Mereka pun mulai berpikir hal tersebut karena biasanya itulah yang terjadi.

Tampak suasana kelas menjadi ricuh, dan akhirnya seorang dosen pun hadir. Ia pun menanyakan mengapa kelas tersebut tampak ricuh, seorang mahasiswi pun menjelaskan alasan dari kericuhannya. Dan dosen itu pun segera berlari menuju ruang dosen, karena ia juga sangat penasaran Apa yang akan terjadi dengan kedua mahasiswanya itu.

Kedua mahasiswi ini mulai memasuki ruangan Pak Raaf, awalnya mereka enggan untuk mengikuti dosen tersebut. Tetapi akhirnya mereka pun manut, tampak dosen itu sedang duduk di kursi kebesarannya. Ia pun mulai mengeluarkan sebuah kertas, dan di sana tertulis sebuah surat pernyataan.

Keduanya pun membaca surat tersebut, alangkah terkejutnya mereka ketika mengetahui Apa isi dari surat tersebut. Mereka tidak menyangka kalau akan mendapat surat tersebut, apalagi mereka tidak pernah membuat masalah. Dosen itu menatap keduanya dengan sangat tajam, ia sudah menanti kedua mahasiswa itu untuk menandatangani surat pernyataan tersebut.

" Apa maksud Bapak dengan semua ini?" tanya Reka yang sudah tersulit emosi.

" Saya rasa kau sudah waktunya dikeluarkan dari kampus ini Reka, dan karena sepertinya kau tampak akrab dengan mahasiswi bernama Monic ini. Jadi aku rasa dia juga harus ikut dikeluarkan denganmu, karena takutnya dia juga membawa pengaruh buruk seperti kau." ucapnya yang langsung saja.

" Bapak kalau kamu jangan sembarangan ya, kalau bapak memang ingin mengeluarkan Saya dari kampus ini. Maka keluarkan saja saya dari kampus ini, jangan Bapak bawa-bawa dia. Dia itu mahasiswa baru di kampus ini, dan dia nggak tahu apa-apa tentang saya." ucap Reka.

" Mungkin kau mengatakan kalau dia tidak ada sangkut mautnya denganmu, tetapi karena hubungan kalian berdua sangat dekat. Karena itu saya yakin kalau dia pasti memiliki sifat dan karakter yang sama seperti kau, jadi dia juga harus dikeluarkan dari kampus ini." ucapnya.

" Jangan seenaknya mengeluarkan seorang mahasiswa." ucap Rania yang tiba-tiba saja masuk adalah ruangan Raaf.

" Aku tidak sembarangan mengeluarkan mahasiswi, lagian dia memang sudah soal membuat ulah dari dulu. Jadi lebih baik kalau dia kita keluarkan dari kamus kita, sebelum dia mencoreng nama kampus kita lebih buruk lagi." ucapnya.

" Selama ini Reka tidak pernah melakukan sesuatu yang mencoreng nama kampus kita, mereka adalah gadis pendiam yang memang sulit untuk bergaul. Jadi tidak heran kalau dia tidak memiliki teman di dalam kelas nih, tetapi dia tidak pernah menghancurkan pandangan masyarakat tentang kampus kita. Justru seorang mahasiswa yang selalu kau bela yang menghancurkan pandangan masyarakat, tetapi kau selalu mendukungnya dan mengatakan dia tidak pernah bersalah." ucap Rania yang kesal.

" Jangan bilang kau membicarakan Anton dan juga Gihon, Mereka berdua adalah mahasiswa yang berprestasi. jadi mereka tidak boleh dikeluarkan dari kampus kita, tetapi hal itu sangat bertolak belakang dengan dia. Dia bukan masalah tapi mahasiswa yang cantik ataupun pintar, jadi tidak ada manfaatnya ya berada di kampus kita dan dia hanya menambah beban saja untuk kita." ucapnya.

" Justru mereka berdua lah yang selalu menambah beban untuk kita, sedangkan Reka tidak sama sekali. Jangan mentang-mentang salah satu diantara mereka adalah anak memegang saham kampus kita, jadi kau selalu berusaha untuk menjadi penjelasnya. Kita di sini untuk mendidik, bukan untuk menghancurkan masa depan mereka." ucapnya yang emosinya gini sudah membara.

" Sepertinya Akram telah mengajarkan hal yang buruk kepadamu ya Rania, selama ini kau adalah dosen yang profesional. Dosen yang selalu mendukung keputusan untuk kemajuan kampus, tetapi hari ini kau membela mahasiswa yang jelas-jelas tidak bermanfaat untuk kampus kita." ucapnya yang merasa kalau Rania sudah berubah.

" Sejak dulu aku masih tetap membela nama kampus kita, dan Akram tidak pernah mengajarkan hal buruk kepadaku. Justru kau sendiri yang sudah berubah Raaf, kau sudah sangat jauh dengan kau yang ku kenal dulu." ucapkan iya kemudian langsung menarik kedua mahasiswa itu untuk keluar dari ruangan dosen.

" Jangan sembarangan untuk ikut campur urusanku ya Rania, lepaskan mereka berdua. Dan aku masih ingin membahas masalah dengan mereka, Aku harap kau tidak akan ikut campur." ucapnya yang kini dengan nada tinggi.

" Aku tidak akan membiarkan kau mengeluarkan mereka berdua dari kampus ini, karena mereka berdua tidak memiliki salah kepada kampus kita. Dan yang salah di sini adalah kau, Karena Kau terlalu kekal dengan argumen yang sudah kau ambil." ucapannya yang terus menarik dengan kedua mahasiswa itu dan perlahan menghilang dari hadapan Raaf.