Mengejar Cinta MAS Ojol

Rencana Iwan sebenarnya ingin pulang ke kampung. Namun setelah mendapatkan kabar dari orang tua Iwan, jika alangkah baiknya bulan depan. Sebab orangtuanya mempersiapkan segala sesuatunya. Maka Iwan pun menundanya. Iwan pun kemudian memberitahu Sheila, dan itu tidak masalah bagi Sheila.

Hingga sore harinya, Iwan dan Sheila pun menikmati malam mingguan berdua. Keduanya berkeliling kota, dan saling melepas lelah, karena disibukan dengan pekerjaan setiap harinya.

Hingga malam telah larut, keduanya pun pulang ke kontrakan Iwan. Bahkan Sheila enggan untuk kembali sampai Senin pagi.

***

Senin pagi, Iwan disibukkan dengan pekerjaan di produksi. Ia bersama Agung dan Yoga bagian produksi, untuk berdiskusi tentang target di minggu minggu ini.

Sebelum jam istirahat, Yoga mengajak Iwan dan Agung ke belakang. Yoga seringkali menggoda operator produksi yg rata rata adalah gadis gadis belia. Namun juga ada yg sudah berumur.

" Pak Iwan, nanti malam ikut ya?" Ucap Yoga. Pemuda berusia 21 tahunan itu duduk dipinggir gedung pabrik bersama Iwan dan Agung.

" Acara apaan Ga?" Sahut Iwan sambil menatap Yoga.

Yoga sempat berfikir agar Iwan nanti malam ikut serta bersamanya. Begitu juga Agung. Yoga dan Agung sudah terbiasa dengan kumpul kumpul dimalam hari.

" Kalau biasanya cuman kumpul biasa ya Gung, tapi khusus entar malam ada acara ulang tahun Kepala regu shift pagi, Si Winda. Gabung ya pak!" Kata Yoga, sambil melirik Agung dan mengedipkan matanya.

" Iyalah pak, sekali kali.." Sahut Agung.

" Coba entar deh. Jam berapa?"

" Jam 7 malam"

" Ok semoga engga ada halangan. Dan nanti sherelock ya" Sahut Iwan.

Firasat Iwan sepertinya tidak baik saat ini. Sebab, ia sudah tahu kebiasaan dari Yoga, dan Agung sudah turut serta.

Memang keduanya tampan dan banyak digandrungi oleh operator maupun pekerja pabrik ini. Dan Iwan menyadari hal itu, bahkan dirinya pun sering kali menjadi sasaran para pekerja karena ketampanannya.

Dan Agung serta Yoga kini membujuk Iwan agar bisa berkenalan dengan Winda. Salah satu wanita tercantik di bagian produksi yg dipimpin Iwan saat ini.

***

Sore harinya, Iwan dan Sheila pun kembali ke kontrakan. Dan Iwan mengantarkannya ke kontrakan Sheila sendiri. Sebab, Iwan akan ada acara dengan beberapa orang produksi malam ini. Namun untuk acara, Iwan tidak memberitahu. Hanya kumpul kumpul biasa. Sheila memakluminya.

Setelah kepergian Iwan, Sheila pun berdiam diri di kontrakan. Beruntung Vina datang menemaninya. Hingga keduanya pun terlibat obrolan.

" Shell, elu kemarinnya sama Iwan ke pasar ya..?" Celetuk Vina, sambil melirik Sheila disebelahnya

Sheila menyediakan teh hangat serta beberapa cemilan saat ini.

" Kapan?" Sahut Sheila, pura pura tidak ingat.

" Alah , umi yg bilang. Elu ngumpet di sebelah Iwan katanya.."

Sheila pura pura mengingat ingat. Kemudian menggelengkan kepalanya.

" Ayah hafal banget sama sepatu elu Shell. Sama seragam yg elu pakai. Ga usah ngelak?!" Ketus Vina, kemudian menatap Vina. Vina yakin jika kerjain yg di bicarakan ayahnya benar memang Sheila.

Sheila kemudian menutup mulutnya, karena senyumannya tidak bisa membohongi Vina.

" Kalian pacaran ya?"

" Engga" Sahut Sheila.

" Eh , berarti kemarin waktu gw ke kontrakan Iwan, elu di dalam kan. Di kamar mandi?, hayo ngaku..?"

Mau tak mau Sheila tertawa pecah. Karena kemarin berhasil membohongi Vina.

" Sialan lu emang!!"

" Sorry Vin" Sahut Sheila masih tertawa cekikikan.

" Eh bentar, gw inget waktu ibu ibu warung bilang. Iwan sama istrinya baru masuk. Whaaatttt...!"

Deg..

Vina menatap Sheila tak berkedip. Kemudian menganalisa tentang perkataan ibu warung tersebut. Sheila kaget mendengar ada yg bilang Iwan dan istrinya di kontrakan. Dan itu adalah Sheila.

" Jadi elu sering nginep disana?, dan orang yg selama ini elu cari ya Iwan itu?" Telisik Vina, sambil memicingkan matanya.

Sebenarnya Vina hanya penasaran dengan Sheila selama ini. Karena seringkali tidak ada di kontrakan. Justru sering menghilang, jika ia mencarinya.

" Ibu itu salah paham Vina!, kalau masalah nginep. Ya begitulah" Sahut Sheila.

" Terus, ya emang iya. Yg gw cari emang Iwan itu. Gw ketemu sewaktu di pabrik pas elu suruh Audit kala itu.."

Aduuuuhhh....

Vina menoyor Sheila, sebab memang kejadian itulah perubahan Sheila terjadi. Hingga akhir akhir ini selalu menghilang.

" Pantesan elu berubah drastis. Udah ketemu pangeran berkuda ternyata.."

" Iya, sering kuda kudaan malah.."

" Mesum!" sahut Vina dan Sheila tertawa, apalagi Vina adalah gadis polos yg sok ingin tahu. Keduanya terlibat obrolan, terutama mengenai Iwan. Dan Sheila, terus terang jika ia sangat mencintai Iwan sampai saat ini.

" Kalian harus ketemu ayah berarti. Soalnya, Iwan akrab sama ayah. Awas kalau ga kerumah. Umi marah marah mulu, semenjak elu ga main kerumah.."

Sheila mengangguk mengiyakan permintaan Vina. nanti kalau ada waktu luang akan datang kerumah Vina.

Sementara Iwan saat ini sudah sampai di rumah Winda. Sesuai petunjuk yg diberikan oleh Yoga. Dan Iwan serta yoga, ditemani Agung duduk di teras rumah. Karena acara ulang tahun sudah dimulai. Dan kebanyakan yg datang adalah teman satu shift dengan Agung, shift pagi.

" Pak"

Panggil Yoga kepada Iwan. Yang menikmati hidangan di meja. Sesekali menyesap rokoknya. Kemudian menoleh kepada Yoga.

" Iya Ga.."

" Tadi Winda pesan, dia ingin ngobrol berdua sama bapak. Kalau acara sudah selesai"

Yoga bercerita kepada Iwan, jika Winda ada perlu sebentar. Dan Iwan pun menyetujuinya. Sebab merasa tak enak hati. Karena Winda juga anak buahnya di pabrik.

" Tenang pak Iwan. Ga macem macem kok. Paling satu macem ya gak Ga.." Celetuk Agung disebelahnya.

Sementara Iwan mengerutkan keningnya. Bahkan Iwan sudah berprasangka yg bukan bukan terhadap Winda.

" Napa emang.." Sahut Iwan sedikit curiga.

" Winda itu susah kalau dideketin kita kita pak. Dan baru bapak yg justru diminta diajak ngobrol berdua begini"

" Terus masalahnya apa?" tanya Iwan penasaran.

" Info aja pak. Soalnya kalau udah akrab, Winda pasti mau diajak jalan pak. Jangankan jalan, ke hotel pun mau, apalagi diajak kikuk kikuk" Sahut Yoga.

Iwan tersentak kaget dengan penjelasan dari Yoga tersebut. Sebab di perusahaan juga ternyata ada yg seperti itu.

" Kakaknya juga sebelas dua belas sama Winda, namanya Tia Anggraeni. Bahkan dulu digosipin ada hubungan dengan Tuan Arga. Eh ga tahunya simpanan dari Ajisaka.."

" Winda aja cakepnya kebangetan begitu, apalagi kakaknya. Wuiiihh manteb betul pak. Serius.."

Bahkan Agung menceritakan, siapa sebenarnya Winda dan Tia tersebut. Dari dulu sebelum apa apa kini menjadi orang yg menarik perhatian. Dari wajahnya yg cantik dan manis, serta kulit yg putih bersih, hingga bodi yg aduhai menurut Agung dan Yoga. Apalagi yg ngegantung, menarik perhatian lawan jenisnya.

Iwan hanya mendengarkan celotehan dari Yoga dan Agung disebelahnya. Walau bicaranya bisik bisik. Namun agung tetap memahami dan mengangguk anggukkan kepalanya. " menarik, sepertinya aku bisa mencari informasi. Siapa Pak Suhendar itu sebenarnya. Baiklah, aku tunggu permainannya.." ucap Iwan dalam hati.

Sebab saat ini, Iwan penasaran dengan orang yg bernama Suhendar yg memimpin perusahaan saat ini. Terlebih sering memaksa Sheila untuk memimpin perusahaan. Hingga Sheila sempat frustasi, karena ditekan terus oleh pak Suhendar.

...****************...