NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Gus Hamzah

Cinta Terakhir Gus Hamzah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: Anowmuri3__

PERHATIAN!!!
USAHAKAN SELALU BACA SETIAP KALI AKU UPDATE, DAN USAHAKAN JANGAN NUMPUK ATAU NAMBUNG BAB.

Tidak pernah terpikirkan oleh Gus Hamzah ia harus menikahi seorang gadis yang lebih muda darinya.

Bahkan usia mereka terpaut enam belas tahun.

Bagaimana kisahnya? Ikuti terus kisahnya hanya di "Cinta Terakhir Gus Hamzah."

Mentahan cover from : Canva.

Nb : Kisah ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan dlm alur, nama, tempat, dll, itu tidak di sengaja🙏🙏

Follow ig: Pri_vasyjigeum.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anowmuri3__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pindah Ke Apartemen.

Jangan lupa, baca setiap kali aku update, dan jangan nabung/numpuk bab🙏

Terima kasih ... And happy reading💖

...***...

"Itu karena, almarhumah istri pertama saya sangat suka sekali masak. Jadi ketika saya berencana ingin membuka bisnis usaha, dia menyarankan untuk membuka cafe, dia pun sangat membantu pembukaan cafe pertama saya, dia yang memasak menu makanan yang ada di cafe, dan banyak orang yang suka dengan masakannya. Dan karena itu pula, bisnis kami berjalan dengan lancar, sehingga saya bisa membuka cabang cafe saya di Jakarta ini, dan di beberapa kota lainnya," jawab Gus Hamzah dengan pelan dan hati-hati, takut menyinggung perasaan istrinya itu.

"Fatimah, maafkan saya. Saya tidak bermaksud untuk menyakiti perasaan kamu, ataupun membuatmu cemburu," lanjutnya.

"Tidak, Gus tidak sama sekali membuatku cemburu atau apapun. Aku malah kagum terhadap kesetiaan Gus dan kecintaan Gus Hamzah kepada almarhumah istri Gus. Dan aku juga merasa bangga, karena bisa menikah dengan pria yang setia seperti Gus Hamzah ini," ujar Fatimah.

"Kamu tidak perlu mengatakan hal seperti itu, saya juga manusia biasa, saya juga bisa membuat kesalahan nantinya. Jadi, saya harap, jangan terlalu memuji atau mengagumi saya secara berlebihan ya."

"Iya," ucap Fatimah seraya tersenyum manis.

"Yasudah, sebaiknya kita tidur, besok baru kita akan pindah ke apartemen."

Setelah selesai melakukan deep talks, mereka berdua pun berencana untuk tidur.

Gus Hamzah dan Fatimah pun merebahkan tubuh mereka di atas tempat tidur, mereka tidur dengan posisi sama-sama saling berhadapan, dan hal itu berhasil membuat Fatimah tidak bisa tidur, lantaran ia sangat gugup dan canggung tidur berdua dengan seorang pria.

Begitupun dengan Gus Hamzah, ia pun merasa gugu dan canggung ketika tidur bersama dengan seorang wanita di atas ranjang yang sama.

Meskipun wanita itu adalah istrinya, tapi Gus Hamzah tetap mengalami yang namanya kegugupan.

Padahal, jika dipikir-pikir, Gus Hamzah sudah pernah menikah, tapi saat ini ia seperti seorang pria yang baru pertama kali menikah saja.

Sungguh, lucu sekali. Mungkin karena sudah beberapa tahun, Gus Hamzah tidak tidur sendiri dan tidak ada yang menemaninya tidur, dan hari ini ada yang menemaninya.

"Gus, bisakah Gus tidak melihat kearah ku mulu. Aku gugup tau," ucap Fatimah yang kembali membuka matanya.

Sungguh Fatimah benar-benar gugup ditatap sedemikian rupa oleh suaminya itu.

Sementara Gus Hamzah yang mendengar ucapan istrinya itu pun hanya bisa tersenyum tipis.

"Yaudah kalau gitu, saya tidur membelakangi kamu ya. Kamu tidak keberatan kan, jika saya tidur membelakangi mu?" tanya Gus Hamzah dengan sedikit bercanda.

"Yaudah, kalau gitu Gus Hamzah cepat balik badan," ujar Fatimah seraya mendorong pelan lengan suaminya agar segera membalikkan badannya untuk membelakanginya.

"Iya-iya." Gus Hamzah pun membalikkan badannya menghadap ke arah jendela, dan membelakangi istrinya.

Fatimah yang melihat suaminya sudah menghadap ke arah jendela itu pun segera mencoba memejamkan matanya, dan tidak butuh waktu lama, Fatimah pun sudah memasuki dunia mimpi.

Sementara itu Gus Hamzah, ia pun perlahan membalikkan kembali badannya untuk menghadap ke arah istrinya itu.

Gus Hamzah pun menatap istrinya dengan lekat-lekat, sungguh istri kecilnya itu sangat cantik, lebih cantik dari almarhumah istri pertamanya.

Meski begitu, Gus Hamzah tetap masih menyimpan nama istri pertamanya itu didalam hatinya yang paling dalam.

Tapi, meski begitu, ia akan berusaha memberikan tempat untuk Fatimah di hatinya, dan mulai mencoba untuk mencintai istrinya itu.

Gus Hamzah pun merapikan rambut yang menutupi mata istrinya itu.

"Selamat malam, semoga tidur mu nyenyak," bisiknya.

Setelah itu Gus Hamzah pun mengganti posisi tidurnya menjadi terlentang, ia pun menatap langit-langit kamar hotel, dan tak lama ia pun mulai tertidur.

...***...

Keesokan harinya, kini Gus Hamzah dan Fatimah tengah menuju ke tempat kost Fatimah selama dia berada di Jakarta.

Ya, selama Fatimah kuliah di Jakarta ia tinggal di sebuah kost-an putri, dan hari ini ia akan berpamitan pada ibu kost dan juga teman-temannya.

Sementara untuk kedua orang tua Fatimah, mereka sudah kembali ke Jogja dengan menggunakan pesawat, dan untuk kedua orang tua Gus Hamzah, mereka kini tengah pergi ke rumah salah satu teman dari kiyai Abdullah.

Tak lama, mobil yang dikendarai oleh Gus Hamzah sudah sampai di tempat kost Fatimah.

Keduanya pun turun dari mobil, dan mereka pun masuk kedalam.

Di sana mereka bertemu dengan ibu pemilik tempat Fatimah tinggal.

"Assalamu'alaikum," ucap Gus Hamzah dan juga Fatimah.

"Wa'alaikumusalam," jawab ibu pemilik kost itu.

Fatimah pun menyalim punggung ibu kost itu, sementara Gus Hamzah ia hanya mengatupkan tangannya ke depan dada.

"Nak Fatimah, selamat atas pernikahannya. Maafkan ibu, karena ibu tidak bisa hadir di pesta pernikahan kamu," ucap ibu itu.

"Tidak pa-pa Bu."

"Apa ini suami nak Fatimah?" tanya ibu itu lagi, sambil melihat ke arah Gus Hamzah yang tengah berdiri di samping Fatimah.

"Eh, iya Bu. Kenalkan ini suami Fatimah, namanya Gus Hamzah," jawab Fatimah sekaligus memperkenalkan suaminya itu.

"Perkenalkan Bu, nama saya Hamzah," ucap Gus Hamzah memperkenalkan dirinya, dengan mengantupkan kedua tangannya di depan dada.

"Wah, tampan sekali, cocok dengan kamu Fatimah," ujar ibu itu.

"Si ibu bisa aja. Oh ya Bu, maksud kedatangan Fatimah ke sini, Fatimah ingin mengambil barang-barang Fatimah sekaligus berpamitan pada ibu," ucap Fatimah menjelaskan maksud kedatangannya dengan suaminya itu ke sana.

"Owalah, jadi kamu sudah mau pindah toh."

"Nggih Bu."

"Yowis, ibu bantu ya."

"Gak usah Bu, biar Fatimah aja, lagian ada suami Fatimah ini yang bantu," tolak Fatimah dengan halus.

"Yasudah, kalau gitu ibu pulang ke rumah dulu sebentar, nanti ibu ke sini lagi, jangan dulu pulang ya."

"Nggih Bu."

Setelah ibu kost itu pergi ke rumah nya, Fatimah dan Gus Hamzah pun pergi ke kamar Fatimah yang ada dilantai dua.

Lantaran kost-an itu memang memiliki tiga lantai.

Saat ini Fatimah dan Gus Hamzah sudah berada didalam kamar Fatimah yang ada di kost-an itu.

Mereka pun mulai merapihkan barang-barang Fatimah yang akan di bawa ke apartemen suaminya itu.

Tak butuh waktu lama, mereka pun selesai membereskan barang-barang Fatimah yang nantinya akan dibawa ke apartemen Gus Hamzah.

Gus Hamzah pun membawa koper berukuran besar milik istrinya itu, dan juga tas jinjing.

Sementara Fatimah, ia tidak dibiarkan untuk membawa apapun, hanya membawa tas selempang miliknya saja.

Saat, Gus Hamzah sudah memasukkan koper dan tas kedalam bagasi mobil, ibu kost itu pun kembali dengan mambawa satu kantong plastik berukuran sedang.

"Tunggu, jangan pergi dulu!" ucap ibu itu.

"Iya Bu, kami belum mau pergi kok. Memangnya ada apa Bu?" tanya Fatimah.

"Ini ibu mau kasih ini untuk kalian, ini ada sedikit oleh-oleh dari kampung ibu. Dan juga ibu amplop, karena ibu kemarin tidak bisa hadir di pesta pernikahan kalian," ucap ibu itu dengan memberikan amplop dan juga kantong plastik itu, yang ternyata didalamnya adalah oleh-oleh.

"Ya ampun Bu, gak usah repot-repot."

"Gak ngerepotin kok, diterima ya."

"Yasudah kalau gitu Fatimah terima ya, terima kasih banyak Bu."

"Iya sama-sama."

"Kalau begitu kami permisi, assalamu'alaikum," ucap Fatimah seraya menyalim punggung tangan ibu kost itu.

"Assalamu'alaikum," ucap Gus Hamzah pula.

"Wa'alaikumusalam, hati-hati."

"Nggih Bu."

Gus Hamzah dan Fatimah pun masuk kedalam mobil, Gus Hamzah pun mulai menghidupkan mesin mobilnya dan menjalankan mobilnya meninggalkan area kost-an itu.

1
Zuny Achmad
lanjut kak
Marya Dina
ini maryam yg judul diari marya. bukan ya
Riee 🕊️: Iya kak
total 1 replies
Selviana
Aku sudah mampir nih.Jangan lupa mampir juga di karya aku yang berjudul (Terpaksa Menikah Dengan Kakak)
Riee 🕊️: Terima kasih kak, aku sudah mampir ya🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!