Novel author ke empat launching 😘( cerita ini hasil karangan othor sendiri ya ). Silahkan mampir kak, jika tidak suka di skip aja ya, jangan kasih rating jelek. Ntar othor ngambek loh 😁.
Jeffander Smith lelaki dewasa dengan status duda kaya raya, tengah jatuh cinta pada gadis belia bernama Queensha Claire. Gadis cantik dan sedikit bar-bar itu telah membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun sayang, cinta jeffander bertepuk sebelah tangan. Lalu bagaimana usaha duda tampan itu untuk mendapatkan cinta sang gadis pujaan hatinya. Kepoin yuk kakak-kakak cantik dan ganteng. jangan lupa tinggalkan dukungan agar othor semangat up datenya. Terima kasih.
Happy reading 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Wia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Hari ini Queen yang sudah menyelesaikan dua jadwal mata kuliahnya, tampak sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantor Jeffander. Pagi tadi, saat sarapan bersama, tuannya itu meminta padanya untuk segera datang ke kantor setelah jadwal kuliahnya selesai. Saat Queen tengah berjalan ke arah parkiran, tanpa sengaja ia melihat Rex yang tengah bermain basket bersama teman-temannya. Senyum Queen langsung merekah saat melihat wajah tampan Rex siang itu.
" Oh ya ampun, kenapa kadar ketampanan Rex terus saja meningkatkan. Jika begini aku tidak akan bisa berpaling pada yang lain. Oh Rex sayang, aku sangat mencintaimu ", gumam Queen sambil terus memandangi pujaan hatinya.
Ia yang terus saja menatap ke arah Rex hingga tak menyadari kedatangan emma dan Olivia yang sudah berada di dekatnya. Kedua sahabatnya itu tampak geleng-geleng kepala saat melihat Queen menatap Rex dengan mulut menganga. Emma yang melihat itu menjadi memiliki ide jahil. Di ambilnya permen lolipop di dalam tasnya, kemudian dengan gerakan cepat langsung memasukkan ke dalam mulut Queensha. Queen yang terkejut, langsung mengatupkan mulutnya sehingga permen itu masuk sempurna ke dalam mulutnya. Queen yang sadar tengah dikerjai sahabatnya tampak melotot kesal.
" Emma, kau ingin aku mati tersedak permen bersama stiknya? kesal Queen. Emma dan Olivia tampak cekikikan melihat wajah kesal sahabatnya.
" Habisnya kau itu melihat Rex saja sampai segitunya. Kami sudah memanggilmu berulang kali, tapi kau tidak menyahut ",
" Aku itu sedang mengobati rasa rinduku pada Rexton. Sudah dua hari ini aku tidak melihatnya ", jawab Queen sambil kembali memandangi pria tampan itu yang masih sibuk berlarian di lapangan basket. Emma yang mendengar jawaban dari Queen tampak memutar bola matanya dengan malas.
" Kau itu memang susah di nasehati ", kata Emma jengkel. " Kau mau berdiri disini sampai kapan Queen? Bukankah kau harus ke kantor tuan jeff sekarang ", Queen yang mendengar ucapan Emma langsung mendelik sadar.
" Oh God, aku lupa. Ya sudah, aku pergi dulu girl. Maaf belum bisa berkumpul dengan kalian ",
" Tidak apa-apa Queen, santai saja ",
" Terima kasih. Lain waktu aku akan mentraktir kalian ", jawab Queen sambil berlalu pergi sambil melambaikan tangan ke arah kedua sahabatnya. Emma dan Olivia hanya bisa menjawab ya secara bersamaan.
Jika boleh jujur, Emma dan olivia merasa sedih karena tidak bisa lagi bebas bersama Queen seperti biasa. Tapi mengingat keadaan perusahaan dari daddy sahabatnya itu, mereka hanya bisa pasrah dan berharap semoga pengorbanan Queen saat ini tidak sia-sia.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Sesampainya di perusahaan Jeff, Queen segera berjalan ke arah lift khusus atasan. Namun saat kaki jenjangnya melewati meja resepsionis, salah satu resepsionis di sana tampak langsung menghentikannya.
" Maaf nona anda mau kemana? ", tanya resepsionis muda itu. Queen yang berjalan tergesa itu langsung menghentikan langkahnya.
" Oh ya ampun kenapa aku bodoh sekali. Ini kan bukan perusahaan daddy yang bisa aku masuki sesuka hati ", batin Queen merutuki kesalahannya.
" Ehem, maaf saya ingin bertemu dengan tuan jeff ",
" Apa nona sudah membuat janji? ",
" Tentu saja. Saya adalah asisten pribadi tuan jeff yang baru ", dua resepsionis muda itu tampak saling pandang. Dalam hati keduanya tampak bertanya-tanya, sejak kapan tuan jeff memiliki asisten pribadi. Queen yang dapat melihat raut tidak percaya dari wajah kedua resepsionis itu, menjadi kesal sendiri.
" Jika kalian tidak percaya, silahkan kalian tanyakan langsung pada tuan Jeffander ", salah satu resepsionis itu langsung melakukan apa yang di ucapkan Queen. Setelah selesai menghubungi atasannya, raut wajah resepsionis itu tampak berubah.
" Nona, pak Jeffander sudah menunggu anda di ruangannya. Maaf sebelumnya jika kami bersikap tidak sopan ",
" Tidak apa-apa ", jawab queen seraya tersenyum samar. Kemudian ia pun kembali melangkahkan kakinya menuju lift.
TING
Kotak besi yang mengantar queen akhirnya tiba di lantai sepuluh. Helena yang melihat kedatangan Queen segera berdiri dari duduknya.
" Nona Queen, anda sudah di tunggu tuan jeff di dalam ruangannya ",
" Ah iya Terima kasih nona Helena ", jawab Queen sambil tersenyum ramah.
TOK TOK TOK
" Masuk ",
Setelah mendengar Jawaban dari dalam, tangan queen segera memutar knop pintu itu dan membukanya.
" Selamat siang tuan Jeff, maaf saya terlambat ", ucap queen setelah menutup pintu itu kembali.
Jeff yang tadinya menunduk karena tengah memeriksa berkas penting, langsung mendongak menatap ke arah gadis nakalnya.
" Anda terlambat lima menit nona Queen ", ucap Jeff sambil menopang dagu dan menatap dengan wajah datar.
" Hanya lima menit tuan, Anda tidak perlu menpermasalahkannya ", jawab Queen tak kalah datar. " Lalu saya harus mengerjakan apa sekarang ? ", tanya Queen mengalihkan pembicaraan. Bukannya menjawab pertanyaan Queen, Jeff justru terlihat berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah Queensha. Setelah sudah berada di depan gasis nakalnya, Jeff mencondongkan tubuhnya.
" Di dunia bisnis, lima menit itu sangat berharga sekali nona Queen. Karena kau datang terlambat, maka kau harus menerima hukuman dariku ", ucap Jeff dengan seringai di bibirnya.
Mendengar kata hukuman, otak queen langsung traveling. Karena berdasarkan novel yang ia baca selama ini, arti kata hukuman itu adalah hal- hal yang berbau mesum. Alarm bahaya di otaknya langsung memperingatinya. Dengan gerakan cepat ia langsung melangkah mundur. Namun sayang, belum sempat kakinya melangkah, Jeff sudah lebih dulu berhasil menarik pinggang rampingnya hingga menempel pada tubuh Jeffander. Queen tidak tinggal diam, ia terlihat berusaha keras melepaskan diri.
" Lepaskan saya tuan jeff, Anda jangan kurang ajar ", ucap queen sambil terus meronta.
" Diamlah, atau aku akan menciummu ", ancam Jeff yang berhasil membuat queen langsung berhenti.
" Good Girl ", ucap jeff menyeringai.
" Cepat katakan apa hukumannya, aku akan segera melakukannya ", tanya queen menggeram kesal dan berusaha melepas tangan jeff yang masih bertengger di pinggangnya.
CUP
Mata Queen langsung melotot ketika bibir tebal Jeff berhasil mendarat di pipi kanannya. Dengan sekuat tenaga ia mendorong dada bidang Jeff hingga pelukan itu terlepas.
" Kau ", Queen tampak melotot tajam sambil menunjuk ke arah Jeff dengan jari telunjuknya. Kemudian dengan gerakan kasar ia mengusap-ngusap bekas ciuman di pipinya.
" Ada apa ? Apa masih kurang? Apa pipi kirimu juga ingin aku cium ", goda Jeff sambil mengedipkan mata. Napas queen tampak tersengal saking menahan kesal.
" Dasar duda tua gila ", umpat Queen geram
Jeff tampak terkekeh mendengar umpatan queen. " Aku memang duda gila, yang tergila-gila pada gadis cantik yang ada di hadapanku ini ", ucapnya sambil terus tertawa.
" Terserah kau saja tuan ", kesal Queen sambil melengos.
Melihat gadis nakalnya marah, Jeff segera menghentikan tawanya. " Baiklah anggap saja ciuman tadi adalah hukumanmu. Jika kamu tidak ingin mendapatkan hukuman seperti itu lagi, maka jangan lakukan kesalahan. Apa kau mengerti nona Queen ",
" Ya tuan duda tua ", jawab Queen malas.
Jeff yang sudah kembali ke setelan serius tampak berjalan ke meja kerjanya dan mengambil sebuah berkas. Ia melemparkan berkas itu ke arah Queen. Dengan sigap Queen menangkapnya.
" Serahkan berkas itu ke bagian pemasaran. Dan katakan untuk segera merevisi semua yang sudah aku tandai ", ucap Jeff sambil mendudukkan diri di kursi kebesarannya.
" Kalau begitu saya permisi ", ucap queen seraya meninggalkan ruangan bosnya itu. Ia menutup pintu ruangan Jeffander dengan sangat kasar.
BRAK
Jeff yang mendengar suara pintu tertutup kencang tampak mengulum senyumnya.
" Gadis nakal, kau sungguh pemarah sekali ", gumam Jeff sambil terkekeh.
*******
Om Jeff gak sabaran banget, udah nyosor aja kayak soang 🤭