Elora Thomas Blossom, merupakan seorang gadis cantik yang sangat Malang, Ia hidup dalam sebuah tekanan yang terus membuatnya sedih. Perceraian kedua orang tuanya sendari kecil, serta mendapat Ibu tiri yang sangat kejam, membuat hidupnya sangat pilu. Ditambah lagi ayah kandungnya sendiri yang tidak pernah menganggapnya, dan hanya menyayangi saudari tirinya saja.
Ia memiliki seorang kekasih yang sangat ia sayangi, mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Namun Elora tidak tau mengapa, kekasih yang akan menikahinya itu tiba-tiba membatalkan pernikahannya secara sepihak. Hal itu mampu membuat Elora tambah tersiksa, Ia terus dicaci maki oleh keluarganya.
Sampai akhirnya Ia tidak
Menyangka bertemu seorang CEO yang sangat angkuh, karena Ia telah menolong Ibu sang CEO.
Karena kebaikanya itu, Ibu sang CEO memaksa putranya untuk menikahi gadis itu disaat mereka berdua belum saling mengenal dan saling mencintai.
Dengan terpaksa Elora mau menikah dengan CEO itu dengan tujuan suapaya Ia bisa keluar dari keluarga yang terus menyakitinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kadek Widianingsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7. Dua Wanita Pilihan?
Tidak ada yang tau bagaimana sifat seseorang kedepannya akan bagaimana, rasa benci bisa timbul karena perlakuan buruk itu sendiri, siapa yang menyangka seorang Elora yang sangat patuh dan selalu disiksa oleh keluarganya, kini telah berusaha berubah menjadi gadis yang kuat dan tangguh.
Kekecewaan dan sakit hati itu membuat hatinya yang sangat lunak, berubah menjadi bongkahan batu besar yang sangat keras. Tidak ada lagi rasa takut ataupun rasa prihatin untuk keluarganya, yang ada hanya rasa benci yang kian berkobar bagaikan api yang siap untuk menyulut mereka kapan saja.
Gadis itu melirik sebuah foto prewedding yang terpapang jelas di dinding kamarnya.Terlihat dikedua wajah calon mempelai yang sangat bahagia dengan sorot mata yang sangat berbinar.
Siapa yang menyangka pernikahan yang sudah sangat mereka impikan akan hancur begitu saja.
Tangannya perlahan mulai menyentuh foto tersebut, Ia membawa jari-jemarinya pada wajah pria yang menatap dirinya di foto dengan tatapan teduh dan tulus. Wajahnya begitu manis dan tampan. siapa saja yang melihatnya pasti akan meleleh akan ketampanannya. Sang kakak tiri yang bagaikan seorang ratu di rumahnya pun ikut terbuai dengan ketampanan calon adik iparnya.
Lalu apa gadis itu merupakan dalang dibalik gagalnya pernikahan indahnya?
Tentu saja Ia tidak tau, meski Ia yakin ada campur tangan darinya, namun Ia tidak ingin menuduhnya mengingat calon Ibu mertuanya juga tidak senang akan kehadirannya.
“Ze, kau sangat indah, bahkan keindahanmu mampu menutup setiap kelabu yang bersemayam dihatiku. Sampai kapanpun aku akan mencintaimu, ku harap kau menemukan cinta yang layak bersanding dengan seorang anak dari keluarga kaya raya seperti dirimu, tidak masalah jika cinta tidak harus memiliki”
Gadis itu mengusap air mata yang jatuh membasahi pipi chubbynya.
Ia meletakkan foto itu bersama kenangan yang lainnya di dalam sebuah kardus yang besar.
Ia harus membuang semua barang-barang itu agar tidak selalu mengingat tentang pria itu. Namun akan sangat sulit untuk membuang nama pria yang begitu dalam tertancap di hatinya.
*
*
*
“Berhentilah bersikap angkuh seperti itu!” Tegas Stella, wanita itu sangat tidak habis pikir dengan putranya yang begitu angkuh dan tidak pernah menghargai orang lain.
Malam ini seorang Xander Vinson telah lancang dan tidak sopan meninggalkan makan malam yang sedang berlangsung bersama jajaran orang terkaya di negerinya.
Hal itu telah berhasil membuat Ben Vinson dan juga istrinya yang terhormat sangat malu dengan kelakuan putranya itu.
Tidak henti-hentinya Stella meminta maaf atas kelakuan putranya terhadap orang-orang penting itu, termasuk juga dengan suaminya sendiri.
“Aku terpaksa meninggalkan makan malam itu karena badanku sangat alergi dengan seorang wanita” ucap Xander angkuh.
Stella dan Ben tidak henti-hentinya menyorot Xander dengan tatapan tajam dengan hati yang bergemuruh.
“Apa kau seorang pria yang mempunyai kelainan?, sehingga berdekatan dengan seorang wanita membuat badanmu menjadi gatal” pria yang dipanggil dengan sebutan Ayah itu memberikan pertayaan konyol yang secara sengaja merendahkan dirinya yang jelas-jelas pria normal, Ia sangat geli dengan peryataan itu.
Dalam situasi seperti itu Xander masih bisa terkekeh yang membuat Ben dan Stella kian memanas dengan dirinya.
“Aku belum menemukan seorang yang pas untukku”
“Menikah dengan Dannela atau Elora?” Aku memberikanmu dua pilihan. Carilah yang terbaik dari mereka dalam waktu satu bulan. Tidak ada penolakan apapun untuk itu.” Tegas Ben, hal itu mendapat reaksi yang tak terduga dari Xander. Pria itu melebarkan bola matanya, serta tangannya mengusap-ngusap telinganya memastikan Ia tidak salah mendengar ucapan yang lolos begitu saja dari mulut Ben Vinson.
*
*
*
Pagi hari telah tiba ditemani oleh kilauan mentari yang menyilaukan mata, serta embun malam yang mampu menambah kesegaran pagi yang akan berbeda dari biasanya.
seorang gadis cantik tengah meregangkan otot-ototnya lalu segera beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.
Rintik demi rintik air shower turun mebasahi seluruh tubuhnya yang sangat indah. Perlahan tangannya mulai bergerak menggosok seluruh bagian tubuhnya menggunakan body wash beraroma rose yang sangat segar dan wangi.
Setelah merasa cukup segar, ia bergegas mengeringkan tubuhnya dan memakai pakaian formal untuknya bekerja. Tak lupa ia memoles sedikit wajahnya dengan bedak tipis lalu ditambah dengan rona merah di pipinya.
Sempurna!!
Hal itulah yang mungkin akan dikatakan siapa saja yang melihatnya, ia memiliki postur tubuh yang tidak begitu tinggi, kulit putih bersih, serta badan yang sangat indah. Namun ia tidak pernah mengenakan pakaian seksi meski memiliki tubuh yang indah, sangat lain dengan kakak tirinya yang selalu memamerkan bentuk tubuh yang tidak kalah indah dari dirinya.
“Elora, apa kau tidak menyiapkan sarapan untuk kami?” Cegat Berlly dengan api yang berkobar di kedua bola matanya.
Elora yang sudah mau pergi otomatis memutar tubunya untuk menghampiri wanita kejam itu.
“Tante Berlly yang sangat cantik, sepertinya tanganmu itu akan sangat pasif jika tidak pernah digerakkan” ucap Elora dengan mata yang melotot menatap Berlly seperti orang yang sedang mengintimidasi.
Elora berputar pada tubuh Berlly, menatapnya dari atas sampai bawah. Kemudian tangan mungilnya dengan berani menuju dagu runcing wanita Iblis itu dan mencengkramnya dengan erat.
“Aku bukanlah pelayan dirumah ini!” Ucap Elora sangat dekat dengan wajah Berlly, bahkan ibu tirinya itu sampai bergidik ngeri dengan perubahan Elora yang telah berubah menjadi sosok Iblis.
Wanita itu tidak bisa berkata-kata lagi, Elora melepaskan cengkraman itu dengan kasar kemudian melangkah keluar dengan hati yang sangat puas.
“Kau bahkan tidak berani berkutik sialan!” Umpatnya dalam hati dengan senyum tipis yang terpatri di wajah manisnya.
*
*
*
“Danella, Elora” kedua nama gadis itu terus saja berputar di otaknya. Bagaimana Ia harus memilih di antara kedua gadis itu?. Hatinya yang sangat dingin dengan seorang wanita tidak akan dengan mudah memilih seorang pendamping hidup hanya dalam waktu satu bulan.
Pagi-pagi Ia sudah dipusingkan dengan nama calon-calon istri yang tidak Ia inginkan sama sekali. Ia menatap pekerjaannya yang menumpuk dengan malas. Tangannya sungguh enggan untuk mengambil kertas-kertas itu, ia hanya sibuk melamun sampai akhirnya sang sahabat dan abdi setianya datang membuyarkan lamunan yang tercipta kokoh di dalam benaknya.
“Xander Vinson, pewaris utama Vinson Group, pagi-pagi sudah melamun merenungkan nasibnya yang sangat beruntung” goda jayden sambil duduk di hadapannya. Kali ini Ia tidak bisa meramalkan gambaran suasana hati Xander karena sangat jarang Ia mendapati sahabatnya melamun seperti itu.
“Kau, ada maksud apa kemari? Pergi sana kerjakan pekerjaanmu yang sudah menumpuk seperti tumpukan sampah di TPA” usir Xander sambil menyilangkan kedua tangannya di dada bidangnya.
Bukannya pergi, sosok Jayden malah tertawa seperti mengejek lalu membayangkan pekerjaannya yang sudah di garap oleh Elora, jadi Ia sangat santai bahkan bisa keluyuran kemana-mana.
“Pekerjaan esok hari pun sudah terselesaikan berkat Elora yang ku angkat menjadi sekretarisku. Ia sangat hebat dan pintar, tidak rugi kau memberikanku kesempatan untuk menepatkannya bekerja disini” ucapnya bangga. Tangannya perlahan bergerak mengambil secangkir teh yang belum disentuh oleh Xander dengan angkuh dan langsung meneguknya dengan nikmat.
Xander menyipitkan matanya antara percaya dan tidak percaya. Tapi tidak mungkin juga seorang Jayden yang sangat rajin bekerja dan anti keluyuran mau keluar dari ruangannya jika pekerjaannya tidak beres.
pak jahe pasti kasihan sama davira🤭🤭🤭