Suamiku Tuan CEO Angkuh
Kilauan cahaya mentari pagi perlahan menyelinap masuk ke cela-cela gorden kamarnya, gadis itu masih sangat lelap menikmati mimpi indahnya.
Tak bisa dipungkiri, gadis itu tidur dengan balutan gaun pernikahan yang begitu indah, dengan mata yang membengkak akibat menangis semalaman. Gaun indah yang melekat di tubuhnya sedikitpun tidak menggambarkan kisah pilu kehidupannya. Ia tidak tau mengapa kekasih yang sebentar lagi menjadi pendamping hidupnya, tega membatalkan pernikahan yang sejak dulu ia impikan.
Sebenarnya Ia ingin sekali keluar dari lingkungan keluarga yang sangat menyiksanya itu, namun hidup di tengah kota X yang sangat besar ini pastilah membutuhkan biayanya yang sangat mahal. Sialnya Ia juga dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja, tanpa tau kesalahan apa yang telah Ia perbuat sampai perusahaan tega memecatnya.
Byurrrrr
Seember air tumpah begitu saja membasahi tubuhnya, ia terkejut segera terbangun dari kehidupan indah yang hanya Ia dapat di alam mimpi, terlihat Ibu tirinya memasang wajah mengerikannya, dilengkapi tatapan yang sangat sulit di artikan bagi dirinya.
“Siapa yang menyuruhmu bermalas-malasan?” Bentaknya, suaranya begitu melengking di telinga Elora.
“Maafkan Elora tante” ucapnya sambil menatap manik mata berkobar ibu tirinya dengan sendu dan wajah yang sangat kusut.
“Jangan pikir kami bersimpati dengan apa yang telah menimpa mu!, gadis sepertimu pantas ditinggalkan!!”
Ucapan yang keluar dari mulut ibu tirinya begitu menyayat hatinya, tak henti-hentinya wanita itu melemparkan Elora dengan kata-kata kotor, bahkan Ia sama sekali tidak mau dipanggil Ibu oleh Elora.
*
*
*
“Segeralah cari pekerjaan kalau tidak ingin aku mengusirmu!” Ujar addison, laki-laki itu sudah dibutakan oleh besar cintanya kepada Berlly, Ia sudah sangat mencintai wanita itu jauh sebelum menikahi Ibu Elora. Tapi kedua orang tuanya tidak merestui hubungannya dan harus menerima perjodohan untuk menikahi Ibunya Elora.
“Ayah, ku mohon beri Elora sedikit waktu, lagian gaji Elora disaat bekerja di perusahaan lama sudah semuanya diberikan pada tante Berly. mengapa Ayah hanya menyuruh aku yang bekerja, bagaimana dengan Davirra?”
Entah keberanian darimana gadis itu berani berkata demikian, dan menyentil Davirra yang tengah duduk manis menikmati hidangannya. Sorot mata tajam kini mendelik kepadanya, tidak bisa dipungkiri sumpah serapah seperti apalagi yang ia dapat dari keluarga yang tidak pernah menganggapnya itu.
Keluarga mereka cukup kaya, dengan posisi pekerjaan addison yang sangat bagus di tempatnya bekerja, namun masih memaksa Elora untuk bekerja. Mungkin itu cara mereka untuk membuat hidup Elora lebih tersiksa.
Plakkk
tangan pria yang seharusnya mengelus kepalanya dengan manja, telah tega menampar darah dagingnya sendiri. Mata Elora berkaca-kaca dengan apa yang telah diperbuat ayahnya terhadap dirinya. Tamparan itu jauh dua kali lebih menyakitkan daripada ditampar oleh Ibu tirinya.
Sedangkan Ibu tiri dan kakak tirinya hanya bisa tersenyum atas penderitaan yang Elora dapat, hatinya begitu bahagia ketika melihat Addison kasar dengan putrinya sendiri.
“Kau sudah berani melawanku, harusnya aku tidak membawamu kemari. Kehadiranmu hanya akan menyulitkanku.” bibir Addison begitu bergetar. Ada setitik rasa sakit ketika kata itu lolos begitu saja dari bibirnya, Ia menatap Elora dengan sedikit rasa iba. Namun rasa itu hilang begitu saja ketika melihat wajah gadis itu sangat mirip dengan sang Ibu.
Bagi Addison, kelahiran Elora adalah penghambatnya untuk memiliki kehidupan bahagia dengan wanita yang ia cintai. Karena paksaan kedua orang tuanya ia terpaksa meninggalkan Berlly yang tengah mengandung anaknya dan menikahi Ibu Elora.
Ia sangat membenci apapun yang berhubungan dengan Ibunya Elora, bahkan Ia sangat membenci darah dagingnya sendiri.
Tidak sedikitpun pria tua itu memiliki hati nurani pada putrinya itu.
“Bergegaslah jika Ayahmu tidak ingin menamparmu lagi, kau ini hanyalah benalu di rumah ini”
Sesak, hanyalah itu yang Elora rasakan kini, Ia menatap Berlly yang telah memberikan pernyataan menohok terhadapnya. Air matanya sudah tidak sanggup lagi Ia bendung.
Gadis itu berdiri dari meja makan dan sedikit menguatkan hatinya, Ia tidak ingin terlihat begitu lemah sekarang, Rasa sakit yang Ia dapat dari mereka akan Ia jadikan teman setianya.
“Seorang benalu tidak akan hanya berdiam diri di rumah. Lalu, siapa yang pantas disebut dengan benalu?” ucapnya dengan berani sambil melirik Davirra dengan tajam. Kakinya begitu lemas, lalu Ia melangkah dengan asal keluar dari rumah neraka yang telah Ia huni selama 20 tahun.
Davirra yang merasa disindir oleh Elora pun berdecak kesal, ingin membalas hal itu.
*
*
*
“Bisa tidak kalian ini jangan menentang keputusanku, apa yang membuat kalian membatalkan pernikahanku dengan Elora?, dia itu gadis yang baik, aku tidak bisa lagi membayangkan bagaimana terpukulnya gadis itu.”
Pria tampan itu menatap kedua orang tuanya dengan mata berkaca-kaca dan raut wajah yang sangat kecewa. Mereka secara sengaja mengubur mimpinya untuk membangun rumah tangga dengan orang yang ia cintai. Rasa bersalah pada gadis itu bagaikan sebuah pedang yang mengiris-ngiris hatinya.
“Ze, harusnya kau bersyukur tidak jadi menikahi gadis itu setelah tau fakta tidak baik tentangnya” ucap Bella kesal, ia merupakan orang yang paling tidak setuju anaknya menikah dengan gadis biasa seperti Elora. Meskipun keluarga Elora keluarga yang lumayan kaya, namun itu masih sangat jauh dibawah rata-rata dari kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Zein, dengan itu ia berencana mencarikan anaknya jodoh yang pas untuknya.
“Ibu, aku tau siapa Elora. Aku sudah sangat bosan menjadi anak yang selalu menuruti kata kalian berdua” pria tampan itu mengentakkan dengan kasar sendok dan garpu yang ada di tangannya sambil menatap kecewa ke arah David dan Bella. Baru kali ini Zein berani berbicara seperti itu pada mereka, sebelumnya Zein adalah anak yang sangat penurut.
“Teruslah kau bersikap seperti itu kalau ingin nasibmu menjadi buruk” tegas David, Ia sungguh geram dengan anak kesayangannya yang sudah mulai menentang dirinya. Ia pikir Elora lah yang telah membuat Zein menjadi anak yang tidak patuh.
Zein kemudian beranjak dari meja makan tanpa sedikitpun melirik Ayah dan Ibunya yang tengah membeku atas sikapnya pagi ini. Pria itu segera melajukan mobilnya dengan kencang bercampur rasa kesal menuju kantor pusat tempat biasanya bekerja.
Di tengah-tengah perjalanan, Zein sudah tidak bisa lagi menahan air matanya, ia begitu perih memikirkan bagaimana nasib Elora sekarang ini, Ia masih enggan untuk menghubungi gadis itu karena rasa bersalah yang dimilikinya.
Zein tau persis bagaimana sifat dari Elora, tidak mungkin gadis itu seperti apa yang dikatakan oleh Bella, ia masih tak habis pikir dimana Bella mendapat informasi yang buruk mengenai Elora.
Ia benar-benar mengutuk dirinya sendiri.
“Gadis yang malang” batin Zein dalam hati
Harapan untuk menyelamatkan Elora, dari keluarganya yang jahat pupus begitu saja, ia paham betul dengan nasib buruk gadis itu.
Hari-haru indah bersamanya hanyalah tinggal kenangan.
Kaki panjang Zein berjalan memasuki kantor dengan sangat lesu, beberapa sorot mata sibuk menatapnya dan juga membicarakannya, bagaimana tidak, keluarga mereka merupakan keluarga yang populer yang sangat terpandang dan kerap diliput oleh media. Jadi seluruh negaranya pun sudah tau kalau pernikahan Zein dengan kekasihnya itu dibatalkan begitu saja karena ada hal buruk yang baru terendus dari kekasihnya.
Tentu saja itu membuat seorang Zein murka. Ia membubarkan para karyawan yang sibuk bergosip ria. Ia tidak mau kekasihnya yang baik hati di cap buruk oleh orang-orang.
Bahkan ia berencana untuk membungkam media-media yang telah menyiarkan berita tentang dirinya dan menjatuhkan Elora. Tidak bisa dipungkiri, siapa dalang dibalik semua ini? Siapa yang telah memberikan berita bohong mengenai kekasihnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Errwin Nata
semangat next
2023-06-27
0
amertarasa
Mulut Ibu tiri, kenapa selalu seperti ini! Kejam banget. 🙄
2023-06-27
1