Lupa ingatan?
Mana mungkin aku mau menerima jika ke dua orang tua ku menyuruh ku untuk menerima kekasih ku sendiri jadi adik angkat ku sekarang.
Baru kemarin diri nya melamar gadis yang akan menjadi adik angkat nya.
" Aku menolak, aku tidak mau jika dia menjadi adik ku" Tolak Wafa menahan kesal.
Halo semua nya, minta dukungan nya ya...biar semangat nulis nya. Thank you.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari Ba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gila kerja
" Tutup dulu laptop mu,,,Mama bicara serius pada mu" Ucap Mama Zahra.
Wafa menghela nafas nya lalu menutup laptop nya kembali.
" Nah gitu dong, sekarang Mama akan bicara serius sama kamu"
" Mama sama Papa sudah setuju akan mengadopsi Nisa sebagai adik angkat mu" Ucap Nya.
" Tapi Mah...
" Nggak ada tapi - tapian , kamu harus menyetujui nya juga,,,,Mama nggak mau ada penolakan dari mu"
" Sayang,,,,Mama benar - benar menginginkan Nisa sebagai putri Mama, kami tega sama Mama"
Lalu bagaiman dengan diri nya, apa diri nya harus mengorbankan kekasih nya sebagai adik angkat nya.
" Bukan begitu Mah,,,,Wafa punya alasan sendiri " Ucap Wafa.
" Alsan apa lagi....?,,Mama nggak mau dengar alasan dari mu, pokok nya kamu harus setuju juga" Ucap Mama Zahra berdiri.
" Pokok nya kami harus setuju,,,,titik..." Ucap Nya berjalan pergi.
" Mah,,,dengerin penjelasan Wafa dulu......
" Mah...Nisa itu sebenar nya Ke...kasih...Wafa...." Ucap Wafa berbicara lirih di akhir karena Mama nya sudah keluar dari kamar nya. Dan Mama Zahra memang tidak mendengar ucapan Wafa.
" Hah...Mamah..." Kesal Wafa mengacak rambut nya frustasi, padahal diri nya sudah mau jujur lo tadi, tapi Mama nya sudah keburu pergi.
Ke esok kan pagi nya keluarga Wafa sudah siap akan kembali ke rumah setelah liburan keluarga yang gagal. Akan tetapi keluarga nya yang memiliki anggota keluarga yang baru.
Meskipun Nisa sudah di perbolehkan untuk keluar dari rumah sakit, tapi keadaan tubuh nya belum puluh total. Kaki nya masih lemas untuk berdiri dan berjalan. Mungkin karena tidak sadarkan diri semalam di dalam air. Jadi Nisa kini masih duduk di kursi roda.
" Bawa koper kakak sekalian" Suruh Wafa pada Vani.
" Nggak Mau,,,entar kak Wafa nggak bawa apa - apa lagi,,, seharusnya Kak Wafa yang bawakan koper ku, bukan nya aku yang malah membawakan koper kakak..." Tolak Vani.
Nisa hanya menggelengkan kepala nya dan tersenyum melihat perdebatan itu.
" Bawain aja,, nggak usah membantah..." Ucap Wafa lalu menggendong Nisa.
" Kakak mau menggendong Nisa biar cepat sampai mobil nya" Ucap Wafa.
" Ooooo...ngomong dari tadi dong kak,,, tadi kan aku nggak akan nolak jadi nya" Ucap Vani dan langsung mendapat kan tatapan tajam dari Wafa.
Dasar adik nya ini, pilih kasih sekali, padahal kan diri nya ini kakak kandung nya, bukan nya Nisa kakak nya.
" Aku pakai kursi roda saja kak, aku berat lo" Tolak Nisa.
" Kalian berdua ini suka sekali menolak ku, lagian tubuh mu ini ringan sekali, lebih berat barbel ku dari pada tubuh mu,,,,,, pakai kursi roda pun, pasti aku yang akan mendorong nya" Ucap Wafa melihat manik mata Nisa yang langsung berpaling saat Wafa menatap nya.
" Biarkan saja,,,kakak mu yang menginginkan untuk menggendong mu dari pada mendorong kursi roda....Sini koper kakak mu, biar Papa yang bawa" Ucap Papa Arga.
Setelah itu Wafa diam tidak berbicara. Begitupun dengan Nisa yang ikut diam dengan kepala bersandar di dada bidang milik Wafa.
Mobil melaju dari area penginapan. Jalanan tidak terlalu macet, mobil bisa melaju tanpa ada hambatan.
Nisa melirik Wafa yang duduk di samping nya, dengan pandangan mata yang fokus pada layar laptop di pangkuan nya.
Wafa yang sadar di perhatikan, tidak bergeming sama sekali, membiarkan Nisa yang terus melirik ke arah nya.
" Udah dong liatin nya,,,kamu nggak tau ya kalau aku ini kangen banget sama kamu" Batin Wafa.
Tidak bisa di pungkiri lagi, jika Wafa begitu merindukan kekasih nya ini. Wafa hanya bis menahan nya saja. Tidak mungkin juga Wafa akan tiba - tiba mencium dan memeluk bibir Nisa. Yang ada Nisa nya yang akan bingung karena sedang hilang ingatan, dan melupakan kekasih nya yang sangat tampan ini.
Tepat pukul sepuluh, Mobil sampai di pekarangan rumah keluarga Neeson.
" Selamat datang, di rumah sayang " Ucap Mama Zahra tersenyum pada Nisa. Nisa tersenyum juga di iringi dengan anggukan kepala nya.
" Aku mau langsung ke kantor setelah ini" Ucap Wafa memberitahu.
Mama Zahra langsung menoleh melihat ke arah putra nya.
" Kita belum juga turun dari mobil lo,,,,kamu udah mau ke kantor aja" Ucap Mama Zahra pada putra nya ini. Begitu tergila - gila sekali pada pekerjaan, apa putra nya ini kekurangan uang, sampai - sampai baru pulang liburan pun langsung akan berangkat ke kantor.
" Pekerjaan Wafa udah numpuk Ma,,,,mungkin Wafa nanti juga akan pulang larut" Ucap nya.
" Dasar...
" Udah biarin aja Ma, kaya nggak tau anak mu aja,,,segila apa dengan pekerjaan nya itu" Saut Papa Arga.
" Papa saja tau" Ucap Wafa dan langsung di tabok lengan nya oleh sang Mama.
Setelah membantu menurun kan koper dari bagasi mobil, Wafa pamit akan berangkat ke kantor, tanpa masuk ke dalam rumah dan mengganti pakaian nya terlebih dahulu.
" Wafa berangkat dulu" Pamit Wafa.
" Hati - hati di jalan, jangan ngebut - ngebut bawa mobil nya" Nasehat Mama nya.
" Iya mama ku sayang,,,,Pah aku bawa mobil papa sekalian ya, malas mau ambil kunci mobil di kamar " Ucap Wafa sembari mencium kening Mama nya, begitupun Mama Zahra yang mencium kening putra nya.
" Iya, hati - hati,,,,jangan sampai lecet mobil Papa" Jawab Papa Arga.
" Tenang aja, nanti kalau lecet Wafa ganti" Jawab Wafa meringis dengan mata melirik ke arah Nisa yang sedari tak kunjung selesai melihat ke arah nya.
" Mau minta cium lagi, dari tadi melihat ku" Ucap Wafa membungkuk di hadapan Nisa yang duduk di atas kursi roda" Ucap Wafa.
" Nggak ada,,,kak Nis cuman lihat kakak aja, jangan curi keempat lagi, mending cium aku aja" Jawab Vani bukan nya Nisa yang menjawab.
" Ogah cium kamu, susah di atur" Ucap Wafa melirik ke arah adik nya.
Vani menjulurkan lidah nya sebal dan masuk ke dalam rumah terlebih dahulu.
" Aku nggak minta cium Kak, cuman mau bilang hati - hati di jalan sama Kak Wafa" Ucap Nisa membuat Wafa yang masih membungkuk langsung menoleh kembali ke arah waja Nisa.
" Hah,,,Oke.... sampai jumpa kembali " Ucap Wafa mengacak puncak kepala Nisa lalu masuk ke dalam mobil.
" Sayang, ayo kita masuk ke dalam " Ucap Mama Zahra setelah mobil Wafa pergi.
" Iya Ma...." Jawab Nisa mengangguk kan kepala nya, kemudian masuk ke dalam rumah bersama Mama Zahra dan Papa Arga. Sedangkan koper nya sudah di urus oleh pembantu nya.
Masuk lah mereka bertiga. Nisa menatap seluruh ruangan yang kini diri nya berada.