Ditinggal Sang kekasih begitu saja, membuat Fajar Rahardian Lee Wijaya pergi ke sebuah kota kecil untuk menenangkan diri dari rasa kecewa,terluka dan tentunya malu pada keluarga besar yang sudah melakukan segala persiapan pernikahannya.
Tapi tak di sangka, disana ia malah bertemu dengan seorang wanita yang membuat ia lupa niatnya untuk datang. Alih alih ingin tenang, Fajar justru kembali pulang membawa seorang Janda perawan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part #07
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Bugh...
Satu pukulan yang sama kerasnya kembali di layangkan Tagor di wajah Fajar dan itu berhasil membuat Shena berteriak lagi hingga tubuhnya kian bergetar hebat, belum pulih rasa sakit di tubuhnya karna dipukul, dijambak dan juga di tendang kini gadis malang itu harus melihat kekerasan juga didepannya secara langsung.
Lagi dan lagi, entah kenapa Fajar tak perduli dengan tinjuan dari pria yang ia belum ia ketahui memiliki kelainan tersebut, yang dipikirkan Fajar hanya sosok gadis cantik berkulit putih di pojokan yang sedang merasa takut. Itu terbukti dengan manik matanya yang seolah ingin pergi dari kekacauan di rumah tersebut.
"Siapa yang lo minta barusan, hah?!" Tagor yang semakin kesal seakan lupa jika ia dalam keadaan setengah telanNJang yang bagian bawahnya, ah sudahlah-- bayangkan saja sendiri sendiri ya Bestie!
"Saya minta istri Anda! silahkan ambil barang saya," tegas Fajar tak perduli dengan wajahnya yang berkedut sakit, bohong jika Si tengah tak merasakan nyeri akibat tiga bogem mentah yang berhasil mendarat dengan sempurna.
"Lo mau tuker dia sama barang lo, iya?!" tanya Tagor sambil menunjuk kearah Shena.
Tak ada jawaban, Fajar hanya mengangguk padahal ia sendiri saja tak punya alasan kenapa ia malah meminta istri orang langsung pada suaminya, sebab yang ada di benak pria itu hanya ingin menolong sosok gadis tersebut.
Begitu banyak keganjilan yang dirasa dan dilihat Fajar hingga ia yakin jika ada yang tak beres di kedua orang yang katanya suami istri tersebut.
"Makin kurang ajar lo ya! Lo mending pergi dari pada gue matiin lo disini," usir Tagor sembari melayangkan ancaman.
Tapi Fajar tetap bergeming, kakinya seolah di olesi lem hingga ia tak bisa beranjak sedikitpun.
"Saya tak akan pergi sebelum Anda menyerahkan istri Anda. Ini sudah kelewat batas jika kalian benar-benar terikat dalam pernikahan. Justru Anda yang akan mati dalam penjara karna kasus berlapis," ancam balik Fajar, dan Tagor bukan orang bodoh yang tak tahu akal hal tersebut.
Ia membenarkan ucapan Fajar karna adanya beberapa barang bukti. Barang hasil curian, wajah Fajar yang babak belur hingga Shena yang sama juga terdapat banyak luka. Disana pun ada saksi lain yaitu Si Ucil yang melihat semuanya dengan sangat jelas, ia bisa menceritakan setiap adegan pemukulan yang dilihatnya langsung oleh kedua matanya pada pihak yang berwajib.
"Apa yang gue dapet kalo gue kasih DIA buat lo?" tanya Tagor yang sepertinya mulai ingin bernegosiasi.
Mudah saja bagi pria itu melepaskan Shena karna ia hanya terobsesi dengan wajah polos menggemaskan gadis itu yang Tagor yakini ia akan sangat puas saat Shena memperlihatkan ekspresi wajah terkejut dan takut ketika daging tak bertulang milik pria itu tepat di kedua matanya yang teduh.
"Anda bisa ambil barang saya," jawab Fajar dengan santainya seolah dompet dan ponsel bagai sebuah permen yang ia berikan begitu saja.
"Cuma itu?" tanya Tagor lagi dengan ekspresi kurang puas karna masih ada rasa takut dalam hati Tagor.
"Apalagi? Anda ingin saya untuk tidak lapor Polisi atas kejadian ini, begitu?" tebak Fajar memastikan.
Kali ini Tagor yang mengangguk dengan tatapan serius penuh harap pastinya. Cukup sekali saja ia mendekam di balik jeruji besi yang tak bisa membuat nya menyalurkan hasRaat, tak ada ekspresi wajah terkejut di sana hingga hanya rasa hambar yang diperoleh Tagor dalam mencari kepuasan SekSsuaL nya yang menyimpang.
"Bisa saja, asal Anda bebaskan istri Anda sekarang juga," ucap Fajar penuh penegasan.
"Pergilah, bawa dia sana jauh jauh," titah Tagor, masih banyak Shena yang lainnya nanti yang pastinya tak perlu ia nikahi.
"Saya tak bisa membawanya begitu saja, jika kalian benar-benar suami istri. Bisakah Anda menceraikannya lebih dulu?" pinta Fajar.
Entah apa yang bisa membuatnya nekat seperti ini, masuk ke dalam persoalan rumah tangga orang lain lalu meminta seorang istri dari suaminya.
"Cerai? bawa aja sana, gak usah ribet ribet," ujar Tagor malas, kemarahannya berangsur-angsur kian reda.
"Setidaknya ucapkan TALAK."
"Gue gak bisa kaya gitu gituan," sahut pria itu, ilmu agama yang minim membuatnya hanya tahu soal kawin nya saja tanpa paham perihal rukun pernikahan termasuk apa saja yang seharusnya di lakukan sepasang suami istri termasuk saling mengasihi satu sama lain.
Fajar menarik napas dalam-dalam, sudah bisa di tebak hal ini akan terjadi. Kini, ia mau tak mau memberitahu apa yang harus di ucapkan Tagor untuk istrinya, semua kian berjalan lancar karna tak ada rasa cinta hingga berat hati untuk melepaskan gadis itu.
Usai kalimat Talak terucap, Fajar yang masih terlihat tampan meski ada beberapa luka di wajahnya itu pun menghampiri Si gadis malang yang ketakutan di pojok ruang dengan posisi memeluk lututnya sendiri.
"Assalamu'alaikum," sapa Fajar yang kiki berjongkok tepat di depan Shena.
"Wa--waalaikum sa--lam," jawabnya dengan nada bergetar.
"Kamu bukan lagi istrinya, bolehkah aku membawamu ke rumah sakit? kita obati lukamu ya," ajak Fajar dengan suara teduhnya yang tak pernah ia dapat dari sosok Bapak, kakak bahkan mantan suaminya.
Bukan hanya itu tujuan Fajar, luka hati dan trauma justru yang jauh harus di sembuhkan lebih dulu olehnya.
Shena tak lantas menjawab, ia melirik kearah Tagor yang nampak sangat santai tak perduli dengannya. Shena di nikahi dan di cerai begitu saja tanpa kompromi dan persetujuannya lebih dulu, sakitnya sungguh luar biasa baginya yang masih sangat muda.
"Ayo, tunggu apa lagi, kalian bukan lagi suami istri," ucap Fajar mengingatkan. Ia yakin dengan tindakannya karna merasa antara Shena dan Tagor tak ada perasaan cinta layaknya sepasang halal pada umumnya.
"Aku--aku ikut denganmu?" tanya Shena.
"Iya, aku akan membawamu kerumah sakit, kita obati lukamu dulu, habis itu aku akan membawamu pulang, disini tak aman dan tak layak untukmu," jelas Fajar lagi yang kini sembari mengulurkan tangannya berharap gadis malang di depannya kini mau cepat menyambutnya untuk segera keluar dari bangunan yang sudah sangat berantakan tersebut.
"Pulang?" gumam Shena kebingungan sendiri, rumah mana yang akan ia datangi setelah ini.
"Iya, kamu punya keluarga kan?" tanya Fajar yang di jawab gelengan kepala namun Fajar langsung mengernyitkan dahinya.
Ia yang akhirnya peka pun lalu tersenyum kecil, tangannya yang menggantung kini terulur meraih tangan Shena untuk di ajak bangun lebih dulu.
.
.
.
Kita pikir kan nanti ya, yang jelas pergi dulu dari sini. Aku sudah mual melihat Si GUNDAL GANDUL..