Kesucian yang di renggut secara paksa karena di anggap wanita bayaran, membuat Elnara hamil hingga ia terpaksa harus menikah dengan orang yang merenggut kesuciannya. Lalu bagaimana kalo ia dipaksa membuat perjanjian harus meninggalkan bayi nya setelah lahir? Sanggupkah ia bertahan hidup seatap dengan pria yang paling ia benci yang sudah menghancurkan masa depannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShiNe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis pemandu karaoke
" Ibu kamu gimana, sudah baikan ? " tanya seorang wanita yang merupakan manajer karaoke bernama Chyntia.
Nara mengangguk kecil." Masih dalam perawatan." jawab Nara singkat tanpa perlu menjelaskan lebih rinci. Entah ia harus senang atau semakin berat saat ini. Pikirannya masih berputar untuk mencari uang tambahan sebagai bekalnya hidup sehari-hari.
" Radang otak, sakit seperti itu pasti masih membutuhkan biaya yang tidak berhenti sampai di sini bukan ? " Manajer wanita itu menyisir tubuh Nara yang secara fisik tidak cocok bekerja sebagai tukang bersih-bersih sebenarnya.
" Kamu bisa mendapatkan uang lebih di sini kalau kamu mau? "
Nara sudah bisa menebak kemana arah pembicaraan wanita didepannya ini. Bekerja di tempat seperti ini memang rawan bagi dirinya yang harus pulang hampir pagi setiap harinya. Namun membayangkan ia bisa saja menjadi gadis penuang minuman untuk tamu atau melayani karaoke plus-plus, membuat Nara langsung bergidik ngeri. Bukan berarti kesuciannya telah direnggut lantas ia menjual dirinya begitu saja. Hal itu benar-benar tak pernah ada dalam pikiran Elnara meski keadaan sulit selalu menghimpitnya.
Nara menggeleng cepat dan ia bertahan untuk menjadi tukang pel saja dari pada harus berjajar dengan para wanita bayaran . Gadis itu masih menjalankan tugas membersihkan ruangan demi ruangan yang telah digunakan untuk bersenang-senang. Lelah pun tak mengapa. Mengingat hutangnya , Nara kini seolah tak memiliki rasa lelah. Ia terus bekerja dengan seragam cleaning service dan berbagai alat kebersihan.
Membersihkan toilet bekas orang mabuk juga sudah biasa ia kerjakan. Termasuk malam ini saat di toilet khusus pria ada beberapa tamu yang mengotori dengan muntahan mereka yang tak karuan.
" Hai, cantik . Kamu ini LC yang merangkap jadi babu, ya? hahahaha. " tawa seorang tamu pria yang tubuhnya menguarkan aroma alkohol yang menyengat menertawai Nara yang masih tertunduk membersihkan lantai toilet dengan alat pelnya. Ia tak menggubris dan terus bekerja . Nara yang menguncir rambutnya ke belakang itu hanya mengangguk sopan tanpa mengangkat wajahnya.
" Heh, harusnya kamu berdiri di barisan cewek-cewek yang di atas sana. Ngapain bersihin muntahannya dia. Ayo, sini sama aku ! kita nyanyi-nyanyi bareng. Kamu jago joget kan? "
Pria satunya lagi dengan nada bicara sedikit ngawur karena mabuk lantas mengulurkan tangannya pada Elnara. Untung saja gadis itu sigap lalu dengan cepat menghindar dan keluar dari toilet.
" Baru jadi babu aja sombong banget. "
Nara baru saja merebahkan punggungnya tapi tiba-tiba manajer memanggil semua petugas cleaning service ke ruangannya.
" Ada apa? "tanya teman satu bagian Nara yang gugup bercampur takut saat berjalan menuju ruang manajer. Nara jelas mengedikkan bahu meski biasanya ada sesuatu yang terjadi jika manajer sudah memanggil seperti ini.
Lima orang petugas kebersihan yang bertugas malam ini memasuki ruangan berhawa dingin yang menusuk. Pandangan gadis itu langsung tertuju pada dua pria yang ia jumpai di toilet tadi.
" Tamu ini kehilangan jam tangan mahal saat di toilet. Apa ada di antara kalian yang menemukannya? " ucap Chintya sang manajer karaoke.
Kelima petugas kebersihan itu kemudian saling pandang dan mengedikkan bahu.
" Atau ada yang mengambil? " lanjutnya.
Salah satu tamu pria kemudian menyahut, membuat Nara langsung memasang wajah waspada meski ia tak merasa menemukan ataupun mengambil apapun benda yang tertinggal di dalam toilet.
Satu persatu loker diperiksa oleh tim dari manajer karaoke . Dari keempat petugas kebersihan semuanya clear. Sekarang giliran loker milik Elnara yang diperiksa dan gadis itu masih berdiri dengan tenang.
" Ketemu! Apa ini barangnya? "
deg
" Jadi kamu yang mengambilnya? Mau mengelak apa lagi, Nara? " ketus sang manajer dengan tatapan tajam.
Nara jelas menggeleng dengan tuduhan yang tidak ia lakukan , namun barang bukti jelas ada di dalam lokernya. Gadis itu menahan tangis dan tak bisa mengelak lagi terlebih tidak ada yang membelanya saat ini.
" Lihat kacanya sudah pecah begini. Mau ganti rugi kamu? " sentak sang pemilik jam tangan mahal tersebut .
" Saya tidak mencurinya dan saya tidak tahu kenapa jam itu ada di dalam loker saya. " kilah Nara masih mencoba membela diri saat pengunjung pria itu ngotot dengan nada tinggi menyudutkan Nara yang seolah telah mencurinya jam nya tersebut.
" Katakan kamu bisa ganti rugi dengan apa ? Bukannya hutang mu dengan boss Edo saja sudah sangat besar? " cibir sang manajer. " Cepat temani mereka karaoke atau saya laporkan kamu ke boss Edo biar kamu dipecat! " ancam chyntia sang manajer karaoke.
Nara hanya bisa menunduk dan memejam perih merasakan kesialan demi kesialan yang menimpanya selama tinggal di Jakarta . Akhirnya dengan amat sangat terpaksa, Nara kini sudah berganti pakaian menjadi gadis pemandu lagu sekaligus penuang minuman untuk para tamu.
Bergabung dengan dua gadis lainnya , Nara yang wajahnya sembab memerah kini memasuki VIP room karaoke dengan kapasitas sepuluh pengunjung itu. Mengikuti dua gadis yang lebih dulu berprofesi melayani tamu suka-suka itu, sebuah pandangan kini tertuju pada sosok Nara yang seperti tidak asing. Pandangan itu terus mengikuti gerak gerik Nara yang kaku dan tidak bisa melayani tamu sampai beberapa pria kini memintanya untuk menuang deretan botol minuman beralkohol yang sudah tersaji di atas meja.
" Hey, kamu! Kenapa cuma diem? sini duduk. " seorang tamu pria menepuk pahanya meminta Nara duduk di atasnya. Tentu saja Nara refleks menggeleng hingga pria lain kemudian menarik tangannya dan menyuruh menuang salah satu minuman ke dalam gelas.
Dengan tangan gemetar, Nara mengulurkan minuman itu. Namun bukannya menerima pria itu malah mendorong gelas itu ke mulut Nara hingga gadis itu meneguknya sampai tersedak. Tawa beberapa pria menggelak ramai di ruangan yang terputar lagu dengan suara yang tak kalah memekakkan telinga.
Dua gadis pemandu lainnya sudah melakukan tugasnya dengan bergoyang tak karuan dan satu lagi sibuk melayani hasrat para pria siallan yang dengan seenak mereka menggerayangi tubuh molek gadis itu.
Sementara Elnara sibuk menampik beberapa uluran tangan lantaran risih dengan kondisi yang tidak pernah ia rasakan sendiri sebelumnya.
" Heh! Kamu itu sudah bikin kerugian di sini . Cepat layani kami atau kami bawa kamu ke kantor polisi !"
" Jangan! " pekik Nara ketakutan lalu terpaksa bekerja memilihkan lagu di mesin pemutar musik lalu dengan menahan tangis, menuang minuman dan menyuapkan ke bibir pria meski dengan tubuh luar biasa gemetar.
Seorang tamu kemudian memasukkan sebutir pil ke dalam gelas dan meminta Nara meminumnya. Meski menolak dengan keras , namun tenaganya jelas kalah dengan beberapa tangan kekar yang memaksanya malam ini.
Suara lagu masih mengalun keras dengan lampu ruangan yang temaram cenderung gelap. Nara yang sudah dicekoki entah berapa gelas minuman itu kini tak kuat menopang tubuhnya sendiri. Sampai kemudian seorang tamu pria mendudukannya di salah satu sofa sudut lalu mulai memainkan jemari menelusuri tubuhnya.
" Jangan kurang ajar! "
.
...****************...
ingat ya, kalau hidupmu berantakan itu mungkin balasan dari tuhan atas kelakuanmu yang sudah mencuri karya saya.