Andara gadis cantik berusia dua puluh tahun, harus pergi dari desa nya karna kecantikan nya di anggap sebagai ancaman, khusus nya kaum hawa,
acap kali mendapat perlakuan buruk, dari gadis gadis maupun ibuk ibuk yang sudah bersuami, hingga kepala desa punya niat untuk menjadikan Andara sebagai istri kedua,
dengan terpaksa Andara keluar dari desa nya berniat merantau ke kota, dengan tujuan teman ibu nya,
tujuan utama menghindar dari kepala desa yang ingin menjadikan Andara istri kedua, justru Andara terjebak di lingkaran rumah tangga dengan majikan nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rubyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
lepaskan
''Nasita,''
suara pak Wira menggelegar di ruang keluarga, rumah Emran pria itu teramat kesal dengan putri nya, sejak pagi tadi pak Wira menghubungi Nasita namun tak satu pun panggilan nya yang di jawab,
Pak Wira bergegas menaiki tangga tujuan nya adalah kamar putri nya,
''Nasita,'' panggil pak Wira dengan sorot mata tajam penuh amarah
''ayah ada apa,'' tanya Nasita terlihat santai seakan tak terjadi apa apa,
''Ada apa kamu tanya, kenapa tak menjawab telepon nya,'' ucap Wira dengan suara cukup tinggi memenuhi kamar Nasita,
''Maaf saya permisi dulu,'' pamit Dara ketika melihat suasana mencekam di wajah pria paruh baya yang di sebut ayah oleh Nasita tak ada yang perduli dengan Dara Wira maupun Nasita perlahan gadis itu membuka pintu dan keluar dari kamar majikan nya,
''Tunggu ayah, aku akan mempersiapkan kan semua nya,'' tutur nya tenang tanpa ketakutan menghadapi kemarahan ayah nya, Nasita susah tau ini pasti akan terjadi,
''apa yang sedang kau persiap kan,'' tanya Wira ingin tau
''pernikahan Emran,'' alis Wira saling tertaut
''kau siap untuk di madu,'' tanya Wira tidak percaya mengingat putri nya ini keras kepala nya sama seperti diri nya,
''lebih dari siap,'' suara tawa Wira menggema di kamar Nasita, pria itu tidak bisa menahan tawa nya, siap di madu bagaimana bisa, Wira sangat tau putri nya ini cinta mati dengan Emran
''dengan siapa,'' tanya Wira ingin tau
''Gadis tadi,'' Wira menoleh ke samping sayang nya Dara sudah keluar dari kamar Nasita, tidak ada siapa siapa disana hanya ada diri nya dan Nasita
''omong kosong apa ini Nasita! Emran akan menikah lagi, bagaimana bisa punya dua istri! menghidupi satu istri saja tidak bisa, sok sok an mau punya dua,'' ucap Wira menyepelekan sosok menantu nya, yang di anggap nya pecundang tidak bisa apa apa itu, ''Suami pecundang mu itu,'' lanjut Wira berkata
Nasita diam tidak ingin menjawab ucapan ayah nya, semakin Nasita membela Emran semakin Wira gencar mengolok olok Emran, sakit hati Nasita sebenar nya, lebih baik diam
Untuk saat ini diam lebih baik, Nasita akan menyiapkan kan kebahagiaan Emran lebih dulu, jika nanti semua terbongkar paling tidak Emran sudah punya sandaran yang bisa merangkul pria itu,
''gadis itu tinggal disini,'' Nasita mengangguk pelan,
''dia datang dari kampung,'' mendengar kata kampung Wira kembali tertawa
''bagus lah gadis kampungan memang cocok untuk nya, setelah itu segeralah minta cerai,''
''cerai,''
''iya, apa lagi yang kamu harap kan dari pria pecundang seperti dia, kamu tau Nasita tidak ada perusahaan yang mau bekerja sama dengan Emran,''
''karena semua sudah ada yang mengatur nya, aku tau semua itu ayah, apa hadiah untuk ku kalau aku bercerai dari Emran,'' ucap Nasita memotong ucapan sang ayah, juga bertanya hadiah apa yang Nasita dapat kalau diri nya bercerai dengan Emran
''kamu mau apa,'' ucap Wira bertanya balik
''lepas kan Emran, berikan dia proyek Mega trans itu,'' tegas Nasita, wanita itu rela menukar perceraian nya dengan kesuksesan Emran
''untuk itu ayah tidak bisa Nasita, itu hujan ranah ayah,'' ucap Wira, pria itu tak punya koneksi sebesar itu untuk memberikan Emran proyek Mega trans,
''ayah tingal bilang pada nya bisa kan, bukan kah dia yang selama ini menghambat semua usaha Emran, jangan pikir karna aku duduk diam di rumah tidak mengetahui semua nya, aku tau semua nya ayah,'' ucap Nasita
''baik lah, dan kamu jangan lupa dengan janji mu untuk bercerai,'' Nasita Diam tidak menjawab wanita itu terlalu malas sebenar nya,
''dan ingat Nasita jangan lupa angkat telpon nya,'' Wira berlalu pergi meningal kan kamar putri nya,
Nasita menghela nafas panjang, ini lebih baik Nasita tidak ingin Emran tersakiti lagi, dari orang orang yang berusaha menghancur kan diri nya, demi Emran Nasita Harus membayar mahal ini sebagai bentuk cinta nya pada Emran
Sementara di sebuah Fila, Emran baru saja turun dari mobil nya, pria itu segera mendekati pria paruh baya yang tak lain adalah Tara adik dari mendiang ayah nya,
''emran masuk lah om sudah menunggu mu sejak tadi,'' ucap nya tak kala mendapati keponakan nya sudah datang,
''Om kapan datang,'' tanya Emran hampir lima tahun. tidak bertemu dengan sosok adik ayah nya itu
''begitu mendengar kabar tentang mu om langsung datang kesini, maaf om baru bisa pulang kamu pasti kesulitan selama ini,'' ucap nya penuh sesal
''tidak apa apa om, Emran baik baik saja,'' ucap nya menutupi keadaan diri yang sebenar nya,
''Kamu tau proyek Mega trans yang tengah di bangun saat ini,'' ucapan Tara terhenti tak kala art datang membawa minuman
''terimakasih,''
''Tau om,'' jawab Emran pelan
''Kamu gak ikut ambil bagian,'' Emran menggeleng pelan, sudah pernah mencoba namun proposal nya di tolok,
''kamu bisa menangani proyek itu seluruh nya kalau kamu mau,'' Tara bicara dengan tenang seraya menyesap teh di cangkir
''aku gak berani om, masalah nya perusahaan gak punya uang sebanyak itu,''
''asal kamu mau om bisa bantu, proyek itu bernilai fantastis,''
''tidak om Emran sudah pernah mengajukan proposal dan mereka nya,'' ucap Emran pasrah karna memang ada permainan seseorang disini
''kamu tenang saja Emran, om tau kamu bisa, sudah saat nya kamu tunjuk kan siapa diri mu, jangan jadi pria lemah bangkit dan berdirilah keluarkan semua kemampuan mu,''
''tapi om,''
Emran tampak ragu bukan karna kemampuan nya, akan tetapi keadaan perusahaan nya kini, yang terlilit banyak hutang bagaimana bisa Emran menangani proyek sebesar itu, rasa nya tidak mungkin, mau ambil bagian sedikit saja mereka menolak apa lagi seluruh nya, Emran tidak yakin
''kamu tenang dan tunggu mereka sendiri nanti yang akan menghubungi mu, om yakin jika proyek ini berhasil kamu tangani dengan baik, tidak perlu kamu mengajukan proposal sana sini, mereka sendiri yang akan mencari mu dan meminta kerja sama dengan mu,'' tutur Tara
Sudah saat nya pria itu datang membantu sang keponakan, mengingat mendiang ayah nya Emran Banyak membatu Tara di saat pria itu mengalami apa yang Emran alami saat ini,
''kalau om yang ada di belakang, Emran siap,'' ucap nya mantap tanpa ragu lagi seperti tadi
''kamu jangan kuatir,''
melangkah kan kaki dengan perasan berbeda Emran seperti punya semangat, dapat dukungan penuh dari om nya, jika proyek ini berhasil nanti akan menjadi hadiah paling istimewa untuk anniversary ulang tahun pernikahannya dengan Nasita, Emran tersenyum dengan bangga, untuk saat ini pria itu akan menyembunyikan semua dari Nasita