Namaku Tiara Putri Mahesa, aku menikah dengan seorang Pria bernama Rio Anggara. Seorang pemuda sukses berjabatan Manager di Perusahaan Besar, dia sangat mencintaiku. Namun sikap dan sifatnya lambat laun berubah, dia menafkahiku dengan tidak layak, bahkan kerab tidak memberiku nafkah. Padahal Tugas Seorang Suami memberi Nafkah Lahir dan Batin Terhadap Istrinya. Tak jarang aku pun bagai seorang pengemis yang harus berkali kali mengiba meminta hakku. Namun kesabaranku seolah di injak injak dengan perbuatannya di belakangku, lelah dengan kesabaran yang tak pernah di hargai. Akhirnya aku Berontak dan Mundur.
Bagaimana kelanjutan kisahku? Yuk baca kisahku
Happy Reading❤️🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cillato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
POV Rio (1)
Aku Rio Anggara, aku menikah dengan seorang gadis cantik. Dia teman se kampusku, aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Namanya Tiara Putri Mahesa, sosok gadis ceria, pintar, baik, ramah, dan tentunya cantik. Namun dia adalah anak yatim piatu, katanya mama dan papanya sudah meninggal dahulu ketika dia masih berusia lima belas tahun. Dan yang ku ketahui bahwa tiara memiliki seorang kakak laki-laki yang aku sendiri pun tidak tahu siapa itu, karna aku pun tidak pernah bertemu dengan kakaknya itu.
Singkat cerita, Aku pun semakin gencar untuk mendekatinya, Hari hari di kampus ku lewati dengan riang gembira, bagaimana tidak wanita yang ku sukai ternyata menyukaiku juga, membalas perasaan yang sama denganku.
Tak lama setelah aku lulus kuliah, aku pun memutuskan untuk menikahinya, dan dia pun menerima ajakanku menikah.
Aku sangat bahagia bisa menikah dengan wanita yang sangat aku cintai, walau di awal ibuku sempat tak merestui hubungan ku dengan tiara, dikarenakan tiara seorang gadis yatim piatu yang tak jelas asal usulnya menurut ibu. Tapi aku tetep kekeh ingin menikah dengan tiara, dan akhirnya ibu pun merestui kami. Ya walaupun yang ku ketahui ibu merestui pernikahan ini dengan berat hati.
Saat menikah aku dan tiara memutuskan untuk hidup mandiri, kami pun mengontrak sebuah rumah yang tak jauh letaknya dari rumah ibukku, bedanya hanya 1 komplek saja.
Setelah menikah tiba tiba aku di panggil untuk melakukan sesi interview di sebuah perusahan terbesar di kota yaitu perusahaan PT. Mahesa, aku pun sangat gembira dan antusias untuk melakukan interview di perusahaan tersebut.
Entah sebuah keberuntungan saat aku menikah atau apalah itu, aku diterima bekerja di perusahaan tersebut dengan menjabat posisi Manager Keuangan.
Aku pun memberitahukan kabar gembira ini kepada istri dan keluargaku, semua sangat gembira mengetahui bahwa aku telah bekerja di Perusahaan Besar di Kota ini.
**Saat dirumah ibu
"Bu, Alhamdulillah rio diterima bekerja di perusahaan PT Mahesa". Ucapku dengan senyum lebar menandakan aku sangat bahagia
"Wah selamat ya anakku, pastilah kamu diterima siapa sih yang gk bakal nerima kamu. Kan kamu ini anak pintar, tapi Kamu nya aja kurang pintar memilih istri". Ucap ibuku ketus sambil matanya melirik tajam kearah tiara, tiara hanya diam sambil menundukkan kepalanya. Kasihan sekali dia, selama menikah memang sikap keluargaku tak menyukainya.
ku ketahui memang benar, ibu bahkan mbak manda pun tak menyukai tiara. Tapi aku berusaha tutup mata seolah tidak ada yang terjadi sebenarnya diantara keluargaku.
"Ra.. terimakasih ya, berkat do'a kamu akhirnya mas bisa diterima bekerja disana". Ucapku dengan memeluk dan tak lupa juga mengecup keningnya dengan sayang
"Iya mas, semua itu murni hasil dari kerja keras mas rio selama ini. Aku yakin pasti mas rio bisa mendapatkan pekerjaan tersebut, kan suamiku ini hebat". Ucapnya dengan senyum bangga padaku. Beruntungnya aku memiliki istri cantik dan baik, serta memiliki pekerjaan yang mapan.
Hari pertama ku bekerja, semua berjalan dengan lancar dan baik. Hanya saja pemilik perusahaan ini sangatlah dingin orangnya, tidak ada senyum ramah kepada orang lain. Sikapnya datar dan biasa saja. Tapi tak pusingkan itu, yang terpenting aku bisa bekerja dengan posisi jabatan tinggi sebagai manager.
Kulewati hari hari ku dengan rasa bahagia, memiliki istri yang cantik dan selalu mensuport bagaimana keadaan ku. Aku pun juga bahagia memiliki keluarga yang juga selalu mendukungku.
Sepulang bekerja aku pun mampir ke rumah ibu, aku ingin menceritakan bagaimana pengalamanku bekerja di perusahaan besar di kota ini.
Setelah bekerja sebagai manager, keuangan ku lumayan membaik, tapi ibu selalu menyuruhku untuk mengatur keuangan dengan baik jangan berlebihan menafkahi istriku agar aku bisa menabung untuk membeli rumah sendiri dan untuk keperluan lainnya. Ibu pun menyuruhku agar jangan dahulu mempunyai seorang anak, karna kata ibu jika mempunyai anak akan menambah banyak biaya pengeluaran.
"Rio, Kan uang gajianmu besar. Jangan kamu kasih semua istrimu itu, kasih saja jatah uang bulanan satu juta perbulan. Ingat kamu itu masih punya ibu, dan kamu anak laki laki yang seharusnya berbakti kepada ibu mu ini. Apalagi semenjak bapakmu meninggal ibu pontang panting kerja buat kamu, nah sekarang sudah saatnya kamu membalasnya". Ucap ibu kepadaku.
"Memang kenapa bu, kan memang seharusnya gaji rio buat tiara. Masalah untuk memberi ibu, pasti tiara bakal ngasih kok". Ucapku bertanya kepada ibu
"Punya istri jangan dimanja yo, uang satu juta itu sudah banyak, ibu saja sebulan dulu bisa membesarkan mbakmu sama kamu walau dengan gaji bapak yang kecil apalagi ini uang satu juta harus bisa lah istrimu itu. kalian tuh juga hidupnya masih ngontrak, Mending uangnya kamu tabung ke ibu buat beli rumah atau kebutuhan mendesak lainnya nanti, dan kamu juga harus balas budi kepada ibu, bantu bantu ibu atau mbakmu untuk rumah ini sudah tanggung jawab kamu sebagai anak laki laki menggantikan posisi bapakmu ". Ucap ibu menasehatiku.
Ada benarnya juga kata ibu, Kalau aku menabung aku bisa membeli rumah dan yang lainnya. Dengan uang gaji ku pun, aku selalu membantu keluargaku jika membutuhkannya, semua ku lakukan karna aku ingin berbakti kepada ibu ku dan juga sudah sepantasnya aku sebagai anak laki laki menjadi tulang punggung untuk keluargaku menggantikan posisi bapak setelah meninggal.
"Baiklah bu, nanti rio bicarain sama tiara tentang jatah uang bulanan". Ucapku kepada ibu, kulihat ibuku tersenyum.
"Harus itu yo, pokoknya kamu harus tegas sama istrimu itu. Sudah baik kamu menafkahinya segitu".
"Ya sudah bu, rio pamit dulu ya pulang. Tiara pasti sudah menunggu rio di kontrakan". Ucapku seraya menyium tangan ibu dengan takzim, ibu pun menggangguk seraya mengantarkanku kedepan pintu.
Saat tiba dikontrakan, aku pun melihat tiara sudah berada diambang pintu menyambut kepulanganku bekerja. Sudah rutinitas tiara menungguku pulang bekerja, dan menyiapkan keperluanku setelah pulang bekerja.
"Gimana mas kerjanya hari ini?". Ucapnya bertanya padaku
"Alhamdulillah mas diterima dengan baik ra, hanya saja pemilik perusahaan PT. Mahesa orangnya sangat dingin tidak ada ramahnya sama sekali". Ucapku menjawab dengan nada agak kesal, tiara pun hanya tersenyum
"Mungkin karena mas masih baru kali, jadi dia seperti itu. Suatu hari pasti tidak akan begitu kalau mas sudah mengenalnya". Ucap tiara
"Mungkin ra, tapi katanya sih memang sikap dan sifatnya begitu, cuek dan dingin, banyak kok karyawan yang berbicara seperti itu ke mas". Ucapku menjawab
"Hehehe ya sudah mas, sekarang mas bersih bersih dulu gih trus sholat. Air hangat dan pakaian ganti sudah rara siapkan, lalu setelah itu kita makan malam sama sama". Ucap rara penuh perhatian kepadaku, aku sangat menyayangi tiara. Kasih sayang dan perhatiannya yang membuatku tak bisa hidup tanpanya.
usulnya