Sebelum lanjut membaca di sarankan membaca (Terjebak pernikahan dingin) kali ini menceritakan pasal pernikahan kedua yang mangakibatkan banyaknya prahara dalam rumah tangga Raditya bersama kedua istri. Memiliki dua wanita sekaligus tidak lantas membuat Raditya bahagia, justru akan membuatnya terjerat benang mereh. Dan bagaimana proses yang harus di lewati Liona selaku istri pertama? lalu sikap apa yang akan Zahra perlihatkan sebagai istri kedua Raditya? ikuti terus kelanjutkan kisah mereka, jangan sampai lupa like and tanda hatinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nur Hastaman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyebar Fitnah
Beberapa hari kemudian, Zahra mulai menyebar gosib tentang perilaku Liona selama di rumah. Memang Liona adalah tipe wanita rumahan yang tidak suka ngerumpi, tapi dia terbilang ramah, meski sedikit tertutup. Selama menjadi istri Raditya para tetangga sangat jarang melihat Luona walau hanya sekedar duduk depan rumah, Liona lebih suka berdiam diri dalam kamar sambil membaca majalah atau mengajar les secara online. Dari sikap Liona itu menumbuhkan niat jahat dalam diri Zahra.
"Eh....tau nggak ibu ibu, istri pertama mas Raditya itu orangnya males banget, seharian cuma di kamar terus nggak pernah bersih bersih, masakpun jarang. Kalau mas Raditya di rumah nih ya cuma di masakin telur dadar setiap hari, masa iya suaminya di kasih makan telur bisa bisa bisulan deh tu. Setiap hari makan nasi sama telur nggak ada sayur mayur sama sekali. Mentang mentang istri tua apa apa nyuruh aku yang kerjain, harusnya bagi tugas kan ya bu. Mana perut semakin gede masih aja di suruh suruh masak, nyuci baju,bahkan sampe nyetrika baju mas Raditya dia suruh aku lho" Nyinyir Zahra. Kebetulan pagi ini tukang sayur datang lebih siang dari biasanya jadi mereka membeli sayur agak kesiangan. Dari ucapan Zahra merekapun mulai terhasut, dahulu mereka snagat tidak menyukai Zahra karena sudah menjadi pelakor kakak iparnya sendiri. Namun, sekarang mereka malah setuju jika Raditya niklh lagi. Begitulah para tetangga, tidak tau bagaima kondisi runah tangga seseorang hanya bisa nyacat semau mereka.
"Keterlaluan sekali dia itu masa wanita hamil suruh ngerjain tugas rumah sih, emang dasar muka dua luarnya saja kelihatan sok alim tapi ternyata hatinya busuk"Salah seorang tetangga ikut gemas mendengar cerita dusta Zahra, sebab memang tidak manusiawi seorang wanita hamil bekerja berat. Meski begitu mereka tidak tau bahwa ucapan Zahra adalah dusta, semua hanya untuk menyebarkan berita buruk suapaya Liona di jauhi warga sekitar. Dengan begitu dia akan membuat Liona tidak betah tinggak di sana dan akan perhi sejauh mungkin.
Para tetangga memang jarang sekali melihat Liona berbelanja, setiap hari hanya ibu Rohaya yang belanja, dan setelah beliau pergi Liona juga tidak belanja apapun "Ngggak nyangka ya mbak Liona punya sifat buruk seperti itu, nggak nyangka banget. Beruntung mas Raditya punya istri pintar masak seperti mbak Zahra ini, jadi masalah makan terurus deh" Dulu mereka mencela hubungan gelap mereka dengan kalimat kurang pantas, tapi dengan sedikit bumbu saja para tetangga langsung menghardik Liona.
(Yes....berhasil juga menghasut mereka. Dengan begitu aku yakin dia tidak akan betah hidup dalam lingkungan yang bembencinya)
Tin, tin....
"Mari buk saya duluan ya...." Ucap Liona yang baru berlalu dengan mengendarai sepeda motor. Ia baru saja hendak berangkat mengajar anak didiknya, sekitar pukul delapan ia baru saja berangkat karena memang jam kerja hari ini siang.
Sapaan Lioja tak ada satupun menyautnya, tatapan sinis justru terlihat dari raut jawah mereka "Harusnya istri itu di rumah bukannya malah keluyuran tiap hari" Zahra mengimbuhi kebancian para tetangga dengan lontaran kalimat monohok.
"Mbak ini bagaimana sih orang mau berangkat kerja di bilang keluyuran" Sambung bapak penjual sayur.
"Emang situ yakin kalau dia itu kerja? bisa jadi dari rumah pakai baju dinas terus di luar pakai baju kurang bahan....." Zahra tertawa di saut dengan tawa para tetangga lain.
Bapak penjual sayur hanya bisa geleng kepala sembari mengelus dada "Ya Allah ibu ibu mau beli sayur atau mau ngegosip? Nggak baik lho bicarain keburukan orang lain nanti jatuhnya fitnah" Ucapnya berusaha memperingatkan.
"Abang ini kalau nggak suka mending diem aja deh, nggak usah ikut ikutan urusan perempuan"
Penjual sayur hanya bisa geleng kepala tanpa meloloskan kata. Ketika para emak emak sudah mulai bergosib pasti lupa dosa itu nyiksa, yang ada mereka semakin antusias dengan berita hangat. Kebanyakan seseorang akan membicakan keburukan orang lain ketimbang kebaikan. Kenapa bisa begitu? Karena baiknya seseorang tak akan di kenang tapi buruknya di ingat sepanjang jaman.
"Tau si bapak ini ikut campur saja, mending itungin belanjaan ibu ibu semua biar aku yang bayar" Zahra mulai menjual muka supaya mendapat simpati dari mereka.
Salah satu dari mereka mengusap lengan Zahra "Aduh bumil kita ini baik sekali ya ibu ibu. Tidak cuma cantik tapi baik pula"
Zahra mulai besar kepala dengan pujian manis dari tetangganya "Ah....ibu bisa saja, uang tidak ada artinya pi banding kerukunan"
"Terima kasih banyak ya mbak, lain kali main main ke rumah kita biar bisa leluasa ngobrolnya"
sekarang wanita tangguh2 sentil buang😏