🏆 Novel Lomba Menulis Tahun 2022 🏆
Kisah seorang ratu yang bereinkarnasi ke masa depan menjadi gadis biasa yang lugu untuk menebus segala dosanya yang telah lalu akibat kegemarannya yang suka berperang dan membunuh ribuan orang dalam perang kerajaan yang di pimpinnya.
Bertemu seorang pria berondong yang bodoh yang tak sengaja ia temukan di depan toko roti tempatnya bekerja.
Ternyata pria tersebut seorang CEO Amnesia yang tidak diketahui identitas pribadinya sampai CEO Amnesia itu mendapatkan ingatannya kembali setelah jatuh dari toilet.
Tetapi CEO itu hanya mengingat wanita lain dan menganggap gadis itu sebagai pengganti wanita lain itu.
Bagaimana kisah kasih ideal mereka akankah keduanya bersama dan menikah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 TUGAS BARU BATANG DEWI
Batang Dewi yang tertunduk di atas tempat tidurnya terlihat sangat sedih sekali seraya mengusap kedua air matanya yang turun berlinangan membasahi wajahnya karena kata-kata Jian yang menyakitkan hatinya.
Dia tidak pernah menyangka kalau pria amnesia itu akan sanggup berkata sekasar itu kepadanya.
Perlakuan Jian yang tidak pernah diduga sebelumnya, mendorong dirinya hingga terjatuh membuat gadis polos yang masih lajang itu menangis pilu sendirian di kamarnya sembari mengusap dadanya yang penuh sesak.
Batang Dewi tidak hentinya memukul-mukul dadanya karena terluka dengan perlakuan serta perkataan pria amnesia itu yang sangat melukai perasaanya yang paling dalam.
KLING...
KLING...
KLING...
Muncul suara seperti bunyi bel di ruang tidur Batang Dewi.
"Kenapa kamu menangis ?", tanya suara yang baru datang itu.
Batang Dewi hanya menengadahkan kepalanya ke atas dan tertunduk kembali sambil terisak.
"Tidak...", sahut Batang Dewi. "Aku tidak menangis..., Rajawali..."
"Apakah kamu menangis karena dia ?", tanya Rajawali sistem.
"Dia ? Oh, tidak ! Aku tidak menangis disebabkan dia...", sahut Batang Dewi masih berlinangan air mata.
"Hmmm, kamu berbohong", ucap Rajawali sistem.
Batang Dewi kembali mengusap wajahnya dengan kain bajunya yang melekat di lengannya.
"Untuk apa kamu mempertahankannya, dia tidak berguna untukmu bahkan menambah duri di dalam hatimu, Batang Dewi", ucap Rajawali sistem.
Terlihat burung Rajawali itu bertengger di atas kap lampu kamar tidur sembari mengepakkan kedua sayapnya.
"Aku tidak menganggapnya duri di hatiku karena dia membuatku terasa berbeda sebagai seorang wanita", sahut Batang Dewi.
"Cih ! Seorang wanita, ya, itu terlalu naif kedengarannya dan kamu percaya hal itu, Batang Dewi", ucap Rajawali sistem.
"Aku hanya merasakan demikian semenjak aku menjadi gadis biasa di dunia baru ini", kata Batang Dewi dengan wajah sembabnya. "Dan ketika berjumpa dengannya untuk pertama kalinya"
"Berbeda... Aku kira sama saja, ada tidaknya pria bodoh itu, aku rasa tetap saja dan aku tidak melihat perubahan yang berbeda itu darimu", sahut Rajawali sistem. "Dia hanya beban buatmu, Batang Dewi", sambungnya tak terima.
"Aku tahu itu tetapi aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tetap bersama dengannya dan merawatnya sampai dia sembuh", kata Batang Dewi.
"Apa yang kamu harapkan darinya ? Dari pria amnesia itu ? Tidak ada yang berarti dari pria itu, Batang Dewi ! Lupakanlah !", ucap Rajawali sistem.
"Tidak, Rajawali sistem. Bagaimanapun juga aku telah berniat sebelumnya untuk menolongnya apapun yang terjadi, aku akan tetap membantunya", Batang Dewi menjawab dengan tegas.
"Sampai titik akhir... Apakah kamu akan membantunya sampai titik akhir ?", tanya Rajawali sistem.
"Yah, sampai titik akhir dan sampai dia mendapatkan ingatannya kembali", sahut Batang Dewi.
"Cih ! Kamu terlalu naif ! Apakah kamu tidak takut menyesal jika suatu saat nanti ingatan pria itu kembali dan dia sehat sediakala serta pergi meninggalkanmu, melupakanmu...", ucap Rajawali sistem.
"Lagipula aku tidak mengharap apa-apa darinya ataupun balasan lainnya", sahut Batang Dewi polos. "Karena itu aku tidak takut dia akan melupakanku"
"Kamu tidak bersungguh-sungguh mengatakannya", ucap Rajawali sistem.
"Aku sungguh-sungguh mengatakannya, dan untuk apa aku berbohong kepada mu !?", kata Batang Dewi.
"Lalu kenapa kamu menangis sesedih itu jika tidak ada pengaruhnya untukmu, Batang Dewi ?", tanya Rajawali sistem.
"Aku hanya bersedih dia bersikap sekasar itu padahal aku berusaha untuk kesembuhannya tetapi dia marah dan tersinggung", kata Batang Dewi menyahut pelan.
"Kamu sudah tahu sifat asli pria amnesia itu dan kamu masih mempertahankannya. Oh tidak ! Ini terlalu konyol, Batang Dewi !", ucap Rajawali sistem mengeluh.
Batang Dewi hanya terdiam seraya tertunduk kembali kemudian dia bertanya pada Rajawali sistem itu.
"Apakah kamu tahu caranya merawat orang arogan tanpa berdebat dengannya ?", ucap Batang Dewi.
"Haih !? Seharusnya aku tidak mengatakan aku akan membantumu melewati hari-harimu di kehidupan baru ini, Batang Dewi", sahut Rajawali sistem.
KLING... Muncul papan tuts terbuat dari emas serta layar komputer di ruang tidur Batang Dewi...
KLING... Cara mengatasi Pria Arogan...
KLING... Pria Arogan memiliki definisi...
Orang yang sombong, Congkak, dan angkuh...
KLING...Cara menghadapi pria arogan...
Atur Napas Lebih Dulu. ...
Tampakkan Kebahagiaan. ...
Beri Respons Secukupnya. ...
Berkata Jujur. ...
Maksimalkan Peran yang Dimiliki. ...
Rajawali sistem memberi keterangan akurat kepada Batang Dewi.
"Aku rasa itu bukan tugas yang mudah untukmu, Batang Dewi", ucap Rajawali sistem.
"Setidaknya aku telah berusaha sebaik-baiknya dan aku tahu cara menghadapinya", kata Batang Dewi.
Batang Dewi melihat keterangan pada layar monitor komputer yang ada di atas papan tuts emas.
Dia membaca petunjuk yang tertera di layar komputer terbuat dari emas terang dengan serius serta membacanya perlahan-lahan dan teliti.
"Baiklah, aku akan pergi sekarang", kata Batang Dewi lalu beranjak berdiri dari tempat tidurnya seraya merapikan pakaiannya.
"Kamu mau kemana ?", tanya Rajawali sistem.
"Mempraktekkannya...", sahut Batang Dewi dengan raut wajah datar.
"Tolong... Hentikanlah usahamu itu, Batang Dewi !", ucap Rajawali sistem.
Batang Dewi tidak mendengar serta mengacuhkan ucapan Rajawali sistem lalu melenggang pergi dari ruangan tidurnya.
Burung yang mirip boneka itu hanya mampu pasrah dengan keadaan Batang Dewi yang sangat polos serta terlalu lugu dalam menyikapi hidupnya.
Bagaimanapun juga dia adalah sistem pendamping Batang Dewi yang diutus oleh hakim akherat untuk menemani gadis sederhana itu melewati hari-harinya dalam reinkarnasi ke dalam jiwa baru dalam tubuh gadis polos dan rapuh.
Mau atau tidak mau, Rajawali sistem harus membantu Batang Dewi sesuai yang gadis itu inginkan.
Ruangan tengah. ...
Batang Dewi berjalan ke arah ruangan tengah kemudian tiba-tiba dia menghentikan langkah kakinya.
"Tarik nafas panjang lebih dulu... Fuuuh... Baiklah, ini saatnya untuk menemuinya kembali. Dan... Semangat !", ucap Batang Dewi berseru pelan.
Batang Dewi melanjutkan langkah kakinya seraya tersenyum riang dengan wajah sangat cerah, dia berjalan menuju ke ruang tengah tempat Jian berada.
BRAK !
Sebelum gadis polos itu masuk melangkahkan kakinya ke dalam ruangan tengah rumah barunya, terdengar suara teriakan dari pria amnesia itu dibarengi lemparan bantal sofa ke arah luar dan hampir mengenai Batang Dewi.
"Keluar ! Pergi ! Jangan kemari ! Aku tidak ingin melihatmu ! Jangan datang jika aku tidak memintanya, kamu mengerti itu !", teriak pria amnesia yang dipanggil Jian itu.
"A--a--apa... !?", ucap Batang Dewi menahan emosinya.
Batang Dewi berdiri terpaku menatap ruangan tengah rumah barunya yang terlihat suram dan agak gelap karena Jian menutup jendela ruangan dengan tirai pada siang hari.
Bau obat tercium kuat dari dalam ruangan itu dan menambah suasana di ruang tengah rumah menjadi semakin nampak suram serta menyedihkan kondisinya.
Berantakan dan gelap, hampir tidak ada keceriaan yang terlihat di ruangan tengah rumah baru itu.
"Tidak !?", ucap Batang Dewi sembari mengusap kepalanya hampir putus asa.
Batang Dewi berjalan mondar-mandir di depan area masuk ruangan tengah dengan sangat gelisah.
Menggigit jarinya seperti sedang berpikir, lalu menghentikan langkah kakinya dan menarik nafas dalam-dalam.
"Aku tidak boleh menyerah sekarang dan harus mencoba menghadapi Jian", kata Batang Dewi penuh keyakinan. "Aku pasti bisa melakukannya ! Semangat ! Pantang menyerah !", sambungnya beusaha menyemangati dirinya sendiri.
Batang Dewi kembali mengatur nafasnya seraya membuat wajahnya tersenyum ceria, dan dia menyembulkan kepalanya dari balik dinding ruangan.
"Apakah kamu membutuhkan sesuatu ?", tanya Batang Dewi.
"Iya ! Aku ingin makan ! Aku lapar !", teriak Jian.
"Kamu ingin makan apa kalau aku boleh tahu, Jian ?", tanya Batang Dewi dari balik dinding.
"Aku ingin Spatzle tirolesi sekarang !", teriak Jian, si pria amnesia itu.
"Jujur, aku katakan padamu bahwa aku hanyalah penjual roti Italia dan tidak banyak macamnya aku mengenal masakan Italia, sedangkan aku tidak memiliki uang banyak untuk memasak yang aneh-aneh, kamu mengerti", kata Batang Dewi.
"Tapi..., tapi a--aku mau Spatzle tirolesi...", ucap Jian yang suaranya terdengar gagap.
"Yah, aku tahu itu tetapi sudah aku katakan padamu bahwa aku hanya tukang roti dan aku tidak tahu banyak makanan Italia serta aku tidak punya uang yang banyak untuk membeli bahan-bahan baru buat memasak di luar kemampuanku", sahut Batang Dewi.
"Aku, aku mengerti...", kata Jian melemah.
"Bagaimana kalau aku membuatkan yang lainnya sesuai bahan masakan yang aku punya di lemari es ku !? Kamu setuju !?", tanya Batang Dewi menawarkan alternatif makanan pada Jian.
"Baiklah, terserah padamu, aku akan memakan apa yang kamu hidangkan untukku", jawab Jian mulai merendahkan nada suaranya.
"Siap, aku akan laksanakan permintaanmu sekarang. Mmm... Apakah ada yang lainnya yang kamu inginkan lagi ?", tanya Batang Dewi masih berdiri di balik dinding seraya menyembulkan kepalanya.
"Aku ingin susu...", sahut Jian tanpa sadar.
"Susu ?", tanya Batang Dewi.
"Ehk, maksudku aku ingin meminum susu segar... maksudku semacam yoghurt atau susu hangat... Emm... yah, apapun itu aku ingin minum yang menyegarkan serta menyehatkan, itu saja sekarang", jawab pria amnesia itu sedikit gugup.
"Mmm... Baiklah, tunggulah dalam beberapa menit maka aku akan membawakanmu makanan serta minuman yang kamu pesan padaku...", kata Batang Dewi.
Saat gadis polos itu hendak berbalik pergi tiba-tiba Jian memanggilnya lagi, tapi kali ini dengan nada yang pelan.
"Hai ! Kamu akan kemana ?", tanya Jian dari arah ruangan yang gelap serta tampak suram.
"Ke dapur !", sahut Batang Dewi lalu melangkah pergi.
Batang Dewi terlihat menuju ruangan dapur tempatnya memasak.
Kedatangan Jian dalam kehidupan Batang Dewi membuat keseharian yang dilewati gadis lugu itu sibuk.
Dia memiliki tugas baru selain merawat Jian, ia juga harus belajar memasak untuk pria itu dan dirinya.
Batang Dewi mengamati seluruh ruangan dapurnya ketika dia sampai di depan pintu masuk.
Ruangan itu tampak bersih sekali tidak ada tanda-tanda kegiatan memasak di sana karena memang Batang Dewi jarang menggunakan dapur itu.
Hanya ada sekeranjang penuh roti khas Italia yang berada terletak di atas meja dapur dari kayu bercat putih.
"Hmm, sebaiknya aku memasak menu makanan apa sekarang !?", kata Batang Dewi sambil berjalan masuk ke dapur menuju lemari es.
Batang Dewi lalu membuka pintu lemari es dan menengok ke dalamnya serta mengamati isinya.
"Hanya ada sayuran segar di dalam lemari es", kata Batang Dewi.
Dia lalu mengusap kembali kepalanya dengan asal serta menghela nafas panjang.
"Hufh !? Apa yang harus aku masak dengan bahan sayuran ini !? Oh, Tuhanku ! Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang !?", kata Batang Dewi lalu bersandar didinding dapur.
Batang Dewi langsung teringat pada Rajawali sistem itu dan tanpa berpikir panjang, dia lalu memanggil burung yang mirip boneka.
"Rajawali ! Rajawali ! Keluarlah, aku membutuhakanmu ! Apakah kamu mendengarku ?", panggil Batang Dewi seraya menengadahkan kepalanya ke sekeliling ruangan dapur.
KLING...
Muncul seekor burung Rajawali yang seukuran boneka di ruangan dapur rumah baru Batang Dewi yang disertai cahaya terang dari arah sekitar tubuh Rajawali itu.
"Ada apa memanggilku ? Bukankah kamu tidak perlu saran atau nasehatku ?", ucap Rajawali sistem yang berdiri di atas lemari es.
"Aku bingung harus memasak menu makanan untuk hari ini. Apakah kamu memiliki idea ?", kata Batang Dewi sambil bertanya pada Rajawali sistem.
"Bahan-bahan apa saja yang tersedia di dalam lemari es mu lalu keluarkanlah dan taruh di atas meja !", ucap Rajawali sistem.
"Aku hanya memiliki sayuran di dalam lemari es ku, dan sekeranjang roti Italia di atas meja dapur ini", kata Batang Dewi.
"Yah, baiklah, aku sarankan kepadamu untuk memasak Ribollita saja untuk menu hari ini", ucap Rajawali sistem.
"Ribollita !? Apakah itu ?", tanya Batang Dewi.
"Ribollita adalah makanan khas Italia berupa sup roti Tuscan. Sup ini dibuat dari roti dan sayuran, agak sedikit pedas tapi murah, karena aku rasa ini hidangan yang sesuai dengan bahan-bahan yang kamu punya, jadi aku menyarankan Ribollita saja", sahut Rajawali sistem.
"Oh baiklah, aku akan memasak Ribollita saja, dan selain itu aku ingin membuat susu cokelat atau yoghurt", kata Batang Dewi.
"Aku sarankan lagi kepada mu untuk membuat susu cokelat saja karena simpel dan praktis serta tidak terlalu lama untuk membuatnya", ucap Rajawali sistem.
Batang Dewi mulai sibuk mempersiapkan bahan-bahan untuk memasak Ribollita yaitu mulai dari rotinya hingga sayurannya yang semuanya dia potong-potong menjadi bentuk dadu kecil, tidak lupa dia menambahkan tomat segar sebagai campuran supnya.
Tidak butuh waktu lama Ribollita buatannya telah siap untuk dihidangkan beserta segelas susu cokelat yang hangat.
Batang Dewi tampak puas melihat hasil kerja kerasnya membuat Ribollita dan dengan wajah cerah, dia tersenyum senangnya.