Di sebuah Galaksi, tepatnya di atas Planet terbesar yang ditumbuhi oleh banyak rerumputan.
Terlihat seorang pemuda tengah berdiri menatap Awan Reinkarnasi, pemuda itu ialah, Dewa Angin, Feng Shan Jian.
“Semuanya terbunuh, perang antar planet benar-benar membunuh semuanya.” Feng Shan berkata dengan nada sedih.
“Awan ini, Konon dapat membawa seseorang menemukan kebahagiaan yang dicari. Semoga di kehidupan selanjutnya, aku bisa membuat sebuah keluarga besar dan membawa keseluruhan keluarga naik ke atas.”
Feng Shan Jian mengucapkan sumpah tersebut dengan keras. Dia memasuki awan reinkarnasi dan menghilang dalam sekejap.
Silahkan ikuti, Perjalanan dari Dewa Angin.
(Note : Author Masih Pemula Fantim. Jadi banyak kesalahan dan pastinya perlu revisi.)
Update 2 kali sehari, Waktu tidak menentu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusayni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 07
[Chapter 07.]
[Binatang Roh di hutan Xiji.]
[Silahkan Dibaca.]
Kediaman Xiao.
Xiao Fan selepas melakukan pertandingan, dia pergi menuju ke arah rumahnya. Anak itu melihat ke arah langit yang menunjukkan bahwa waktu masih siang. Anak tersebut berjalan pergi ke rumahnya dengan santai, dia tidak buru-buru untuk pulang.
Xiao Fan tiba di pasar Xiao dimana barang, obat, herbal, senjata, dll dijual. Xiao Fan hanya menatap ke arah para penjual yang meneriakkan jualannya. Hal itu membuat Xiao Fan tersenyum. Anak itu terus berjalan dan sampailah ujung keluar pasar.
Xiao Fan sebenarnya tertarik untuk membeli beberapa hal di pasar, akan tetapi dirinya masih anak berumur 6 tahun. Dia akan menunggu sampai berumur 12 tahun dan mulai membeli hal-hal yang membuatnya benar-benar tertarik di pasar.
Xiao Fan tertarik dengan banyak hal di pasar. Tempat dia dulu berada tidak ada sama sekali barang-barang tersebut. Dia semakin yakin bahwa dirinya tereinkarnasi di Dunia yang sama sekali tidak dia ketahui.
Xiao Fan berfikir mungkin saja singgasana Dewa tidak akan selemah seperti tempat dia dulu. Xiao Fan menggelengkan kepalanya menghilangkan fikiran tersebut. Dia sekarang menatap ke arah sebuah kediaman yang besar, Kediaman Patriack Klan Xiao.
“Aku pulang.” Xiao Fan berkata sambil masuk ke dalam rumah.
Ibunya yang tengah berada di dapur melihat ke arah suara yang tak lain adalah putranya tersebut. Wanita paruh baya tersebut tersenyum dan menjawab, “Selamat datang, Ibu masih di dapur nak.”
“Aku ijin ke hutan Xiji dulu, Bu.” Xiao Fan berkata sambil berjalan menuju ke arah belakang rumahnya.
“Jangan malam-malam saat pulang nanti.” Xiao Lin memberikan peringatan yang dibalas anggukan putranya tersebut.
Melihat putranya sudah pergi ke belakang, Xiao Lin mengangguk dan melanjutkan memasaknya. Namun, beberapa menit kemudian dia menyadari bahwa hari ini adalah kebangkitan Roh Elemen putranya. “Aduhh, aku lupa menanyakan Roh Elemen miliknya.”
Xiao Lin menggelengkan kepalanya dan memutuskan untuk bertanya nanti saja. Dia melanjutkan kembali memasak makanan untuk malam nanti. Sementara itu, Xiao Fan yang sudah berada di belakang rumah melihat tangga menuju ke atas.
Namun, Xiao Fan tidak menggunakan tangga tersebut. Dirinya memilih dengan cara memanjat tebing tersebut. Dia memanjat tebing bertujuan untuk melatih fisiknya sejak dini, bagaimanapun juga tubuh yang kuat adalah pondasi kekuatan kuat nantinya.
Xiao Fan terus memanjat sampai akhirnya tiba di atas tebing. Dirinya memanjat tanpa bantuan Qi maupun Roh Elemen miliknya, dia hanya menggunakan murni fisik. Anak itu duduk dan menatap hutan yang terlihat sangat rimbun. Xiao Fan mengatur nafasnya sebelum berdiri dan berjalan ke arah hutan Xiji.
***
Hutan Xiji adalah Hutan yang dimiliki oleh Klan Xiao. Hutan ini hanya berisi binatang biasa, tanpa ada binatang roh. Hutan ini adalah tempat yang biasa digunakan oleh seseorang untuk berburu. Hutan ini juga dibatasi oleh sebuah tembok kayu yang sangat tebal dan mengelilingi tempat tersebut.
Xiao Fan berjalan dengan santai, dia berjalan di hutan Xiji seperti berjalan di taman bunga. Xiao Fan melompat dan berdiri di salah satu pohon yang besar dan rindang. Dirinya menatap ke arah seluruh wilayah hutan.
Xiao Fan memutuskan untuk melatih Roh Elemen miliknya. Benang berwarna hijau keluar dari tangannya kemudian memanjang ke arah depan. Xiao Fan dengan ringan menarik benang tersebut, membuat benang melilit tangannya.
“Hmm, apakah aku bisa menyebarkan Qi dengan Roh Elemenku kah?” Xiao Fan penasaran dengan hal itu.
Xiao Fan sambil tersenyum menerbangkan benang miliknya ke arah manapun benang itu inginkan. Perlahan-lahan, Xiao Fan melapisi benang tersebut dengan Qi miliknya. Qi melapisi benang tersebut namun selalu bocor di setiap jalan benang.
Xiao Fan mencoba kembali sampai akhirnya Qi benar-benar melapisi seluruh benang miliknya. Xiao Fan menutup matanya dan merasakan sekitar dengan Qi yang berada di ujung benang hijau. Namun, ketika akan merasakan sekitarnya, Qi tersebut menghilang perlahan-lahan.
Xiao Fan segera terduduk di batang pohon besar. Dia terlihat benar-benar kelelahan selepas melakukan hal tersebut. Namun, hasil yang dia dapatkan benar-benar memuaskan. Xiao Fan benar-benar dapat mendeteksi sekitar dengan Qi yang berada di ujung benang.
“Hufff....Huffff....aku berada di Qi Transformation bintang 4 dan masih lelah dengan hal kecil seperti ini.” Xiao Fan sedikit mengeluh tanpa tahu bahwa dirinya mengalirkan Qi miliknya sejauh 15km dan memperbesar bagian ujung dari benang.
Hal itu sebenarnya sedikit mustahil karena Qi Transformation hanya mencapai batas 10km namun dalam jumlah sedikit. Xiao Fan kemudian menarik kembali benang miliknya dan mulai mengisi Qi miliknya.
***
Beberapa menit kemudian, Xiao Fan selesai mengisi Qi miliknya. Dia menatap ke arah sekitar dengan menyalurkan Qi ke arah matanya. Hal itu membuat matanya menjadi tajam dan dapat melihat dengan jelas apa yang ada di depannya.
Xiao Fan terus mencari hal di sekelilingnya sampai akhirnya mendengar suara semak-semak yang bergerak. Dengan fokus yang tinggi, Xiao Fan menangkap sosok hitam dengan cepat. Dia terus fokus ke sosok hitam yang berlari tersebut sampai akhirnya sosok hitam berhenti.
Terlihat sosok kambing yang memiliki tubuh dengan corak aneh berwarna hijau, tanduk yang dimiliknya menuju ke belakang dan bercabang ke atas. Ekor kambing itu benar-benar terbelah menjadi dua dan panjang.
“Itu....”
***
Ruang kerja Patriack Klan Xiao.
Xiao Feng duduk disana dan ditemani oleh Xiao Hun yang duduk di sofa. Keduanya kembali ke tempat kerja selepas melihat pertandingan anak-anak Klan Xiao.
Xiao Feng mengambil kertas di meja miliknya dan melihat isi kertas tersebut. Dia melihat dan mengerutkan keningnya. Xiao Hun yang duduk di sofa merasakan keanehan dari Xiao Feng, diapun menatap ke arah patriack klan tersebut.
“Ada apa, Patriack?” Xiao Hun bertanya dengan penasaran, apa yang membuat kakaknya tersebut menatap aneh ke kertas tersebut.
“Ada kejadian di wilayah hutan Xiji, disana ada yang mendeteksi Binatang Roh yang masuk ke dalam hutan Xiji.” Xiao Feng menjelaskan hal itu, Xiao Hun tidak merasa ada yang aneh.
“Binatang roh itu adalah Kambing Angin. Juga ini belum memasuki sore yang berarti Xiao Fan berada di hutan Xiji tersebut.” Xiao Hun yang mendengar itu sedikit terkejut.
“Tunggu, kenapa Xiao Fan selalu berada di hutan Xiji?” tanya Xiao Hun, dia tidak menyangka keponakannya akan selalu berada di hutan Xiji.
“Yah, dia bilang untuk melatih berburunya. Hal itu, biasa dia lakukan saat umur 5 tahun. Ibunya saja bahkan sempat memarahinya namun Xiao Fan sangat keras kepala.” Xiao Feng memberitahu alasan putranya selalu ke hutan Xiji.
“Sepertinya aku harus pulang, aku takut dia bertemu dengan Binatang Roh ini, karena Kambing Angin adalah Binatang Roh yang paling merepotkan untuk dilawan.” Xiao Feng berdiri dan berjalan menuju ke arah pintu.
“Sampaikan salamku kepada Xiao Fan.” Xiao Hun berkata dengan ringan yang dibalas anggukan oleh Xiao Feng.
***
Hutan Xiji.
“Apakah ini, Binatang Roh?”
[To be Continued.]
Silahkan Like, Comment, Share, Vote, dan tip koinnya.
Jangan lupa klik tombol Favorit agar tidak ketinggalan update terbaru.
Thank you Minna-san.