Eklusif hanya di Noveltoon, jika ada di tempat lain berarti plagiat
Jangan lupa like, komen, Vote dan hadiah.
Seorang pria bernama SULTAN. Ia hanya anak miskin dan tinggal dengan ibunya di rumah kecil, namun tiba-tiba ia mendapatkan sistem dan sistem tersebut merubah hidupnya, yang dulunya hanya anak lemah dan hidup miskin kini menjadi kuat dan kaya raya dan sistem itu membantu ia menjadi kuat dan kaya raya.
Ia harus mengerjakan misi dan juga membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
"Ayo Tedi kita pergi," ajak Sultan. Tedi pun mengikuti Sultan dari belakang.
"Tunggu dulu," panggil direktur tersebut. Sultan melihat kebelakang.
"Kembalikan koinnya yang kalian masukkan kedalam tas tadi," ujar direktur menatap tajam Sultan. Sultan membalasnya menatap kembali.
"Kembalikan Tedi," perintah Sultan.
"Baiklah," kata Tedi mengambil beberapa keping koin dan melemparnya ke lantai.
"Maaf tanganku terpeleset Silakan di ambil sendiri, kami tidak sempat mengambilnya," ujar Tedi tertawa.
"Dasar bocah nakal, kalian sungguh tidak sopan tangkap anak-anak itu," perintah direkturnya marah.
Para pegawai dan satpam berlari kearah Sultan dan Tedi.
"Astaga, dasar teman pembuat masalah," ujar Sultan mengelengkan kepalanya.
Sultan:
Sistem, berapa persentasi kami menang melawannya?
Sistem:
20%
Sultan:
Bagaimana kami bisa lolos dari mereka semua?
Sistem:
Tuan bisa mencari jalan keluarnya.
Sultan:
Bagaimana aku bisa mencari jalan keluar jika di kepung seperti ini?
Sistem:
Sistem akan membantu Tuan.
Sultan:
Aku percaya padamu, lakukan yang terbaik.
Sultan dan Tedi memasang kuda-kuda layaknya bersiap-siap untuk bertarung tapi......
Sistem:
Tuan lewat sini.
Sultan:
Lewat mana? Sini itu di mana?
Sistem:
Kebelakang Tuan, terobos saja, karena di belakang tidak ada yang jaga.
Tanpa pikir panjang lagi, Sultan menarik tangan Tedi menerobos satpam di belakangnya dan terus berlari.
Sultan:
Kemana lagi?
Sistem:
Hm... Masuk kamar.
Sultan melihat pintu di samping kanan dan masuk kedalamnya.
"Ayo Tedi cepat sini," panggil Sultan dan Tedi ikut masuk. Ternyata ada orang yang sedang pacaran.
"Hey... kalian ngapain di sini?" teriak pria itu marah.
Sultan melompat naik ke atas ranjang dan berguling mendekati pria itu dan menutup mulut pria itu, wanita itu menjerit karena kaget.
"Tedi cepat tutup mulutnya," panggil Sultan. Tedi juga ikut meloncat ke ranjang dan menutup mulut wanita itu. Sultan menarik selimut dan menutupi mereka berempat.
"Di mereka?" Tanya satpam itu mencari-cari Sultan dan Tedi.
"Pintu ini sedikit terbuka, ayo kita masuk," ujar salah satu satpam. Mereka masuk ke kamar dan ingin membuka selimut tersebut.
Sultan menarik tangan Tedi yang menutup mulut wanita tadi, agar wanita itu menjerit.
"Aaaaaaa..." jerit wanita itu.
"Maaf Nona kami sudah menganggu, kami pergi dulu," ujar satpam itu keluar.
"Ayo kita kesana," ujar salah satu satpam itu dan satpam yang lain mengikutinya kemudian berlari kebelakang. Sultan membuka selimut tersebut.
"Ayo kita pergi, Maaf Nona dan Tuan sudah menganggu kalian, silakan di lanjutkan," kata Sultan menarik tangan Tedi keluar.
"Dasar bocah sialan, lihat saja jika kita bertemu, akan aku habisi kamu sampai ke akar-akarmu," teriak pria itu marah sambil melempar bantal ke arah mereka.
"Ep tidak kena," ejek Tedi.
Sultan:
Ke arah mana lagi kami harus pergi?
Sistem:
Lewat saja pintu depan, karena semua satpam sudah berlari kebelakang.
Sultan:
Terima kasih sistem.
Sultan dan Tedi berlari melewati jalan depan dan melewati depan direktur. Sultan melambaikan tangan dan tersenyum kepada direktur.
Direktur itu awalnya hanya terpaku menatap Sultan yang berlari melewatinya, setelah sampai di depan pintu, barulah ia menyadari.
"Cepat tangkap bocah tengik itu," teriak direktur. Sayangnya Suktan dan Tedi sudah berlari cukup jauh dan bersembunyi di samping tong sampah. Untungnya beberapa orang yang mengejar mereka tidak melihatnya dan langsung lari entah kemana.
"Huh! Akhirnya selamat," ujar Tedi mengelus dadanya.
"Kamu juga, ngapain lempar di lantai seperti jagoan," kata Sultan sewot.
"Iya maaf, mulai sekarang aku mengikuti arahanmu," ujar Tedi nurut. "Mau kemana kita lagi?" Tanyanya.
"Pulang, ini sudah hampir malam, tapi aku mau membelikan sesuatu untuk Ibuku, kamu beli juga ngak?" Tanya Sultan.
"Iya deh," jawab Tedi.
Mereka berdua menuju ke arah pasar. Sultan membeli beberapa sayur dan membeli makanan siap saji untuk di bawa pulang, Tedi juga tidak mau ketinggalan ia membeli kaki sapi dan itu entah untuk apa.
"Ya udah, aku pulang dulu, sini tas itu biar aku yang bawa pulang," kata Sultan mengambil tas yang di sandang Tedi.
"Oke, ketemu di kampus," jawab Tedi dan pulang.
"Ibu aku pulang," ujar Sultan membuka sepatunya.
"Iya, ayo cepat masuk, Ibu sudah masak, kamu makanlah," ujar ibunya dari dalam rumah.
"Iya Ibu, Ibu sudah makan belum? Ini sultan bawakan makanan juga, ayo kita makan bersama," ajak Sultan mengambil piring dan menyediakan untuk ibunya.
"Enak, maafkan Ibu Sultan, Ibu ngak bisa masak yang enak untukmu," ujar ibu menatap makanannya.
"Ibu jangan begitu, mulai sekarang Ibu tak perlu masak lagi, aku akan memesan warung khusus buat ibu makan jika aku tidak pulang ya," ujar Sultan memegang tangan ibunya.
"Tapi... dari mana kamu mendapatkan uang untuk memesan makanan enak ini, sedangkan kamu kerja hanya cukup buat bayar uang kuliah dan makan seadanya," jawab ibu mengelus rambut Sultan.
"Pokoknya Ibu ngak perlu khawatir, aku akan berusaha membuat Ibu bahagia, dan Ibu jangan berfikir yang tidak-tidak dan selalu doakan Sultan," ujar Sultan tersenyum. Ibu mengangguk membalas senyum Sultan.
"Ibu makan yang kenyang, biar tidurnya nyenyak," kata Sultan melahap makanannya.
Setelah selesai makan.
"Ibu aku masuk kamar dulu, mau mengerjakan tugas dulu," kata Sultan beranjak dari kursinya.
"Iya, belajar yang rajin," pesan ibu. Sultan mengangguk lalu mencium rambut ibunya dan melangkahkan kaki masuk kamarnya.
"Hais... tugas menumpuk, sepertinya aku harus ganti laptop baru nih, ini laptop udah ngak ada yang makek di zaman sekarang," kata Sultan melihat laptop lusuhnya.
Sultan:
Sistem, apa kamu juga bisa mengerjakan tugas?
Sistem:
Tentu saja, karena sistem adalah sistem.
Sultan:
Ya ya, baiklah kerjakan tugasku ini, aku mau tidur dulu.
Sistem:
Mana bisa begitu, yang kasih tugas itu Tuan, bukan sistem.
Sultan:
Baiklah, tapi aku ingin bertanya bagaimana agar aku bisa memperoleh poin.
Sistem:
Poin di dapatkan dari menolong seseorang dan juga Tuan bisa mengerjakan misi yang sudah di sediakan sistem.
Sultan:
Di mana misinya?
Sistem:
Tuan bisa menekan gambar orang sedang jongkok.
Sultan:
Astaga, hobimu sungguh unik ya sistem.
Sultan menekan gambar tersebut dan keluarlah misi-misi, dari misi A hingga misi SS.
Misi A\=10 poin.
Misi B\=20 poin.
Misi C\=30 poin.
Misi D\=40 poin.
Misi S\=50 poin.
Misi SS\=80 poin.
Sultan:
Lalu kenapa kemaren hanya dapat 3 poin.
Sistem:
Karena itu di luar misi Tuan.
Sultan:
Oke aku akan cari misi apa yang harus aku kerjakan besok.
Sultan menekan misi A dan keluar berbagai misi di sana.
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE DAN SARAN
TERIMA KASIH
duit 1 milyar di tumpuk di atas meja aja udah kek mana. 1 triliun di tumpuk 🥴