NovelToon NovelToon
Dendam Anak Kandung

Dendam Anak Kandung

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Darmaiyah

Lila pergi ke ibu kota, niat utamanya mencari laki-laki yang bernama Husien, dia bertekad akan menghancurkan kehidupan Husien, karena telah menyengsarakan dia dan bundanya.
Apakah Lila berhasil mewujudkan impiannya. Baca di novelku
DENDAM ANAK KANDUNG.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 22

Gagal

"Bunda hari ini jalan-jalannya ditemenin sama Mia ya." ujar nila yang sudah siap mau berangkat ke kantor.

"Bukannya hari ini kamu dapat undangan dari Vito untuk menghadiri acara penandatanganan kontrak kerjasama?" tanya Mira saat melihat Lila berpakaian dinas kantor.

"Nggak ah Bun! Lila nggak mau ikut acara itu, Lila mau ke kantor saja kerja." ujar Lila berbohong.

"Maafkan Lila Bun!" gumam Lila dalam hati.

Sebenarnya Lila merasa sangat tidak enak karena membohongi Mira, tapi dia terpaksa melakukan itu karena jika Mira ikut bersamanya pasti akan bertemu dengan Husien, maka rencananya selama ini akan sia-sia.

Lila mengambil gaun tercantik nya di dalam lemari, kemudian memasukkan ke dalam ransel laptopnya, baju itu nanti akan dipakainya setelah sampai di tempat acara.

"Maaf ya Bun! Lila nggak bisa nemenin Bunda hari ini."

Lila berniat menelepon Mia agar bisa menemani Mira jalan-jalan di seputaran Jakarta, tapi Mira melarangnya dan mengatakan kalau dia masih capek dan ingin istirahat.

"Lila berangkat kerja dulu ya Bun!" ujar Lila seraya menyalami dan mencium punggung tangan Mira.

"Kamu hati-hati di jalan, kerja yang benar." ujar Mira seraya mencium puncak kepala Lila.

Lila beranjak keluar kemudian melambaikan tangan ke arah Mira dan melangkah turun lewat tangga darurat. Begitu keluar dari pintu utama apartemen mobil Niko sudah menunggunya di halaman parkir.

"Silakan Nona Lila." ujar Niko seraya membuka pintu mobil.

Begitu Lila masuk ke dalam mobil, mobil yang dikendarai Niko bergerak pelan meninggalkan apartemen menuju jalan raya, sepuluh menit kemudian Niko berhenti di depan sebuah salon ternama. saat mobil berhenti Lila menatap dari jendela dan membaca nama sebuah salon.

"Kenapa kita berhenti di sini." tanya Lila.

"Turun saja. Tuan Vito memintaku membawa Non ke salon ini." hujan Niko menjelaskan.

Niko turun dari mobilnya, kemudian membuka pintu mobil untuk Lila, Lila pun ikut turun mengikuti ucapan Niko walaupun di dalam hatinya masih bertanya-tanya.

"Selamat pagi Tuan Niko dan Nona." sapa salah satu karyawan salon.

"Saya Caca sebagai Beautician di salon ini." ujarnya memperkenalkan diri.

Caca mengajak Lila masuk ke sebuah ruangan, kemudian menyerahkan sebuah gaun.

"Nona ini gaun yang dipesan khusus oleh tuan Vito untuk anda."

"Untuk ku?" tanya Lila ragu.

Caca mengangguk, kemudian meminta Lila untuk masuk ke ruang ganti dan mengganti pakaiannya. Lila keluar dari kamar ganti, dia terlihat sangat cantik dan anggun dengan balutan gaun warna merah itu, Walaupun Lila tidak penyuka warna merah, tapi gaun yang dipilih Vito untuknya terlihat pas dan sangat cantik saat sudah menempel ditubuhnya.

"Nona sangat cantik, gaunnya pas sekali." ujar Caca memujinya.

Lila berjalan ke ruang rias, lalu duduk dikursi yang sudah disiapkan Caca. Caca mulai merias wajah Lila. Tiga puluh menit kemudian Caca sudah selesai merias wajah Lila, Lila betul-betul berubah menjadi bidadari yang sangat anggun dan cantik hingga Lila sendiri seperti tidak mengenali dirinya.

"Sempurna." Seru Caca merasa puas dengan hasil yang dilihatnya.

Lila menatap lama wajahnya di depan cermin, dia seperti merasa itu bukan dirinya.

"Apa ini sungguhan saya?" tanya Lila tak percaya, Caca mengangkut Dan tersenyum.

"Nona sangat cantik, lebih cantik dari yang ku kira."

"Terima kasih Nona Caca. Anda seorang Beautician handal, keahlian anda benar-benar tidak diragukan." ujar Lila sambil memutar-mutar dirinya di depan cermin.

Setelah memastikan semuanya sudah sempurna, Lila dan Caca keluar dari kamar rias. Niko yang melihat Lila keluar dengan gaun berwarna merah dan riasan wajah yang sangat cantik tertegun menatapnya tak berkedip.

"Sungguh cantik dan anggun." tanpa sadar Niko berucap memuji Lila.

"ini semua berkat Nona Caca, yang punya keahlian menyulap saya menjadi seperti bidadari, aslinya Saya tidak secantik ini." ujar Lila menyadarkan lamunan Niko.

"Ayok kita berangkat." ajak Niko.

Setelah mengucapkan terima kasih kepada Caca. Niko dan Lila keluar dari salon langsung masuk ke mobil, perlahan mobil yang Niko kendarai meninggalkan salon menuju hotel tempat acara.

Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Niko memuji kecantikan Lila. Dua puluh menit kemudian mobilnya memasuki halaman parkir sebuah hotel berbintang. Niko menghentikan mobilnya kemudian turun membuka pintu untuk Lila.

Lila turun dari mobil, kemudian perlahan melangkah menuju pintu utama hotel beriringan dengan Niko, seorang resepsionis memberitahukan bahwa acara berada di lantai dua dan menunjukkan arah lift.

Saat lift terbuka ada beberapa orang yang sudah ada di dalam lift, Lila dan Niko pun ikut masuk.

"Siapa dia? cantik sekali." salah seorang wanita yang berdiri di samping Niko berbisik pada temannya di sebelah sambil menatap Lila dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.

Niko mengalihkan pandangannya pada wanita yang membicarakan Lila, saat wanita itu sadar kalau Niko menatapnya wanita itu pun segera menunduk.

Niko menggandeng tangan Lila, saat pintu lift terbuka. Dia harus menjaga Lila agar tidak ada yang mengganggunya dan memastikan sampai ke tempat acara, sesuai dengan perintah Vito.

"Silakan masuk Nona Lila." sambut seorang usher.

Perlahan Lila melangkah memasuki ruang pertemuan, dilihatnya sudah banyak tamu yang datang dan sedang menikmati minuman dan makanan ringan.

Saat Lila berjalan lebih dekat, beberapa mata menatapnya kagum, bahkan ada yang asik mengobrol berhenti sejenak, hanya ingin melihat kecantikan Lila.

"Luar biasa. Nona Lila sangat cantik." ujar Bambang dengan suara kagum, ucapan Bambang mengundang perhatian para petinggi direksi yang sudah hadir.

Seorang wanita yang merasa terusik dengan kehadiran Lila, yang menurutnya sangat asing, tiba-tiba mendekat dan menghadang langkah Lila. Lila berhenti, lalu menatap dari ujung kaki naik ke atas ingin mengetahui siapakah wanita yang sedang berdiri di hadapannya.

"Tante Farah!" gumam Lila terkejut. namun dengan cepat dia menguasai diri dari keterkejutannya, dan dia pura-pura tidak mengenali wanita itu.

"Ada apa? kenapa Nyonya menghalangi langkahku?" ujar Lila sambil menatap Farah.

Bayangan dua puluh tahun silam kembali jelas di ingatan Lila, bagaimana angkuhnya wanita itu, menghina dan mencaci maki bundanya. serta memprovokasi Husien agar meninggalkan dia dan bundanya.

"Apa kau tidak mengenaliku?" tanya Farah sambil memainkan kipas yang ada di tangannya.

Lila tidak menjawab pertanyaan Farah, Dia hanya mengangkat kedua bahunya dengan santai, dan memberi isyarat bahwa tidak penting mengenal wanita yang ada di depannya.

"Apa kau tak punya telinga?" parah mulai geram melihat Lila yang cuek dan tak takut sama sekali padanya.

"Apa Nyonya punya mata?" Lila balik bertanya, hingga membuat Farah merasa tersinggung.

"Apa maksudmu." Farah mulai tersulut emosi dia maju satu langkah lebih dekat dengan Lila.

"Jika Nyonya punya mata, Nyonya bisa lihat kalau saya punya dua telinga." jawab Lila dengan santai.

"Kau berani menantang ku." bentak Farah.

Farah menatap tajam ke arah Lila, dia melihat Lila dari ujung kaki sampai ujung rambut, gadis yang menurunnya cantik tetapi mempunyai nyali yang sangat berani.

"Mama! kapan Mama sampai?kenapa tidak memberitahu ku?" Yura datang ditengah ketegangan Lila dan Farah, Yura memeluk Farah dengan erat.

"Mama mau bikin kejutan sama kamu." ujar Farah mengalikan perhatiannya ke Yura dan membelakangi Lila, sambil mencubit hidung Yura.

Yura tertawa senang sambil meregangkan pelukannya dari Farah, dia bergelayut manja pada wanita itu. Sekilas Yura melihat Lila yang berdiri lima meter darinya.

"Dari mana Lila dapat gaun limited edition gowns." batin Lila seraya menatap intens pada Lila.

"Ini kesempatan ku, untuk mengusir wanita sampah itu dari sini." batin Yura lagi, tiba-tiba dia punya ide untuk memanfaatkan Farah.

"Nona Lila, lebih baik kita menyingkir dari sini." bisik Niko, dia punya firasat akan terjadi sesuatu di sini dan itu tidak baik buat Lila.

Lila menyetujui saran Niko, dia pun membalikkan tubuhnya dan ingin melangkah pergi.

"Hay..Tunggu!" teriak Yura dengan suara lantang.

"Mau ke mana kau?" tanya Yura seraya melangkah ke arah Lila dan tiba-tiba menarik tangan Lila dengan kasar.

"Lepaskan!" ucap Lila segera menyingkirkan tangan Yura.

Kali ini Yura menatap Lila dari ujung rambut sampai ujung kaki, diakuinya Lila sangat cantik dengan riasan wajah dan gaun yang dipakai sangat pas di tubuhnya.

"Dari mana kau dapat gaun ini?" tanya Yura seraya menarik gaun yang dipakai Lila.

"Bukannya itu gaun limited edition gowns." ujar Marisa menyela ucapan Yura.

"Ini hanya gaun tiruan, dia mana punya uang untuk beli gaun limited edition gowns." ucap Yura meremehkan Lila.

"Hampir saja aku tertipu." ujar Marisa.

"Dasar tak tahu malu demi terlihat cantik, malah memakai baju tiruan. yah! kalau miskin, ya miskin saja, jangan berlagak!" ucap Marisa lagi sambil mendorong tubuh Lila, hingga oleng.

Yura dan Marisa tertawa lepas, seakan sangat bahagia bisa membuli Lila. Lila bergeming, dia tak ingin membela diri, karena dia datang ke acara ini ingin bertemu dengan CEO group Alexsa, jadi dia harus menjaga penampilannya.

"Yura! Siapa dia." tanya Farah sambil menatap Yura dan Lila secara bergantian.

"Mama! dia wanita sampah yang ku ceritakan pada mama." ujar Yura menudingkan tunjuknya ke wajah Lila.

"Jadi kau yang telah membuat putriku dibenci sama papanya."

Farah maju beberapa langkah kemudian tangannya terulur mencengkeram dagu Lila, hingga berasa perih.

"Dasar wanita murahan." Maki Farah kemudian melepaskan cengkramannya dengan mendorong Lila hingga terjerembab.

"Nyonya jangan sakiti Nona Lila, hari ini dia yang mewakili perusahaan kita untuk menandatangani kontrak kerja sama dengan group Alexsa." Bambang berusaha menengahi perseteruan Farah dan Lila.

Melihat perlakuan Farah pada Lila. Niko segera menelpon Vito agar segera ke aula pertemuan, karena dia khawatir Lila akan ditindas oleh Nyonya Farah.

"Aku tidak peduli! Aku mau dia bersujud dan meminta maaf pada Yura."

"Cepat minta maaf dan bersujud di depan kak Yura." ujar Marisa ikut menyela seraya menekan kepala Lila.

"Buat dia bersujud kalau tidak patahkan kakinya." titah Farah pada empat bodyguard.

"Berhenti! Kau akan menyesal karena sudah berani menyentuhnya."

Belum sempat ke empat bodyguard itu menyentuh Lila, Mario datang dikawal dengan sepuluh bodyguard langsung merengkuh Lila dan membantunya berdiri.

"Kenapa Om di sini?" tanya Lila tak habis pikir.

"Kau Mario!" seru Farah kemudian dia tertawa sumbang.

Mario yang sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan Farah, tentu saja sangat terkejut. dan dia sangat tidak ingin berurusan dengan wanita itu.

"Ayo kita pergi dari sini." Mario merengkuh bahu Lila dan mengajaknya pergi.

******

Apakah Yura berhasil menyingkirkan?

Lila baca cerita selanjutnya di part 23

Terima kasih hadir di novelku

Jangan lupa tinggalkan jejak like komentar dan hadiahnya

I love you sekebon cabe ♥️ ♥️ ♥️

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Rajuk Rindu
Alur cerita bikin degdegan
Rajuk Rindu
Tinggal koment dan like ya para reader
thanks you
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!