Meninggal karena di jebak oleh musuh bebuyutannya membuat Kebo Iwa merasa menyesal seumur hidupnya karena telah meninggalkan cinta sejatinya demi wanita yang akhirnya membunuh dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia adalah aku
"Kenapa kau begitu bodoh Rey, lihatlah dirimu andai saja kau bukan anak konglomerat kau mungkin sudah di keluarkan dari sekolah ini karena kebodohanmu!"
Rey tampak menunduk, pemuda itu tak berani menatap wajah Prawiro Edy yang terus memakinya setelah melihat nilai rapornya.
Lelaki itu begitu putus asa ketika mengetahui putra tunggalnya tak memiliki kecakapan seperti yang di harapkan.
"Mulai sekarang kau tidak boleh main ataupun apapun, tugasmu adalah belajar, belajar dan belajar. Bagaimana bisa kau menjadi CEO PE corporation jika tidak memiliki skill apalagi kecakapan akademis," tukas lelaki itu kemudian meninggalkannya di kamar sendirian.
Prawiro kemudian menghubungi beberapa orang tenaga pengajar terbaik untuk memberikan les privat kepada putra semata wayangnya.
Hari-hari Adrian diisi dengan belajar dan belajar, pemuda itu tak pernah menikmati indahnya masa remaja seperti anak seusianya.
Meskipun ia sudah belajar mati-matian dengan tenaga pengajar terbaik tetap saja Adrian menjadi siswa urutan terakhir di sekolahnya membuat Prawiro begitu gusar.
"Bagaimana nasih PE corporation nanti jika dipimpin oleh orang bodoh seperti dirimu, kau bahkan tidak memiliki kelebihan apapun untuk dibanggakan. Sebenarnya apa salahku hingga aku memiliki anak bebal seperti dirimu!" Lelaki itu begitu frustasi memikirkan nasib putranya .
Adrian merasa jenuh dengan rutinitas sehari-harinya, sebagai remaja ia juga ingin menikmati masa mudanya sama seperti yang lainnya, namun apalah daya ayahnya begitu keras mendisiplinkannya demi menjadi Penerus tahta PE corporation.
Bahkan saat dia kuliahpun ia tidak bisa menikmati masa-masa itu. Pernah suatu ketika saat Adrian benar-benar tidak kuat dengan tekanan dari ayahnya ia mencoba untuk mengakhiri hidupnya.
Beruntung Ustman memergokinya saat ia sedang meminum racun, lelaki itu segera melarikan Adrian ke rumah sakit.
Bukannya iba dengan keadaan Adrian, Prawiro justru memberikan hukuman kepada pemuda itu karena dianggap melakukan hal bodoh yang bisa merusak nama baiknya.
Ia menghukum Adrian dengan mengurungnya di gudang tanpa memberi makan ataupun minum.
*Tap, tap, tap!!
Amy berjalan mengendap-endap menuju gudang wastu Ares. Gadis itu sengaja melepaskan sepatu high heelsnya agar tak seorangpun menyadari kedatangannya.
*Krieeet!!
Perlahan ia membuka pintu gudang dan masuk kedalamnya. Gadis itu segera menghampiri Adrian yang terkulai lemah di lantai.
"Badanmu panas sekali," ucap gadis itu mengusap kening Adrian
"Minumlah," ia memberikan sebotol air mineral kepadanya.
"Sekarang makanlah roti lapis ini, aku sengaja membuatnya sendiri loh, aku yakin kamu pasti suka," ucap Amy menyunggingkan senyumnya
Adrian segera meraih roti itu dan memakannya.
"Terimakasih My," ucapnya gusar
Ia sengaja memalingkan wajahnya saat air matanya tiba-tiba menetes membasahi pipinya.
"Menangislah, jika itu bisa mengurangi beban mu, kau tidak perlu malu atau menyembunyikannya dariku," ucap Amy membuat Adrian semakin terisak mendengarnya
Gadis itu kemudian memeluknya erat, sembari menepuk-nepuk punggungnya.
"Aku lelah dengan semua ini My, kenapa aku dilahirkan sebagai anak seorang Konglomerat, kenapa aku tidak jadi orang biasa saja. Aku juga ingin hidup seperti anak-anak lainnya, aku juga ingin menikmati masa remajaku, tapi kau lihat kan...ayahku selalu memperlakukan aku seperti boneka. Dia tak pernah membiarkan aku menikmati masa mudaku, hari-hari ku selalu dihabiskan dengan membaca buku-buku dan les privat, aku benci melakukan itu semua aku benci!!!" seru Adrian
"Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk putranya, aku tahu Om Prawiro melakukan semua ini karena ingin melihatmu menjadi lelaki yang kuat, lelaki yang memiliki kemampuan yang kelak bisa diandalkan dan membanggakan bagi keluarga kita, jadi jangan bersedih. Aku akan selalu mendukungmu, menyemangatimu dan selalu ada untukmu," ucap gadis itu lirih
Prawiro yang menguping pembicaraan keduanya tak kuasa menahan air matanya.
"Tuan...." Prawiro segera membungkam mulut Utsman dan membawa lelaki itu pergi dari gudang.
"Biarkan saja, mungkin sesekali Rey juga butuh teman cerita," ucap Prawiro kemudian meninggalkan tempat itu.
Sejak hari itu, Amy semakin sering datang mengunjungi Adrian hanya untuk sekedar menyemangatinya saja, atau menemani pemuda itu belajar.
Hari-hari kelam Adrian kini berubah menjadi menyenangkan. Amy yang periang dan cenderung usil membuat Adrian semakin menyukainya.
"Selamat sore Rey, apa kabar?" sapa Amy memasuki kamar Adrian
"Seperti biasa masih harus mengerjakan setumpuk tugas kuliah," jawab Adrian
"Ikan hiu makan jambu, selamat ulang tahun abang ku," ucap Amy kemudian memeluknya
"Memangnya hari ini beneran ulang tahunku?" tanya Adrian tak percaya
"Ikan hiu main sepatu roda, dih dasar pikun masa ulang tahun sendiri lupa," cibir Amy
Adrian segera melihat kalender di mejanya dan langsung tertawa menatap Amy.
"Ikan hiu makan semangka, kenapa ketawa?" tanya Amy
"Aku ketawa karena bahagia, terimakasih ya Amy kamu selalu menjadi orang pertama yang inget hari ulang tahunku, terimakasih." ucap Adrian
"Kata siapa aku orang pertama yang tahu ulang tahunmu, justru orang pertama yang selalu memberitahukan aku hari ulang tahun mu itu Om Prawiro," jawab Amy membuat Adrian langsung terdiam
"BAPER pasti, ikan hiu makan keju, aku tahu kamu pasti terharu, ngaku deh...iya kan ..iya kan!" goda Amy
"Sedikit,"
"Banyak juga gak papa kok. Btw karena hari ini hari spesial kamu bagaimana kalau hari ini kita hang out ke mall,"
"Tapi...."
"Sudah gak usah dipikirin tugas-tugasnya, Om Praw juga pasti ngerti lah, Sans aja!" tukas Amy menarik lengan Adrian
"Tunggu...setidaknya aku harus ganti baju dulu lah," Adrian melepaskan tangan Amy
"Tidak perlu, kamu gitu aja udah keren kok," sahut Amy
"Masa sih??"
"Swear," jawab Amy
Keduanya kemudian segera bergegas pergi meninggalkan wastu Ares.
Amy sengaja mengajak Adrian ke pusat permainan disebuah mall besar.
"Hari ini kau bebas main apa aja sepuasnya, biar aku yang bayar!" ucap Amy menunjukkan isi dompetnya
"Ok," jawab Adrian segera mencari wahana permainan yang diinginkannya.
Hari itu Adrian benar-benar menikmati kebebasannya, ia bermain sepuasnya bersama Amy dan melupakan semua rutinitasnya.
Setelah puas bermain Amy mengajak Adrian makan di sebuah restoran cepat saji.
"Sekarang kita tiup lilin dulu yuk?" ucap Amy menyalakan lilin di kue tart yang sudah ia pesan.
"Hush, jangan ditiup dulu, bikin permohonan dulu baru tiup." ucap Amy membungkam mulut Adrian yang sudah siap meniup lilinnya
"Iya...iya,"
"Kata orang doa orang yang ulang tahun itu akan dikabulkan, jadi buatlah permohonan terbaik yang bisa membuat hidupmu lebih bahagia," ucap Amy
"Iya adikku sayang," jawab Adrian mengacak-acak rambut Amy
Ia kemudian memejamkan matanya dan memanjatkan doa.
Ya Tuhan, jika beberapa hari sebelumnya aku benar-benar ingin mati karena tak tahan dengan semua siksaan yang aku terima selama ini, kali ini aku benar-benar ingin diberikan umur yang panjang agar aku bisa hidup bahagia bersama Amy. Aku ingin membahagiakannya dan menyatakan perasaan ku padanya. Berilah aku keberanian agar aku bisa menyatakan cintaku padanya.
*Wushhh!!
*********
"Hosh, hosh!!!" Iwa terbangun dengan nafas terengah-engah setelah mengalami mimpi panjang.
"Apa dia adalah diriku di masa ini??"