"Aku nggak punya pilihan lain." ucap adel
"Jadi kamu memang sengaja menjebakku?" tanya bima dengan nada meninggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cengzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Pagi harinya, tepatnya hari sabtu, dimana Adel libur sekolah, begitupun dengan bima yang libur dari pekerjaannya.
Dimeja makan, bima sedang menyantap hidangan lezat, buatan Adel, pria itu sampai mencecap jemarinya sangking enaknya makanan yang dimasak oleh anak angkatnya itu. Sementara Adel dihadapanya, menatap bima dengan tatapan yang sulit.
"Del, kamu kenapa natap ayah gitu? HM?" Tanya bima membuat Adel tersentak.
"Eh, nggak, yah! Gak papa, Adel merhatiin bekas makanan disudut bibir ayah," Balas Adel pura-pura menunjuk-nunjuk sudut bibir.
Bima menyeka sudut bibirnya dengan punggung tangannya.
"I-ini yah, ada tisu!" Adel menyodorkan kotak tisu. Bima mengambil satu tisu dan mengelapnya.
"Mana del? Kok gak ada apa-apa sih?" Tanya bima yang tak melihat noda makanan ditisu bekasnya.
"Tadi ada kok yah, mungkin dia hilang, gara-gara dilihat Adel kali!" Elak Adel membohongi bima.
"Kamu ngebohongin ayah, ya?" Bima memicing.
Adel mengganguk dan nyengir kuda.
Bima mendesah pelan lalu melanjutkan makannya kembali, disela makan Adel terus memerhatikan bima, dengan perasaan kecewa, sedih, sakit hati, bercampur menjadi satu.
Ting!
Suara notif dari hp bima berbunyi, Adel yang penasaran pun mencodongkan lehernya kedepan. Untuk melihat siapa yang mengirim pesan pada ayahnya, belum sempat Adel melihatnya, bima langsung meraih ponselnya. Membuat Adel menggerutu dalam hati.
Diaplikasi hijau miliki bima, seseorang wanita bernama 'lesa' mengirim pesan padanya.
Lesa: mas bima, kamu lagi dimana?
Bima mengetikkan sesuatu sambil tersenyum manis, Adel menatap curiga ayah angkatnya.
Bima: aku lagi dirumah, kenapa emangnya?
Lesa mengetik.....
Lesa: aku boleh kerumah kamu gak, mas bima?
Bima: boleh, boleh, sini aja kalau mau mampir (emote senyum)
Lesa: oke, mas, aku lagi dalam perjalanan, aku bosen dirumah terus mas,
Bima: sama
Lesa: gimana, kalo kita jalan-jalan mas?
Bima mengetik....
Bima: kapan?
Lesa: hari ini, mas
Bima: oke, sini aja,
Lesa: siap mas, aku otw ya, kamu jangan lupa persiapan dulu (emote love)
Bima membalasnya dengan emote jempol. Lalu meletakkan ponselnya, raut wajah pria itu berseri-seri. Tentu saja bima tidak akan menolak tawaran dari Lesa, salah satu wanita yang sedang diincarnya, Lesa dan dirinya baru pendekatan beberapa hari ini. Lesa adalah karyawan kantornya yang sangat cantik, anggun dan lembut, wanita itu banyak diincar oleh para karyawan laki-laki. Lesa selalu memikat hati laki-laki manapun dengan pesonanya. Termasuk bima.
"Ayah kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Adel memicing.
Bima terperanjat, memasang raut wajah biasanya dan menggeleng cepat.
"Ayah lagi chatan sama cewek lain ya?" Tanya Adel dengan suara meninggi.
"E-enggak del!" Dusta bima dengan raut wajah meyakinkan, ia sangat malas jika Adel bertanya seperti ini.
"Gak usah bohong yah! Jujur sama Adel! Ayah lagi chatan sama cewek lain? Kan? Jawab!" Bentak Adel dengan dada bergemuruh.
Bima menghela nafas berat. "I-iya del," balasnya mengganguk.
"Kenapa ayah selingkuh! Apa aku kurang setia sama ayah?" Adel mengepalkan tangannya diatas meja dengan sorot mata tajam.
"Hah? Selingkuh?" Bima cengok.
"A-ayah tega berselingkuh! Ayah tega!" Teriak Adel ngamuk.
"Selingkuh? Sejak kapan ayah selingkuh! Cewek aja gak punya!"
"Tadi itu siapa? Hah? Kenapa ayah pacaran sama cewek lain sih! Apa kurangnya..." Adel meneteskan air matanya.
"Del!" Bima menggaruk tengkuknya bingung, mulutnya terbuka hendak berbicara kembali, tetapi Adel memotongnya terlebih dahulu.
"Sudah berapa lama ayah menjalin hubungan?" Tanya Adel menuntut penjelasan.
"2 hari yang lalu!" Balas bima jujur.
"Putusin dia!" Pinta Adel tiba-tiba.
"Gak bisa del! Ayah belum pacaran, kamu jangan ngekang-ngekang, ayah terus dong, ayah juga pengen punya pasangan! Seperti temen-temen ayah!" Ujar bima, menegaskan.
Adel menggebrak mejanya. Membuat bima terkejut sambil mengelus dadanya, tanpa sadar hp bima sudah diambil oleh Adel.
Gadis itu membaca pesan dari Lesa, hatinya mendidih ketika melihat bima yang mengirim emote senyum, dan Lesa yang membalasnya dengan emote love.
Brak!
Adel membanting ponsel milik bima ke meja makan dengan sangat kencang.
"D-del! Kamu kenapa banting-banting hp ayah!" Bima meraihnya dan mengecek-ngecek ponsel miliknya, untung saja tidak pecah.
"Kenapa ayah pacaran sama cewek genit itu?" Tanya Adel dingin.
"Del, stop! Jangan mengatur hidup ayah, biarkan ayah memilih pasangan ayah sendiri!" Bima menekankan dengan nada tegas. Entah kenapa Adel jadi seposesif ini kepadanya. Bima juga heran dengan tingkah laku anak gadisnya ini.
"PUTUSIN DIA!!"
"Del! Uda-"
"AKU BILANG PUTUSIN DIA!! YA PUTUSIN DIA!! BURUAN!!" teriak Adel dadanya kembang kempis.
"Del!" Bima mendekat dan memeluk Adel sangat erat, gadis itu terisak didalam pelukan bima.
"A-ayah! Putusin dia! Aku gak suka sama cewek itu! Aku gak mau dia jadi ibu sambung aku! Biarkan aku dan ayah hidup berdua aja disini. Hikkssss..... A-aku gak mau ada wanita manapun yang masuk kedalam hidup kita berdua yah.... Hiks... Aku tau cewek sekarang itu jahat-jahat, sama kayak si Lesa, Lesa itu yah...... Dia itu cuman mau memanfaatkan harta ayah doang! Hikss...." Adel menangis tersedu-sedu.
Bima mengusap kepala Adel. "Maafin ayah ya, del, tapi ayah pengen punya istri, sayang, ayah janji bakalan cari istri yang baik, bisa menyayangi kamu dan menyayangi ayah dengan tulus!"
Adel mengurai pelukannya dan mendongak menatap bima nyalang. "Aku gak mau! Tolong turutin aku kali ini yah! Jangan pernah membantah lagi dan jangan bertanya-tanya terus!"
"Del, tapi."
"Putusin atau aku yang mutusin pacar ayah itu!"
Bima menggeram kesal. "Del, cukup! Jangan ikut campur urusan ayah!"
Adel menatap tak percaya. Ia tersenyum getir. "Oke, kalau itu mau ayah, mulai hari ini aku gak akan ikut campur urusan ayah." Adel berbalik. "Silahkan pilih wanita itu, biarkan aku pergi dari rumah ini!" Adel masuk kedalam kamar meninggalkan bima yang melongo.
"Del!" Bima menyusul dan masuk kedalam kamar, pria itu memerhatikan Adel yang memindahkan pakaiannya kedalam koper.
"Del, kamu mau kemana?" Tanya bima.
"Pergi!" Balas Adel menarik resleting kopernya, hendak Melawatinya, namun belum sempat Adel membuka pintu, bima langsung meraih pergelangan tangannya.
"Del, jangan pergi!" Pinta bima yang tak ingin Adel pergi.
Adel berbalik dan menatap bima dengan tatapan sinis,
"Tolong jangan pergi ninggalin ayah del! Ayah udah gak punya siapa-siapa lagi selain kamu!"
"Kan ada pacar ayah!" Sinis Adel.
"D-del, dia cuman pacar, sedangkan kamu anak ayah!"
"Kalau ayah masih nggangep aku anak ayah! Tolong putusin dia! Jangan membantah aku, yah! Tolong turutin aku..... Ini semua demi kebaikan ayah..." Kata Adel matanya berkaca-kaca.
Bima mendesah pelan dan mengganguk. "Ayah putusin dia, asal kamu jangan pergi, oke?"
"Siap! Ayah!" Kata Adel dengan raut wajah yang kembali ceria. Bima tersenyum senang dan mengetikkan sesuatu dilayar ponselnya. Adel memerhatikan dari samping,
Bima: Lesa, maaf hari ini aku lagi sibuk.
Lesa mengetik ....
Lesa: serius mas?
Bima: iya, tiba-tiba ada pekerjaan mendadak hari ini, mohon maaf sa, aku gak bisa jalan-jalan sama kamu.
Lesa: gak papa mas, lain kali juga bisa.
Setelah mengirim pesan tersebut bima menghela nafas dan mengalihkan pandangannya. "Udah tuh!"
"Makasih ayah!" Adel memeluknya erat.
"CK, kamu kenapa sih nyusahin ayah terus! Kamu gak pengen gitu ngeliat ayah punya cewek?" Tanya bima kesal tanpa membalas pelukannya.
Adel melepaskan dan bersedekap dada, hingga dadanya menyembul. "Aku gak mau ayah salah pilih pasangan!"
"Del, wanita yang ayah pilih itu rata-rata baik,"
"Yah dengerin aku. Sebagai anak perempuan aku berhak memilih serta menentukan pilihan untuk ayahku sendiri! Aku pengen ayah punya pasangan itu yang baik, cantik, bisa masak! Sayang sama ayah, dari orang terpandang, masih peraw4n dan gak punya kasus berat dalam hidupnya."
Bima menghela nafas pelan seraya bersedekap dada. "Del, wanita seperti itu gak ada, mungkin udah punah, kamu jangan mempersulit ayah dong, dimana harus mencari wanita yang sempurna kayak gitu? Didunia ini aja belum tentu ada!" Kesal bima menjeda ucapannya.
"Kalo nyari yang sempurna mah, sampai ayah tua juga gak akan ketemu! Bisa jomblo seumur hidup ayah, gara-gara banyak milih-milih!" Lanjut bima mengusap wajahnya frustasi.
"Gak papa! Lebih baik gitu!"
"Maksudnya?"
"Ayah lebih baik jomblo seumur hidup, kalo ayah punya istri, nanti ayah gak sayang lagi sama Adel,"
"Ayah janji tetap sayang sama kamu walaupun punya istri."
"Yah, stop! Jangan bahas-bahas istri didepan aku. Kalo ayah berani pacaran atau mencari istri lagi! Terus ketahuan sama Adel! Siap-siap aja! Adel akan bertindak tegas, lebih dari ini!" Adel menekankan.
"CK, del, kamu kok jadi posesif gini sih sama ayah!" Kata bima heran dengan Adel yang begitu posesif kepadanya.
Adel tak menjawab, sorot matanya tajam, menunjukkan rasa tak suka.
Bima menghela nafas panjang dan melewatinya. "Del, ayo kita belanja!" Ajak bima.
Adel mengganguk. "Yuk yah, stok makanan dirumah udah tipis banget!" Kata Adel.
"Siap-siap dulu! Sana!" Ujar bima yang diangguki Adel.
Adel menutup pintunya setelah bima keluar, gadis itu berjalan menuju lemari, memilih pakaian seksi untuk dipakainya saat nanti. Setelah memakai pakaian kurang bahan dan terkesan nyari memperlihatkan tubuhnya, Adel duduk dikursi, merias dirinya sebelum pergi.
"Semoga ayah tertarik sama aku!" Ujar Adel tersenyum sambil berputar-putar didepan cermin.