Kesalahan Satu Malam

Terlihat seorang perempuan yang sedari tadi meneteskan air matanya berada di sebuah kereta api, yang sedang melaju keluar kota, sebenarnya dia tidak tega meninggalkan kota tersebut, apalagi kedua orang tuanya di makam kan di kota yang telah ia tinggalkan.

Sebenarnya Aila masih mempunyai keluarga dari ayahnya, tapi dia tidak berani kesana, dia tau jika keluarganya sangat tidak menginginkan dirinya, dan mungkin sampai saat ini kedua orang tua ayah nya masih belum mengetahui kepergian ayah dan ibu nya.

Aila sampai di kota yang tidak terlalu ramai seperti di kota sebelum nya, suasana baru dan hidup baru yang kini di impikan oleh Aila.

Uang sisa tabungan nya masih cukup untuk menyewa kontrakan serta biaya untuknya makan, Aila lebih dulu mencari kontrakan disana dan langsung menemukan kontrakan yang murah, walaupun sangat sederhana dan sempit tapi menurut nya itu sudah lebih dari cukup.

Pagi harinya Aila bangun dari tempat tidurnya, dia berusaha untuk melupakan semua yang telah terjadi, walaupun terasa sangat mustahil, menurutnya saat ini adalah mencari pekerjaan untuk dirinya bisa hidup di kota tersebut.

Aila berjalan kaki mencari pekerjaan apapun di sana namun masih belum bisa menemukan nya.

Aila melihat poster lowongan pekerjaan menempel di tiang  yang ada si samping nya dengan mata penuh semangat, Dengan cepat Aila mengambilnya dan ternyata itu adalah lowongan di sebuah kafe untuk menjadi pelayan.

Aila mulai menuju dimana kafe itu berada dengan menggunakan peta map di hp nya.

Berita bahagia karena Aila langsung di terima tanpa menggunakan berkas apapun, hanya di ajukan beberapa pertanyaan mengapa dia mau bekerja dan beberapa perjanjian yang di ajukan kepada nya.

Aila langsung bekerja di kafe tersebut dengan penuh semangat, walau bagaimanapun dia tidak mau melakukan kesalahan sedikit pun di pekerjaan pertamanya di kota tersebut, pekerjaan tetap pekerjaan harus di lakukan secara profesional serendah-rendahnya pekerjaan itu.

Di sebuah perusahaan besar, seseorang CEO sangat tidak fokus untuk melakukan pekerjaan nya saat ini, perasaan nya saat ini campur aduk apalagi mengetahui jika perempuan tersebut adalah sahabat baik sepupunya yang di sayangi sedari dulu.

Hp nya berdering, Ayyan melihat dan tertampang nama papi nya yang sedang memanggil nya, perasaan nya semakin tidak enak, dia takut jika sepupunya sudah memberitahukan kepada kedua orang tuanya.

“Halo....” Ucapan Ayyan terpotong langsung oleh papinya.

“Cepat pulang sekarang juga.” Ucap papinya dan langsung menutup telfon.

Ayyan memegang kepalanya sangat pusing saat ini, dia sudah bisa memastikan jika adik sepupunya sudah memberitahukan hal itu kepada mami dan papi nya.

Ayyan kamu tidak mau harus pulang, dia sudah siap apapun yang akan terjadi padanya, dia sangat takut jika Oma nya juga ada disana nantinya.

Ayyan keluar dan melihat Gavin yang sedang duduk dengan setumpuk berkas yang disusun rapi di depannya.

“Ikut lah dengan ku,” ucap Ayyan membuat Gavin menatap nya bingung.

“Mau kemana,?” tanya Gavin mulai tidak enak melihat wajah cemas bos nya, apalagi tadi pagi ia gagal melaksanakan tugas nya yang mana dia mendapat tinjauan di perutnya.

Tanpa menjawab Ayyan langsung pergi begitu saja, membuat Gavin mau tidak mau harus mengikuti kemana bos nya akan pergi.

Gavin mulai melajukan mobilnya tapi dia tidak tau kemana dia akan pergi.

“Ke rumah,” ucap singkat Ayyan membuat Gavin menelan ludahnya kasar, dia merasa semuanya tambah semakin buruk.

“apa aku harus ikut dalam masalah mu sialan,” gumam Gavin.

“Bagaimana jika aku yang kena Omelan mami,” gumam lagi Gavin.

Tak lama kemudian mereka sudah tiba didepan rumah mewah, Gavin tak hendak turun membuat Ayyan mengetok kacanya.

“Kenapa kamu tidak turun,?” tanya Ayyan.

“Sebaiknya saya disini saja bos, saya akan menunggu disini,” ucap Gavin takut untuk masuk.

“Cepat lah turun, dan ikut bersama ku,” ucap Ayyan membuat Gavin sangat kesal harus mengikuti kemauan bos nya.

Saat pintu di buka terlihat banyak sekali keluarganya yang duduk disana, ada kakak dan Oma nya juga serta ada Naya yang terlihat masih menunduk dengan wajah sedihnya.

Gavin yang melihat nya seketika merinding, semua firasat nya mengatakan jika semuanya sedang tidak baik baik saja.

Ayyan melangkah ke sana diikuti oleh Gavin, semua mata menatap nya dengan tatapan membunuh, kecuali kakak nya yang biasa biasa saja.

“Apa yang terjadi Ayyan, kenapa aku juga di panggil kesini,?” tanya Day sang kakak.

Papinya berdiri dan melayangkan tinjuan yang keras di pipi putranya tersebut, semuanya seketika tambah hening, Gavin pun hanya bisa menundukkan kepalanya, sedangkan sang kakak langsung menahan papinya.

“Papi, apa yang terjadi,?” ucap Day sangat kaget melihat papinya yang tiba tiba memukul putranya.

Mami nya berdiri dan menampar Ayyan dengan sangat keras serta air mata yang sudah mengalir di kedua pipinya.

“Siapa yang mengajarkan mu, melakukan hal seperti itu Ayyan,HAH?,” ucap mami nya dengan emosi.

Day yang melihat nya hanya kembali duduk, seperti nya ada sesuatu yang telah terjadi dan tidak ia ketahui.

“Kamu tau jika mami adalah perempuan, apa kamu tidak menghargai mami sebagai orang tua mu, melakukan hal hal bodoh kepada perempuan yang tidak tau apa apa, HAH,?” tanya mami nya dengan keras.

Ayyan hanya menunduk tidak menatap mereka, bagaimana pun dia yang salah.

“AYYAN,! APA PAPI PERNAH MENGAJARKAN HAL HAL BODOH ITU! HAH!” ucap papi nya dengan emosi yang menggebu-gebu.

“Apa didikan papi masih kurang, untuk mu, cukup kakak mu yang bodoh soal perempuan tapi kenapa kamu malah lebih bodoh, bisa melakukan hal hal yang merusak orang lain!” ucap papinya dengan sangat emosi.

“Gavin, apa kamu tidak mengawasinya, atau kamu malah membiarkan dia melakukan nya,?” tanya mami Ayyan.

“Nah kan, aku yang kena, kenapa harus aku bos,” gumam Gavin.

“Maaf, saya tidak tau, jika hal itu akan terjadi,” ucap Gavin.

“Katakan alasan mu, mengapa kamu melakukan hal hal bodoh seperti itu,?” tanya papi nya.

“Ayyan dalam keadaan mabuk berat...” ucapan Ayyan kembali terhenti saat tamparan keras kembali menampar wajah nya.

Plakkk...

“Apa kamu tidak kenyang-kenyang dengan tamparan bos hahaha,” gumam Gavin.