"Siapa namamu? Kenapa wajahmu sangat mirip denganku?" tanya Gavin spontan tanpa basa-basi.
"Namaku Daniel. Mirip denganmu? Kurasa tidak, Uncle. Kata Mommy, aku sangat tampan! Bahkan, tak ada yang mengalahkan ketampananku."
"Sial! Berani sekali anak kecil ini melawanku,"
Daniel, adalah putra Elleana yang pandai melukis dan mulai tumbuh besar. Kemampuannya dalam melukis, membuat siapapun kagum padanya. Siapa sangka, ia memenangkan lomba melukis di sebuah galeri seni ternama. Rupanya, seorang Gavin Alenxander, sang CEO galeri seni itu, merasa bahwa Daniel mirip dengannya. Apakah Daniel dan CEO itu ada hubungannya?
Sebuah keajaiban terjadi, ketika Daniel menghadiri lelang lukisan terbesar di dunia. Ellea dan Gavin dipertemukan dalam sebuah acara yang sama. Gavin Alexander sangat kaget, mengingat anak kecil yang mirip dengannya, tengah bersama Ellea, wanita yang dulu pernah menjadi masa lalunya.
Apakah hubungan Ellea dan Gavin di masa lalu? Siapakah Ayah Daniel sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irna Mahda Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Not for sale!
"Aaron Christ! Kemari, kau!" Pekik Gavin, saat Daniel telah keluar dari ruangannya.
Aaron datang, dan membungkukkan badannya, "Iya, Tuan. Ada apa? Apa yang terjadi?"
"Dari mana kau dapatkan bocah tengil yang banyak bicara itu?"
"Dia mendaftar sendiri, dan Samuel dari divisi manager development yang menjadi walinya. Apa ada masalah, Tuan?" tanya Aaron baik-baik.
"Aku harap, aku tak akan berjumpa lagi dengan bocah tengil itu! Jika nanti pameran lukisan tiba, tak usah undang dia ke dalam acaraku. Anggap saja lukisan itu No Name, tanpa ada identitas pemiliknya!" Tegas Gavin.
"Ba-baik, Tuan. Maafkan saya, atas kelalaian ini,"
"Pastikan dia telah pergi dari perusahaanku!"
"Tentu, Tuan."
Aaron meninggalkan Gavin sendirian. Aaron tahu, Bos nya sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja. Aaron heran, entah apa yang diperbuat Daniel, hingga Gavin bisa semarah itu pada Daniel. Tak ingin terkena
Sial, anak kecil yang banyak bicara itu, kenapa aku harus kalah dengannya? Kenapa bisa-bisanya seorang Gavin Alexander mati kutu dan tak bisa berkutik menghadapi seorang monster kecil? Berani sekali dia, dia pikir, dia sedang berhadapan dengan siapa? Batin Gavin.
"Hari ini, uangku habis $30.000. Semua itu karena si monster kecil yang menyebalkan. Jika dilelang dan dipamerkan, lukisannya tak akan jauh dari $10.000 saja!" Gavin kesal.
...*****...
Membawa uang sebanyak $30.000, membuat Daniel sangat bahagia. Ia tidak memeras Gavin, ia hanya bernegosiasi dengan Gavin. Daniel ingin membahagiakan Ellea. Daniel tak ingin, Ellea hidup kesusahan. Ellea telah membesarkan Daniel dengan susah payah, dan Daniel harus membalas jasa-jasa Ellea yang selama ini telah mengasihinya.
"Mommy, aku mendapatkan banyak uang! Dan Uncle Bos sangat bangga padaku. Sayangnya, lukisan indah yang kubuat, tak bisa aku tunjukkan pada Mommy. Tak apa-apa, kan?" Daniel duduk dipangkuan Ellea.
"Niel, semua ini uang? Benarkah? Mereka tak salah memberikanmu uang sebanyak ini?" Ellea berkaca-kaca.
"Yes, Mommy ... ini semua berkat kerja kerasku bernegosiasi dengan CEO! Sehingga aku bisa mendapatkan uang banyak."
"Bagaimana kau bisa melakukannya? Kau tak membuat CEO itu marah, kan?" tanya Ellea.
"Tidak, Mommy. Dia gemas padaku, saking gemasnya, dia hampir saja ingin menelanku!" Jawab Daniel sambil cekikikan.
"Oh Tuhan, apa maksudmu sayang? Jangan membuat onar, Mommy tak ingin kau terbawa masalah!" Ellea khawatir.
Daniel menggeleng, "Tak ada masalah, Mommy. Aku terlihat baik-baik saja, bukan? Ini memang uang yang diberikan CEO atas hasil lukisanku. Karena aku telah mendapatkan uang ini, jadi CEO tak memperbolehkan aku membawa lukisannya."
"Ah, syukurlah jika tak terjadi masalah. Mommy lega, Nak. Kita tabung saja uangnya, ya ..." Ellea tersenyum.
"Mommy, dengan kemampuanku, ternyata aku bisa mendapatkan uang banyak. Bagaimana kalau kita membuka toko seni kecil-kecilan, dan memamerkan lukisanku? Siapa tahu mereka akan tertarik dengan lukisanku, seperti CEO itu. Tentu saja, aku bisa mendapatkan uang banyak, iya kan?" ujar Ellea.
"Daniel, kau masih kecil. Mommy tak ingin memberatkanmu. Mommy masih bisa mencari uang di toko bunga Pak Samuel. Kau tak harus memikirkan kondisi keuangan kita. Mommy yang akan bekerja keras, sayang."
"Tak apa-apa, Mommy. Aku tak tega melihat Mommy bekerja sendirian hanya untuk makan sehari-hari. Jika kemampuanku bisa menghasilkan uang, kenapa Mommy tidak mendukungku?"
"Aku tak ingin memaksamu, sayang."
"Mommy ... believe me, aku akan membuat hidup Mommy menjadi lebih baik lagi, Mom." Daniel memeluk Ellea.
"Mungkinkah kehebatan anakku mampu merubah nasib kita?" Ellea berbicara sendiri.
Merenungi nasibnya seorang diri. Wanita yang menjadi tulang punggung bagi anaknya, dan Ellea tetap kuat bertahan menjaga buah hatinya. Buah hati yang awalnya akan ia bunuh, tapi nyatanya mampu membuat Ellea bangga dengan kemampuannya. Anak kecil, di usianya yang baru saja menginjak 5 tahun, sudah bisa menghasilkan uang puluhan ribu dolar. Tentu saja hal itu sangat membahagiakan bagi Ellea.
Membuka toko seni kecil-kecilan, akankah membawa Daniel dan Ellea pada kunci kesuksesan?
...*****...
Satu bulan kemudian,
Hari ini, adalah hari di mana pameran seni terbesar Louvre gallery of Art digelar. Di acara pameran seni kali ini, akan memamerkan mahakarya dari pelukis-pelukis terkenal dengan segala keindahannya. Lukisan pemenang kompetisi bulan lalu, akan dipajang secara ekslusif di Louvre gallery.
Para collector juga dapat membeli atau melelang barang dan lukisan yang ada di pameran seni ini. Pameran kali ini, lebih spesial, karena pengunjung akan bertemu langsung dengan para pelukisnya. Gavin Alexander, telah membuka opening pameran seni ini. Semua riuh dan tepuk tangan pengunjung, memenuhi ruang gallery yang besar dan mewah ini.
"Kali ini, terasa spesial, karena anda semua dapat bertemu dengan pelukis favorit anda. Untuk berfoto, dan meminta tanda tangan, dipersilakan dapat dilakukan dengan baik. Saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih, atas antusiasnya pada pameran seni kali ini. Saya harap, dapat memuaskan hati pengunjung sekalian. Semoga kita selalu sehat, dan dapat bertemu kembali di pertemuan selanjutnya. Salam hangat dari saya, Gavin Alexander, CEO Of Gallery Louvre of Art. Terima kasih, silakan menikmati apa yang telah kami sediakan," Gavin mengakhiri pidatonya, dan turun dari panggung megah itu.
Banyak sekali pengunjung dan collector yang menghadiri pameran seni ini. Mereka tengah berlomba mencari lukisan yang ingin mereka dapatkan. Kali ini pun, begitu spesial, karena pengunjung bisa berfoto dan meminta tanda tangan pelukis. Gavin sukses membuat Louvre Gallery berada di atas, karena Louvre Gallery benar-benar menyajikan pelayanan yang luar biasa dapat menarik perhatian pengunjung.
Tiba-tiba, Gavin yang tengah bercengkrama dengan pelukis senior, dipanggil oleh Aaron. Aaron berkata, ini hal darurat dan Gavin harus segera mendengarnya. Gavin pun meminta pelukis senior tersebut untuk menikmati jamuan yang telah disediakan. Gavin dan Aaron, segera menuju ke ruangan khusus.
"Ada apa? Kenapa kau mengganggu obrolanku dengan Paman Hiro?" Gavin sedikit kesal.
"Di pameran seni, tengah terjadi lelang yang luar biasa, Tuan. Ada yang ingin membeli lukisan dengan nominal seratus ribu dollar. Bahkan, ada yang berani menaikkan harga lagi, menjadi dua ratus ribu dollar, Tuan!" Ucap Aaron tergesa-gesa.
"Bodoh! Kenapa tak segera kau proses saja? Kita alan mendapatkan keuntungan yang banyak. Mana pernah aku membeli lukisan dari pelukis dengan harga sebanyak itu? Kita akan untung besar, Aaron. Cepatlah! Segera kau layani milyarder yang ingin membeli lukisan kita!" Tandas Gavin.
'T-tapi, Tuan ... m-masalahnya, a-anu, lukisannya ..." Aaron terbata-bata.
"Apa? Kenapa? Katakan padaku!" Tegas Gavin dengan nada meninggi.
"Lukisan yang mereka inginkan, adalah ... lukisan Daniel, lukisan yang anda pajang di ruang kerja anda, Tuan." Aaron menunduk.
"A-apa? Lukisan monster kecil itu?" Gavin kaget.
Aaron mengangguk, "Ya, Tuan. Bukankah Anda mengatakan padaku, jika hanya akan memajang lukisan itu di pameran kali ini, tanpa diperjualbelikan? Lukisan itu juga sudah aku berikan keterangan tanpa nama. Bagaimana aku menjelaskannya pada mereka?"
"Astaga ... lukisan monster kecil itu ternyata memiliki makna yang sangat luar biasa. Collector mampu melakukan penawaran terbaik atas lukisan miliknya." Gavin tak percaya.
"Ya, Tuan. Mereka tertarik dengan lukisan Daniel. Semua keputusan ada di tanganmu. Apa kau akan menjualnya? Kita akan memiliki keuntungan $70.000, Tuan. Jika kau menyetujuinya, aku akan segera memberikan lukisan itu pada collector yang melakukan penawaran paling tinggi," ucap Aaron sangat jelas.
Gavin terdiam sejenak. Ia merenung, merenungi lukisan yang ia katakan pada Daniel, bahwa lukisan itu masih banyak yang harus diperbaiki. Padahal, Gavin hanya tak ingin kalah dengan anak kecil. Gavin hanya gengsi, jika ia harus memuji karya orang lain, apalagi itu adalah karya seorang anak kecil. Gavin sangat-sangat menyukai hasil lukisan Daniel. Sebenarnya, Gavin lah orang yang meminta lukisan Daniel menjadi juara satu.
Tiba-tiba ...
"Tarik kembali lukisan itu, dan bawa ke ruanganku! Aku tak akan menjual lukisan itu, sekalipun harganya satu juta dolar!" Teriak Gavin dengan lancang.
"A-apa? Sungguh, Tuan tak akan menjualnya?" Aaron tak percaya, selama ini ia tahu, bahwa Gavin adalah penggila uang.
"Kau tuli?" sorot mata Gavin begitu tajam.
"T-tidak, Tuan. B-baik, aku akan segera membawanya kembali ke ruangan Anda. Aku akan memberi pengumuman, bahwa lukisan tanpa nama itu ... tidak dijual." Ucap Aaron sedikit gemetar.
Gavin memalingkan pandangannya. Ia menatap ke langit luar. Mengingat bayangan makna dari setiap goresan lukisan milik Daniel. Dapat Gavin simpulkan, jika ia memang sangat-sangat menyukai lukisan itu. Hanya gengsinya saja yang terlalu tinggi, hingga membuat Gavin tak mengakui keindahan lukisan milik Daniel.
Tiba-tiba aku merindukan monster kecil itu. Bisakah aku bertemu lagi dengannya? Batin Gavin yang seakan terbawa perasaan karena lukisan milik Daniel.
*Bersambung*
Benar² dia bayar lunas karmanya, maybe dia masi bertahan hidup hanya karena menunggu ellea pulang
Hanya Wina Patrice (ibu ellea) yg tersisa Krena mmng dri awal dia selalu menjadi korban, entah itu korban di nikahi secara paksa oleh Hendrick demi balas dendam dan korban diselingkuhi Hendrick slama pernikahan.