mhn maaf sebelumnya jika banyak typo soalnya author baru.
"hey....lihatlah zara ayahnya ada 2,ibunya juga 2" kata imran."waaah....enaknya punya ibu 2..." kata aya."wkwkwk....." seru teman teman yang lain.mereka tidak tau seberapa hancur hatiku saat itu dan mereka tidak pernah sadar telah melukai hati dan mental seorang anak perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lilifafaxi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
inilah kisahku bab 30
dua hari kemudian aku tiba di pelabuhan Pontian** di jemput oleh adik lelaki ku yang kuliah di di situ, dan kami pun di antar kerumah ayah yang masih perjalanan semalam lagi baru sampai kampungnya.
Setelah melewati jalanan yang berliku berbelok belok dengan medan yang sangat susah,jalanan rusak harus jalan kaki baru ketemu kendaraan lagi, melewati hutan sawit akhirnya kami sampai di rumah ayah yang ternyata kampung berada di tengah tengah kebun kelapa sawit. Tanpa listrik, jalanan rusak krn tanahnya perbukitan jadi susah dilewati kalau musim hujan tapi aku sudah biasa karna dulu sudah pernah kemari.
sebenernya aku tau mas hen pasti shok dengan situasi ini terlebih sedari kecil dia terbiasa hidup di kota besar, tiba tiba harus tinggal di perkampungan terpencil yang jangankan ramai, listrik pun belum ada.
dari kejauhan ayah sudah melihat kami bertiga dan terbengong bengong sambil sorot matanya terus menatap kami sampai kami mendekat
" assalamualaikum....." serempak kami bertiga dengan adek aku.
" MasyaALLAH.......anak wedok.....wawan, hendra..." spontan menyebut satu persatu nama kami karna saking shok nya....
" owalah nduk....betapa senangnya hati ayah ini...sampai bingung ndak tau harus ngomong apa ini nduk..." ayahku menangis dan terus mengusap airmatanya.
" ini yah sudah wawan bawakan anak perempuannya....tuh suruh ngrawat sana biar ndak kesepian " kata wawan cengangas cengenges..
" ayah bener bener ndak nyangka nduk, le...eh hen gimana kabar orangtua mu, mereka sehat kan...? Ayah menyala mas hen yang dari tadi masih terlihat shok dengan keadaan lingkungan sini.
" Alhamdulillah yah...semuanya baik " mas hen berusaha tersenyum kaku. Sebenernya aku tau apa yang ada dipikiran mas hen tapi aku mengabaikannya, andai nanti mas hen tidak betah di sini aku juga tidak masalah karna memang tujuan utamaku adalah menjenguk ayahku dan yang utama supaya kami hidup mandiri tanpa di setir dari belakang oleh ibunya.
" nduk, ayah mau menyembelih ayam ya nanti buat makan kita bersama, ayah bahagia sekali kalian datang ini....."
" mbah irfan rumahnya ramai sekali ada tamu kah..." tetangga pada datang kerumah karna saking penasaran ayah kedatangan tamu siapa
" iya min, ini anak wedok sama mantu hahaha....." ayahku menjawab dengan bahagia
" walaaah....senangnya mbah irfan ya...." sahut yang lain....
Sejak kami datang tamu terus berdatangan hilir mudik karna memang adat disini begitu rukun.
Dibelakang rumah aku kebingungan menotong motong ayam yang telah aku cabutin bulunya " ini gimana cara motongnya " gumamku, karna biasanya kalau di rumah kami di jawa yang biasa memotong ayam adalah orang tua wkwkwk....anak anak muda nggak ada yang motongin ayam, kalau pun bantu masaka tapi bukan bagian motong ayam terlebih ayam kampung yang utuh.
" yah....ini gimana cara motongnya aku nggak bisa ini...." aku merengek
" owalaaah....nggak bisa hahaha......sini sini ayah yang motong " langsung di ambil alih oleh ayah
" lah kan tau sendiri yah mana ada anak muda motong motong ayam yah, biasanya kan ibu atau nenek..." aku menggerutu sama ayah
" hahaha........." ayah masih saja tertawa..." ini sudah tunggal cuci nduk, sana di cuci di sumur "
" terus nanti di bumbuin apa yah...ini bumbu bumbunya nggak ada, nggak lengkap " gerutu ku lagi. Sebenernya aku lebih ke agak malas melakukan karna aku baru datang jauh jauh dan harus masak sendiri untuk makan, tapi bagaimana lagi yang perempuan cuma aku. Huuuuffffttt......
Akhirnya aku masak dengan bumbu seadanya yang penting matang dan bisa dimakan wkwkwk...pokok nggak keracunan amanlah hihihi....
aku tertawa sendiri di dapur.
karna jujur ini adalah pertama kali aku bener bener masak sendiri dengan tungku kayu bakar.
" yah....ini udah mateng ayo kita makan " seru ku dari dapur.
" wan nasinya kamu ambilin di bakul, enak aja kamu nggak bantuin mbak dari tadi " aku menggerutu sama wawan adekku
" udah pinter gini lo mbak, hahaha.....enak enak...awas aja nanti kalau keracunan mbak zara brati hahaha...." wawan terus meledekku
" waaaaan......." mas hen jadi penengah kami
" jangan gangguin mbak mu, nanti mas yang kena wan....." lanjut mas hen meledek
" wkwkwkwk..... Aman mas, pokok kalau makan hati hati mas, siapin air minum takut tiba tiba kejang kejang nanti hahaha......" wawan langsung lari kedepan
" kurangajiaaaarr.....wawaaaaaan......." teriakku sebal
" kamu juga mas, awas ya kalau kamu ikutan makan " bentakku sebal dama mas hen
" nggak...nggak...sayaang...masakan istri mas yang paaling enak...pokoknya deh " puji mas hen berlebihan huek....
" ayo.....ra...hen....sini kita makan " panggil ayah dari depan,
Kami pun makan bersama dengan bercanda dan bersenda gurau tertawa bahagia....setelah itu aku mandi dan ku lihat di celana dalam ku ada flek karna di perjalanan tadi aku sempat terjatuh dari motor terguling ke samping karna jalanan yang teramat licin.
" waduh bagaimana ini, apa yang terjadi " aku bingung karna aku bener bener nggak tau apa apa dan minim pengalaman karna memang baru menikah dan hamil anak pertama pula.
Setelah masuk ke rumah aku bergabung dengan ayah ngobrol di rumah
" wawan habis ini langsung balik ya yah...." ucap wawan
" Soalnya tugas kuliah wawan lagi banyak banget " yaaaah...aku menggerutu kecewa kenap cepat sekali sih wawan balik, padahal aku masih kangen sama dia.
" ya sudahlah " kata ayah yang memang sudah terbiasa anaknya datang lalu pergi lagi.
Aku pun tidak mampu berkata apa apa, tapi yang jelas aku akan sangat kesepian
beberapa hari kemudian aku bertanya pada ayah apakah ada bidan yang dekat di kampung ini karna perasaanku bener bener nggak enak
" yah, apa disini ada bidan yang deket dari sini ya...." tanya ku
" ada nya ya di kampung sebelah nduk, di jalur 5 memangnya kenapa kamu nduk " tanya ayah balik merasa penasaran
" heemmmm...aa...anu yah...gini....eeeng...iii...itu..." aku sedikit gagu, bingung cara jelasinnya bercampur malu karna ini pengalaman pertama ku
" opo to nduk ada apa...mau ngomong apa sih kamu itu, jujur sama ayah " desak ayah sorot matanya penuh tanda tanya
" gini yah, sebenernya aku telat sudah dari sebelum berangkat kesini, nah kemarin pas perjalanan ke sini aku di jatuhin sama mas hen karna dia kan tidak tau medan sini yah..." saat ngantar kami memang pakai motor pinjem punya temen wawan jadi aku di bonceng mas hen dan wawan dibonceng temennya.
" astaghfirullah nduuuk...ya allah...." ayah kehilangan kata kata, bingung tdk tau harus bicara apa. Karna aku pun yakin andai dari awal aku jujur jelas aku ndak dibolehin berangkat karna lagi hamil muda.
" ya sudah nanti ayah minta tolong sama kadir untuk ngantar kamu ke bidan untuk periksa. Takut terjadi apa apa sama calon cuci aya "
"Huuuuuuh....." ayah menghela nafas karna tau sifat keras kepala ku seberapa nekat kalau punya keinginan.
( note : mhn maaf ya karna memang dulu aku benr bener minim pengalaman,dan masih sangat muda, jadi masih belum berpikir jauh akibat andai terjadi apa apa alias kalau bertindak tanpa pertimbangan dan banyak berpikir dan posisi suami memang mengira aku tdk hamil krn hasil terahir negatif cm aku sendiri yang yakin kalau aku hamil )
...----------------...
Akhirnya mengambil keputusan yg bagus
Semangat terus!