"Ini uang, aku menginginkan suamimu!" ucap Nadine serius.
"Apa???" Dinda tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
Patah hati dari penghianatan sang kekasih yang berselingkuh dengan adiknya sendiri membawa kisah tersendiri seorang Nadine yang semula angkuh dan sombong namun berubah lebih baik hanya karena terpesona pada bodyguardnya sendiri.
Kisah gadis kaya raya yang terlalu mudah jatuh cinta kembali pada seorang pengawal pribadinya, membawa ia pada kenyataan lain yang tidak ia ketahui selama ini.
Farhan Pradhipta merupakan sosok yang mampu membuat Nadine kembali merasa hidup disaat yang tepat, namun siapa yang menyangka bahwa lelaki ini tidaklah seperti yang Nadine kira.
Penasaran?
Lanjut ke Bab ya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wheena the pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7
"Apa kau sudah mendapat pekerjaan?".
"Belum, tapi aku akan mendapatkannya kau tenang saja.... aku janji", jawab Farhan mengusap puncak kepala seorang anak perempuan.
"Aku akan ke rumah sakit", ucap Farhan lagi menyudahi percakapan mereka di sore itu.
Dinda mengangguk, ia memegang tangan putrinya seraya mengantarkan Farhan keluar rumah.
"Apa ayah akan pulang nanti malam?", tanya seorang anak kecil perempuan berumur lima tahun itu.
"Tidak sayang, ayah akan menginap di rumah sakit seperti biasa. Kau tidak boleh nakal oke? jangan merepotkan mama mu", jawab lelaki itu sebelum mengecup gemas pipi anak yang bernama Nadia itu hingga memerah.
Dinda tersenyum penuh arti.
"Berhati-hatilah".
"Kau juga", jawab Farhan tersenyum pada perempuan yang melambai tangan padanya.
*****
Di kursi tunggu sebuah rumah sakit, tepatnya tidak jauh dari kamar ICU berada. Farhan sibuk dengan ponselnya.
"Aku baik bu, ibu juga harus jaga kesehatan".
'.......'
"Belum ada kemajuan yang berarti, setidaknya Arya mendapat perawatan terbaik di sini, aku baru saja mendapat informasi jika ada yang membutuhkan jasa pengawal pribadi, aku akan mencobanya besok, ibu tenang saja aku akan pastikan Dinda dan Nadia hidup dengan baik di sini".
'.......'
"Aku juga menyayangimu bu, aku tutup dulu aku akan menebus obat".
Farhan mengakhiri percakapan dengan ibunya via telepon sore itu, ia mulai berjalan gontai dengan resep obat di tangannya.
*****
Rose terpaksa turun tangan langsung dalam seleksi penerimaan beberapa pengawal pribadi yang akan diterima bekerja pada nona mudanya, tepatnya akan diterima empat pengawal pria yang akan dipekerjakan oleh Nadine nantinya.
Respon dari lowongan pekerjaan yang dipasang di media massa itu cukup tinggi hingga ada ratusan pelamar pria berbadan besar yang datang untuk interview, namun tentu yang memenuhi kriteria lah yang akan diterima.
Nadine tengah bersantai di rumah beauty and spa milik salah satu temannya, menikmati pijatan demi pijatan pada tubuhnya yang sempurna tanpa memikirkan apapun, padahal ibunya sejak tadi menghubungi lewat chat dan video call untuk bicara sesuatu namun Nadine begitu enteng mengabaikannya.
Matanya terpejam saat para terapis itu mengoleskan tubuhnya dengan lulur-lulur manja, namun suara dering ponsel kembali mengganggu nya, terpaksa ia terima karena panggilan itu berasal dari sang asisten sejati Rose.
"Iya ada apa?", jawab Nadine malas yang masih enggan membuka mata setelah penggilan video mereka terhubung.
'Kau enak-enakan dimanja aroma terapi di sana, sedang aku sejak tadi pusing ada banyak pelamar yang datang semuanya hampir memenuhi syarat, mana tampan-tampan pula, Nadine..... aku bingung', jawab Rose mulai kesal melihat wajah Nadine dalam video call itu.
"Kau ku gaji mahal Rose, terserah padamu mau menerima siapapun, kenapa kau mengeluh bukannya kau senang bisa bertemu pria-pria tampan itu?", Nadine mulai membuka matanya melihat wajah Rose di layar ponselnya.
'Huh.... percuma bicara padamu, segera kembali jangan lupa kau harus bertemu tuan Imran dua jam lagi', ucap Rose mengingatkan bosnya itu.
"Kau mulai pandai mengaturku rupanya".
'Untuk itulah aku digaji mahal nona muda, aku memegang kendali sekarang, ha ha ha', jawab Rose tertawa.
Nadine tidak menjawab, ia hanya tersenyum saja sambil kembali memejamkan matanya menikmati perawatan tubuhnya yang lelah.
Di lain tempat, Rose mulai kelelahan ia ingin membatasi interview hari ini namun ada satu pria lagi yang datang terlambat, karena ia merasa kasihan ia pun mengiyakan pada pegawainya untuk melanjutkan interview.
"Selamat siang nona, maaf saya terlambat".
Rose yang semula menunduk fokus dengan ponselnya kini menegakkan kepala setelah mendengar suara dari lelaki di hadannya sekarang.
Lama ia memandang wajah Farhan yang berdiri.
"Apa ini yang dinamakan jodoh".
"Maaf nona bicara apa?".
"Siapa nama mu?".
"Farhan Pradhipta".
"Oke kau bisa bekerja mulai besok, kau akan menjadi pengawal pribadiku, ah tidak maksudku pengawal nona muda Nadine Calista Rinaldi, terkhusus kau akan mendampingi aku dan nona muda kemanapun kami pergi", ucap Rose dengan senyum yang mengembang dan tatapan tidak berkedip.
Farhan terlihat kebingungan.
"Berikan nomor ponselmu", ucap Rose yang menyodorkan ponselnya pada lelaki itu.
mampir juga ya di karyaku jika berkenan
semangat terus thor...