Kisah seorang Wanita bernama Reyna yang mampu berjuang menghadapi kehidupan dengan iman dan keyakinannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan
Dikantor polisi
Reyna dan teman-temannya langsung masuk ke kantor polisi dan segera menuju ke ruangan yang di cari, dan ada 3 orang preman tadi.
"Maaf pak...saya ingin memberikan keterangan tentang kesalah pahaman yang terjadi, tadi kita hanya salah paham saja...dan ketiga paman ini tidak bersalah sepenuhnya" Reyna menjelaskan semua alasan untuk membebaskan ketiga penjahat itu
"Benar...??? semua keteranganmu akan membuat mereka bebas Lo..." Kata seorang polisi
"Benar pak..."kata Siska menyahut
"Iya pak...kita hanya salah paham saja kok.." Ira memastikan
Sementara ketiga preman itu kaget dan terbengong mendengan pernyataan itu
"Sudah-sudah...kalau begitu kalian semua keluar dari ruang ini... Buang waktu saja..." Kata polisi itu kesal
Saat Reyna berbalik dan berjalan ke pintu keluar. Ada seorang laki-laki gondrong masuk di dampingi seorang polisi.
Reyna merasa ada sesuatu yang aneh dan ternyata laki-laki itu mengeluarkan pisau dari tangganya dan melemparkan pisau itu secepat kilat kearah dimana ada seorang lelaki yang berbincang dengan kepala polisi.
Dengan perhitungan matang Reina mengibaskan jilbabnya untuk membelokkan arah pisau itu, tentu saja pisau itu sedikit berbelok tidak mengenai organ fital sasaran pisau itu
Lelaki yang menjadi sasaran itu dengan tenang dan tidak ada gerakan apapun langsung menangkap pisau dengan tepat di tangan kirinya tanpa melukai tangannya sama sekali
Detik itu Reyna kaget dan bersyukur karena pisau tidak melukai laki-laki itu. "Gerakannya sangat tenang tapi tepat... Pasti laki-laki ini bukan orang sembarangan" batin Reyna
Sementara laki-laki gondrong yang menyerang tadi di bekuk dan diamankan, laki-laki yang hampir menjadi korban tadi berjalan menyusul Reyna "Tungu Nona... Aku ingin mengucapkan terimakasih..."
Rey yang merasa ada yang memanggilnya langsung menoleh "Maaf..apa anda berbicara dengan saya..??
"Tentu saja...Namaku Rehan, sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman.."
"Maaf.." Rey hanya menangkupkan tangan di depan dadanya.
"Untuk apa anda berterimakasih..??
"Untuk pertolongan kibasan jilbabmu tadi..." Sahut Rehan tersenyum tipis
"Ohh... mungkin anda salah paham, saya tidak melakukan apa-apa.." jawab Reyna singkat
Rehan melangkah mendekatkan wajahnya tepat di samping telinga Reyna,
Rey kaget saat Rehan berbisik tepat ditelinganya "Aku melihatnya Nona... gerakanmu lumayan cepat.."
Reyna membelalakkan matanya terkejut "bagaimana mungkin laki-laki ini bisa melihat gerakanku...bahkan dia tadi membelakangiku ...batin Reyna kagum
"Ehemm... !!
Rey menjauhkan mukanya tapi Rey terkejut ketika jilbabnya tertahan oleh tangan rehan dan membuat Rey susah mencari jarak
"Akan aku lepaskan kalau kau menyebutkan namamu... hemm..."
"Namaku Reyna...panggil saja Rey..." Jawab Reyna gugup dan segera menjauhkan wajahnya dari rehan yang sudah melepas tarikan jilbab Rey
Reyna langsung melangkah pergi meninggalkan Rehan yang masih ditempat dan tersenyum senang
"Gadis yang langka... aku akan menemukanmu lagi Rey" Batin rehan
***
Sementara Reyna dan teman-temannya sudah sampai dikontrakanya dikagetkan dengan munculnya 3 orang preman tadi (Asep,Wawan dan Nanang sang pemimpin)
Ketiga orang itu langsung bersujud menunduk di depan mereka
"Terimakasih... Kalian sudah memberi pernyataan yang membuat kami di bebaskan...sekali lagi terimakasih dan maafkan kami..!!!?" Ucap Nanang dengan muka tertunduk memohon
" Sudahlah paman... segera obati luka paman..maafkan kami juga, terpaksa melukai paman..." jawab Rey
"Udah jangan sujud gini gak enak dilihatnya...berdiri cepet..." Kata Siska agak sebel
Ketiga orang itu langsung berdiri
"Kami akan menjadi teman dan siap membantu apapun nona.." jawab nanang gemetar
"Kami hanya ingin kalian semua tidak mengganggu area komplek dan sekaligus sebagai pengaman di komplek ini.." kata Rey tegas dengan penekanan
"Baik Nona...kami akan melakukanya
"Ini pakailah buat biaya berobat kalian" Rey mengeluarkan uang 500.000 dan memberikan ke Nanang
"Hah...maaf nona ini terlalu banyak... " Kata Nanang kaget dan ragu menerima uang itu
"Sudah...sisa berobatnya bisa buat apa saja, yang penting jangan buat judi dan minum-minuman keras..." Kata Reyna
Terimakasih nona..." Kata Asep
"Kami akan ikut mengamankan wilayah ini nona..."kata nanang
"Iya makasih.... Paman bisa manggil saya Rey...ini Iwan, Satria ,Siska dan Ira"
"Iya non Rey...saya Nanang, dan ini anak buah saya Asep dan Wawan"
"Ya sudah paman...kita masuk dulu ya...dah malam ni... Kalau bisa cari kerjaan yang halal paman...!? Reyna berkata sambil berjalan mendekati Nanang lalu menepuk pundak kanannya.
Nanang dan teman-temannya segera pergi meninggalkan kontrakan Reyna, setelah melihat Rey dan teman-temannya masuk dan menutup pintu.
***
Seperti pagi-pagi biasanya,selama hampir 2 bulan tinggal di Jakarta
"Ayuk...pada makan gih...dah siang ni.." kata Rey teriak ke teman-temannya
"Oke.." Satrio
"Siap..." Iwan
"Mantap..." Siska
"Lezatos..." Ira
"Ishh...doa jangan lupa, biar yang dimakan berkah..." Kata Reyna mengingatkan
Iwan langsung memimpin doa, setelah makan selesai semua segera meluncur ke kampus
"Alhamdulillah lumayan cerah hari ini...
mudah-mudahan urusan hari ini lancar semua...aminn..."
Seperti biasanya saat Reyna berjalan diarea kampus tak lepas dari pandangan kagum lawan jenisnya dan seperti biasanya juga Rey hanya senyum saat ada yang menyapa dan menggoda
Setelah seharian menghadapi segudang aktivitas di kampus, akhirnya jam 3 sore Reyna sudah bisa pulang,
Keluar kampus dengan mengendarai sepeda motor maticnya, Reyna berniat mampir ke toko buku, saat lampu merah sepeda motor Rey berhenti tepat di sebelah kanan mobil sport mewah warna hitam.
Reyna melirik ke arah mobil itu sebentar karena jaraknya memang mepet banget "wah...mobilnya bagus..coba yang naiki si satria pasti langsung tebar pesona, hihi.." batin Rey sambil senyum sendiri membayangkan tingkah konyol satrio
Tiba-tiba kaca mobil di sisi kanan terbuka dan sang sopir langsung memegang setir sepeda motor Reyna.
Reyna dengan gerakan reflek langsung menagkis dan saat itu juga terjadi adu gerakan tangan yang cepat dengan tangan sang sopir, dan Rey menyadari sepertinya kenal dengan laki-laki ini
Akhirnya Reyna kalah dan tangannya berhasil di kunci dan di pegang erat oleh laki-laki itu.
"Halooo Reyna... ketemu lagi yaa... rasanya sudah kangen banget nih..." Senyum laki-laki itu yang tak lain adalah Rehan
Reyna langsung menghempaskan pegangan tangan Rehan
"Yang sopan... Jangan pegang-pegang, aku bukan pegangan hidupmu..!!"
"Gimana kalau mulai sekarang kamu aku nobatkan sebagai pegangan hidupku...boleh..?? Senyum Rehan menggoda
Beruntung lampu sudah hijau, kesempatan Reyna segera pergi meninggalkan Rehan yang membuat Rey jengkel
"Alhamdulillah sampai juga di toko.." Reyna berkata lirih
Saat Rey sedang melihat-lihat buku, ada gerakan mendekati Reyna...sontak Reyna langsung membalikkan badan waspada
"Allah hu Akbar...!! Apa yang kamu lakukan...??? Teriak Reyna kaget melihat Rehan yang sudah sangat dekat di depannya dan sekarang sudah di depannya dengan jarak hanya beberapa centi saja
"Hemm...aku juga pengen cari buku...kenapa, gak boleh..?? Tanya Rehan sambil terus melangkah mendekat ke Reyna yang dari tadi sudah berusaha mundur untuk menjaga jarak
"Eh... Stop..stop..jangan maju lagi...kamu itu yaa...kalau mau cari buku silahkan, ngapain harus sedekat ini denganku..??!" Kata Reyna sedikit gugup
"Ohh...iya...aku kira kamu rak bukunya..hehehe..." Kata Rehan geli melihat reaksi Reyna
"Ooo...dasar sableng..." Gumam Reyna lirih, sambil berbalik berniat melangkah pergi
"Sampai jumpa lagi Rey... kalau nanti kita ketemu lagi berarti kita jodoh yaa...!!! Suara Rehan kencang,.membuat semua mata yang ada di sekitarnya langsung menoleh kearah Rehan dan Reyna dengan senyum geli
"Astagfirullah... Sabar Rey...sabar.... Sabar itu subur dan gak bikin rezeki kabur..." Reyna bergumam sambil melangkah cepat keluar toko buku dengan wajah tertunduk menahan malu