MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA
Harusnya hari ini menjadi hari yang paling bahagia untuk Febi, karena Edwin, sang pacar, akan menikahinya.
Namun siapa sangka, rombongan pengantin pria yang seharusnya datang pukul 08.30, hingga pukul 10.00 pagi belum juga muncul.
Berkali-kali dihubungi, namun nomor ponselnya tetap tidak aktif. Febi mencoba menghubungi nomor Lidya, mamahnya Edwin, pun sama tidak aktif.
Febi tak dapat menahan lagi kesedihan dan kekecewaannya kepada Edwin, laki-laki yang selama tiga tahun ini menjadi pacarnya. Tak dipedulikan lagi riasan di wajah cantiknya. Air mata terus mengalir dari kelopak matanya yang sayu.
Wanita berkebaya disampingnya, terus menyalahkan Febi atas kejadian ini.
"Kalau kamu bisa menjaga diri kamu sebagai wanita, pernikahan ini tak akan terjadi. hal memalukan ini tak akan menimpa pada keluarga kita!"
Febi diam, tak menjawab amarah mamah tirinya. Yang dikatakan mamah tirinya memang benar, semua ini salahnya, harusnya pernikahan ini tak terjadi. Menikah di usia muda. Bahkan ijazah kelulusan belum dia terima.
¤¤FH¤¤
Flashback
Febi dan Edwin sudah berpacaran, sejak pertama mereka mengenakan seragam putih abu-abu. Edwin menyukai Febi, karena kecantikan Febi. Sedang Febi menerima Edwin karena, selain cukup tampan, Edwin tipe cowok royal, apa yang Febi minta selalu diberikan Edwin.
kakeknya Edwin, pemilik supermarket terbesar dikota ini.
Mereka berpacaran, seperti kebanyakan pacaran anak muda yang diluar batas. Sejak mereka pacaran sudah tak terhitung berapa kali mereka berciuman dan saling mencumbu. Hanya saja, Febi selalu bisa menghentikan permainan Edwin ketika Edwin sudah menginginkannya lebih.
Sebenarnya tanpa sepengetahuan Febi, baik di sekolah maupun diluar sekolah, sudah tak terhitung berapa banyak perempuan yang dipacari singkat oleh Edwin. Sangat mudah membuat perempuan-perempuan itu jatuh ke pelukan Edwin, tentunya dengan iming-iming uang dan benda-benda berharga.
Tak terhitung berapa kali, Edwin melakukan hubungan yang tak boleh dilakukan oleh lawan jenis yang belum menikah. Tapi hanya dengan Febi, Edwin belum pernah melakukannya, karena Febi selalu menolak, dan Edwin memiliki rasa lebih untuk Febi.
Hingga suatu malam, Edwin datang ke rumah Febi yang saat itu hanya ada Febi seorang, karena kedua orang tua sedang menghadiri kondangan pernikahan adik ipar dari kakak laki-lakinya.
Sebenarnya Febi juga di ajak ikut, hanya saja, Febi sangat lelah, karena siang tadi dia beserta kawan-kawannya berkompoy untuk merayakan kelulusan. Febi berencana tidur lebih awal malam ini.
Namun siapa sangka, saat matanya akan terpejam, bel di rumahnya berbunyi, Febi menggerutu, menyangka orang tuanya kembali karena ada sesuatu yang tertinggal.
Ternyata yang datang adalah Edwin, sang pacar. Sebenarnya Febi merasa tak enak, karena di rumah tak ada siapa-siapa. Pikiran buruk segera ditepisnya, merasa Febi sudah mengenal Edwin, tak mungkin Edwin berbuat yang tidak-tidak.
Edwin berbasa-basi ingin mengajak Febi keluar rumah merayakan kelulusan hanya berdua dengan Febi. Febi menolak ajakan Edwin, karena kedua orang tuanya sedang tak ada di rumah.
Yang sebenarnya, Edwin tahu jika malam ini, Febi sendirian di rumah. Tadi sore saat mengantar Febi pulang, tak sengaja Edwin mendengar ajakan ibunya dan penolakan Febi dengan alasan cape.
Edwin memanfaatkan situasi. Sejak tadi, Edwin sudah mengintai, menunggu orang tua Febi berangkat.
Edwin berpura-pura kecewa dengan penolakan Febi. Febi yang merasa tak enak, menawarkan Edwin masuk, mengajaknya mengobrol di dalam.
Edwin bersorak dalam hati, karena tujuannya sebentar lagi berhasil. Edwin mengajak Febi untuk menonton film di rumah, karena bosan hanya mengobrol saja. Febi mengajak Edwin ke ruang tengah, Edwin menawarkan dia yang mencari kasetnya, dan Febi diminta membuat air minum dan cemilan.
Edwin segera mengeluarkan kepingan dvd dari balik jaketnya, dan langsung memasangkannya di DVD player. Begitu Febi datang, Edwin langsung meminta Febi duduk di sampingnya, dan segera menekan tombol play pada remot.
Semula tak ada yang aneh pada film yang tengah di putar. walaupun Febi merasa asing dengan filmnya, tapi dia mencoba menikmati tontonannya. Tak berselang lama, adegan dewasa mulai banyak terjadi, Febi merasa heran karena dirumahnya tak ada film seperti itu.
Febi menoleh ke arah Edwin, yang ternyata sedang menatapnya dengan pandangan yang aneh. Febi hendak mematikan film yang diputar, namun dicegah oleh Edwin. Kedua tangan Febi dipegang erat oleh Edwin.
Edwin mendekat ke arah Febi, dan memulai aksinya. Febi tak menolak karena mereka sering melakukannya, namun Edwin semakin menuntut lebih.
Karena terbawa suasana dengan apa yang ditontonnya, Febi menerima saja perlakuan Edwin. Edwin yang merasa mendapat lampu hijau, menuntun Febi ke kamar Febi.
Di dalam kamar, Edwin mulai melancarkan aksinya terhadap Febi. Seolah terhipnotis, Febi seakan tak kuasa menolak kehendak Edwin.
Sementara itu kedua orang tua Febi yang langsung pulang setelah bersalaman, merasa kaget, karena pintu depan tak dikunci. Bertambah kaget begitu ke ruang tengah dan melihat film yang tengah diputar.
Perasaan mereka semakin tak menentu, saat mendengar suara gaduh dari kamar Febi. keduanya langsung menuju kamar Febi, dan membuka pintunya secara keras.
"FEBI!!!" ayah Febi langsung berteriak, saat melihat pemandangan sepasang manusia penuh syahwat di depannya.
Febi dan Edwin yang tengah terbakar gairah langsung menghentikan aksinya dan menatap takut pada orang tua Febi.
"Ayah tunggu di ruang tamu sekarang!"
Febi menatap takut ke arah Edwin.
"Gimana ini, Win?"
"Udah nggak usah takut, aku akan bertanggung jawab!"
"Bener ya Win, jangan tinggalin aku!"
Keduanya seperti pesakitan yang sedang menunggu hukuman dari hakim. Edwin dan Febi menundukan kepala, takut menatap wajah kedua orang tua mereka.
Edwin diminta oleh orang tua Febi agar menghubungi orang tuanya dan meminta mereka datang ke rumah Febi. Setengah jam berselang datanglah orang tua Edwin.
Orang tua Edwin kaget bercampur marah mengetahui yang telah terjadi. Orang tua Febi, menuntut pertanggung jawaban dari Edwin agar segera menikahi Febi.
"Tapi kita belum melakukan itu, pah!" Febi terus meyakinkan orang tuanya, jika mereka tak melakukan hal di luar batas.
"Belum karena keburu papah dan mamah datang. Bahkan papah melihat kalian berdua hampir telanjang!"
Terjadi perdebatan yang cukup alot, akhirnya diputuskan mereka akan dinikahkan bulan depan. Untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan, Edwin dan Febi, dilarang bertemu sampai waktu akad nikah bulan depan.
¤¤FH¤¤
Pak Sofyan, papanya Febi, mengutus orang untuk mendatangi rumah keluarga Edwin. Tak lama pak Sofyan mendapat telepon dari orang suruhannya, mengabarkan jika rumah keluarga Edwin, kosong tak ada seorang pun di dalamnya.
Hancur hati pak Sofyan mendengar kebohongan keluarga Edwin yang sangat rapi. Pak Sofyan tak bisa membayangkan rasa malu yang harus dihadapinya.
Ditengah kegaduhan yang terjadi, datang seorang pria dewasa mirip sekali dengan Edwin.
"Maaf apa akadnya sudah selesai?"
Pertanyaan itu dilontarkan langsung kepada papanya Febi.
"Anda siapa?"
"Saya papa kandungnya, Edwin!"
BERSAMBUNG
Cerita baru, semoga suka dan banyak yang baca. Jangan lupa like dan vote ya kawan. Mampir juga di cerita saya yang lain, MANTAN (PACAR) SAHABAT dan HARUS MENIKAH LAGI.
Terima kasih
Selamat membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 307 Episodes
Comments
Mamah Kekey
seperti nya pernah baca tapi lupa, mampir kk
2024-01-26
0
fifi
akhirnya ketemu, pengen reread nyari nya susah bgt
2024-01-08
1
Lina maulina
ini nh cwo yg doyan celap celup
2023-08-13
0