Anugrah adalah anak laki-laki yang miskin dengan kehidupan yang pas pasan dari ayah yang kenah PHK dan akhirnya menjadi pengemudi becak Mesin sedangkan ibunya sudah lama meninggalkannya sejak dia Sekolah Dasar. Kehidupan serba susah membuat dirinya terus di ejek dan di bully oleh kawan-kawan sekolahnya apalagi ketika dapat beasiswa bersekolah di sekolah elit di kotanya hingga caci maki bahkan bully terus dia terima dan dia terima dengan kuat dengan pembuktian dia tidak gampang menyerah hingga suatu hari semuanya berubah ketika dia tanpa sadar di bawa ke alam astral yang mempertemukan dengan arwah ibunya yang membuka takbir siapa dirinya sesungguhnya yang memiliki kemampuan luar biasa sebagai penguasa langit yang di takuti semua orang namun kehidupan belum berhenti ketika dia harus membuktikan jatih dirinya dan mengangkat martabat keluarganya dengan segala pembuktian kemampuannya, sanggupkah Anugrah membuktikan dirinya? Sanggup kah Anugrah mengangkat Martabat keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Tidak Ada Apa-Apa
Mirza dan kedua kawan-kawannya meninggalkan Anugrah sendirian di kamar mandi dengan perasaan hancur lebur karena perlakuan ketiga kawan sekolahnya ini hingga dia bicara sendiri
"Ini baru hari pertama, aku sudah dibuat seperti ini, apa aku bisa bertahan kalau setiap hari aku seperti ini?"
Anugrah mengusap air matanya dan seolah-olah membandingkan dia dulu di SD dan sekarang di SMP
"Aku dulu juga di ejek, direndahkan, di caci tapi tidak perlakuan pisik seperti ini, kenapa mereka begitu tega?, apa karena aku miskin dan mereka itu kaya?"
Anugrah melihat tubuhnya yang sudah basah oleh air yang di siramkan ke tubuhnya dan ada rasa sakit yang ada di punggungnya karena pukulan Mirza
"Adu sakitnya, apa aku sanggup bila terus seperti ini?"
Anugrah akhirnya keluar dari toilet pria ini sambil duduk berjemur dibangku yang disiapkan sekitar toilet oleh pihak sekolah dan hal ini dimanfaatkan oleh Anugrah untuk mengeringkan bajunya yang kebetulan cuaca panas hingga bebrapa menit berlalu namun tiba-tiba ada suara orang yang memanggilnya
"Ngapain Anugrah?"
Anugrah langsung melihat arah suara orang yang memanggilnya
"Oh Azka, ini lagi mengeringkan baju"
"Kenapa mengeringkan baju?, apa kau terjatuh atau krannya lepas hingga kena baju mu?"
"Iya krannya tadi lepas"
Anugrah langsung spontan menjawab pilihan jawaban yang ditanya oleh Azka dan mungkin ini pilihan jawaban terbaik yang bisa dia katakan karena kalau dia jujur maka tidak ada saksi mata yang melihat kejadian kalau dia di bully oleh Mirza dan kedua kawannya sedangkan kalau hal itu dilakukan maka hasilnya tidak akan baik buatnya, bisa bisa dia akan di keluarkan dari sekolah ini karena dianggap memfitnah Mirza dan kedua kawannya karena tidak ada juga saksi ataupun bukti, dan kalau pun ada maka semuanya tidak ada gunanya karena dirinya tidak akan aman dan bisa saja seperti ancaman Mirza kalau dia mengadu maka besok dia tidak akan pernah sekolah ditempat ini lagi dan jawaban dia tadi kepada Azka adalah jawaban paling tepat sedangkan Azka melihat dengan rasa curiga hingga dia coba melihat kedalam tempat kran yang mungkin rusak tapi semuanya bagus
"Apa ada yang menyiram dia ya?"
Azka berpikir pikir kemungkinan yang terjadi hingga dia merasa kasihan melihat sahabatnya ini hingga dia menghubungi supirnya untuk mengambil baju sekolah ganti yang di siapkan untuknya dan minta segera di antar ke toilet sekolah
"Antar ya Om segera"
Azka segera menemui sahabatnya yang sedang mengeringkan bajunya ini
"Ya sudah, aku punya baju ganti dan itu supir ku sudah datang"
Azka langsung menemui supirnya dan menerima baju ganti yang di siapkan untuknya di mobil dan kebetulan bentuk badannya Azka sama dengan Anugrah hingga dia bisa meminta Anugrah untuk memakainya
"Pakai baju ini Nugrah dan baju mu yang basah itu biar di cuci oleh pembantu di rumah dan besok kalau sudah kering dan bersih akan ku kembalikan padamu"
"Oh iya terimakasih ya Ka, kamu baik kali pada ku"
"Sudahlah Nugrah, aku ini sahabat mu jadi jangan terlalu banyak terimakasih dan memuji nanti aku besar kepala jadi kan susah membawa kepala ku ini kalau terlalu besar, adu du berat kali kepala ku"
Anugrah tertawa mendengar candaan dari Azka hingga dia bisa melupakan apa yang baru terjadi hingga akhirnya Anugrah sudah berganti baju yang kering dan bersih dari Azka sedangkan baju basahnya diserahkan pada supirnya Azka yang kini membawa baju Anugrah sedangkan Anugrah dan Azka kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran hingga pelajaran selesai dan akhirnya mereka siap-siap pulang tiba-tiba Azka bertanya
"Nugrah, jujur sebenarnya siapa yang buat kamu jadi basah kuyup ketika di kamar mandi tadi karena ku lihat kran air tidak ada yang rusak"
"Sudah Ka, tidak ada apa-apa"
"Baiklah kalau kamu tidak mau hal ini di ketahui oleh orang lain selain dirimu sendiri dan mungkin ada orang lain yang mengancam kamu kan untuk menutupi apa yang sudah terjadi pada kamu kan?"
Azka bertanya pada Anugrah dan sepertinya yakin kalau sudah terjadi apa-apa kepada sahabat barunya ini dan dia sangat yakin dengan hal ini hingga dia tidak mau terjadi apa-apa dengan kawannya ini hingga dia mulai terpikir dengan Mirza
"Apa Mirza yang melakukan semua ini tapi tidak ada bukti dan mungkin ini juga yang buat Anugrah tidak mau cerita karena tidak ada bukti dan saksi kalau mereka yang sudah melakukan semua ini"
Azka berpikir sendiri dan menganggukan kepala hingga dia membuat kesimpulan
"Aku harus lindungi sahabatku ini dengan cara ku sendiri agar tidak ada yang bisa mengganggu dia lagi"
Anak laki-laki usia 12 tahun ini sepertinya sudah berpikir terbaik buat sahabatnya dan mungkin ini berkat ajaran papa mamanya yang mengatakan kalau mau sukses ke depannya maka kita harus tanam kebaikan buat orang-orang yang pantas kita tolong karena dari orang-orang seperti inilah doa kesuksesan akan.datang dan melindungi perusahaan papa mama hingga besar sampai sekarang ini
"Ya papa, iya mama. Azka akan jalankan ajaran kebaikan dari papa ini untuk bisa menolong orang yang pantas di tolong"
Azka akhirnya tersadar dari ingatan kepada pesan kebaikan dari kedua orang tuanya ini ketika Anugrah permisi pulang duluan
"Azka aku duluan ya, kebetulan rumah ku tidak jauh dari sekolah ini jadi bisa jalan kaki saja"
"Oh iya, atau ku antar saja ya biar aku tahu juga dimana rumah mu"
"Oh lain kali saja Ka, aku tidak enak mengajak kamu ke rumah ku saat ini karena rumah ku itu tidak sebaik rumah mu yang mungkin bersih dan mewah"
"Tidak apa-apa Nugrah dan nanti gantian kamu ke rumah ku"
Anugrah terdiam namun dia merasa belum saatnya sahabatnya tahu di mana rumahnya yang miskin dan tidak dirawat apalagi tidak layak untuk di kunjungi orang sebaik Azka yang begitu peduli dan mungkin juga orang yang sangat kaya sedangkan dia tidak mau merepotkan sahabat barunya apalagi dianggap punya tingkat ketergantungan dengan Azka seperti kata-kata Mirza sebelumnya dan di anggap semua itu ada benarnya
"Jadi aku pulang duluan ya Ka"
"Ya Nugrah hati-hati ya dan kalau ada apa-apa beritahu aku ya dan hubungi aku ya. Ini nomor handphone ku"
"Iya nanti ku hubungi kalau aku punya handphone"
Anugrah menerima kertas seperti kartu nama Azka dan menyimpannya di kantong bajunya sedang Azka baru tersadar dengan kata-kata Anugrah yang akan menghubungi kalau dia sudah punya handphone
"Apa?, kalau sudah punya handphone jadi bagaimana dia bisa hubungi aku kalau dia saat ini tidak punya"
Azka baru tersadar namun Anugrah sudah berjalan jauh meninggalkan kelas mereka hingga dia melihat Anugrah sudah berjalan menuju gerbang sekolah
"Ya sudahlah bagaimana kalau aku ikuti dia dari belakang"
ttp semangat yaa💪💪😍