Clara yang kini hidup seorang diri, menerima penawaran pekerjaan sebagai mata-mata dari seorang temannya yang merupakan anak dari pemilik organisasi mafia dengan upah yang lumayan tinggi. Ia harus bertahan hidup dengan kerasnya dunia di usia muda.
Ibunya yang meninggal karena kecelakaan dan ayahnya yang cacat akibat kecelakaan itu, membuatnya harus mencari uang, hingga ayahnya juga menyusul ibunya 3 bulan kemudian, saat ia ingin memasuki SMA. Saat itulah kemudian ia menerima sebuah misi baru. Apakah ia akan berhasil menjalani misi itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"eh ara, masuk ra, udah ada ray di kamar gua" sambut willi ketika ara datang ke rumah nya.
masuk ke rumah willi, terasa masuk istana, rumah yang cukup besar, ketika masuk sudah berada di ruang tamu yang sangat besar, ada dua tangga di kanan dan kiri mengarah ke tengah atas, entah lah sisanya kemana.
"duluan ke atas aja ra, kamar gua di lantai 2 paling kanan" ucap willi lagi setelah menutup kembali pintu rumahnya yang cukup besar.
"oke" balas ara, yang menuju ke arah tangga sebelah kanan. Di lantai atas, ada ruangan lagi yang cukup besar dan jendela yang mengarah ke taman belakang, mengabaikan itu, ara langsung berbelok kanan, ada 2 pintu, satu di ujung dan satu saat baru saja berbelok, ara terus mengarah ke pintu yang berada di ujung.
"gua kira gak bakal dateng lo" ucap ray ketika ara membuka pintu, ia sedang duduk di sofa malas sambil menonton tv.
Kamar willi cukup besar, 1 tempat tidur king di ujung ruangan, meja belajar di sisi kanan, lemari di sisi kiri serta ada beberapa sofa, 1 sofa malas yang mengarah ke tv.
"berasa rumah sendiri ya" balas ara.
"begitu kata willi" balas ray.
Hahh.. Ara menghembuskan nafas.
"kepercayaan diri nih anak datengnya dari mana sih, heran gua" balas ara.
"so, lo gak dateng sama cowok lo itu" ucap ray, ketika ara sudah duduk di salah satu sofa yang lebih tinggi.
"enggak" jawab ara singkat.
"n apa yang lo lakuin di bar malam itu?" tanya ray lembur dengan tatapan masih di tv.
"hanya sedang ingin keluar, lo sendiri?" balas ara.
"seperti yang lo lihat, nganter surat ke kakak gua" balas ara.
"lo sering kesana?" tanya ara.
"enggak, gua gak suka tempat itu, cuma kalo ada perlu, lo sering?" balas ray.
"enggak, jujur itu pertama kali gua ke bar itu" balas ara.
"berarti ke bar lain sering?" tanya ray lagi.
"jarang, hanya jika ada perlu" balas ara.
"njir gua gak sangka akan bisa deep talk sama dia, kesempatan bagus" ucap ara dalam hati.
Ray hanya bergumam setelah itu.
"kakak lo ramah" ucap ara lagi.
"ya begitu lah, dia memang menyenangkan" balas ray.
"kak yan sering ke bar itu?" tanya ara lagi.
"ya, bermain dengan perempuan-perempuan disana, bermabuk-mabukan hingga larut, itu yang tidak ku suka dari nya" balas ray.
"hmm, kita mungkin tidak suka dengan satu dua sikap dari seseorang yang dekat dengan kita" balas ray
"hmm, jadi apa yang gak lo suka dari gua?" tanya ray.
"udah jelas omongan lo yang gak bisa di jaga itu" balas ara sedikit kesal.
"ahaha" ray sedikit tertawa.
"bisa tertawa juga lo" balas ara.
"gua juga manusia kali" balas ray sambil menengok tersenyum ke arah ara.
"OMG Senyumnya, makin ganteng njir.. Ini demi misi, misi" isi pikiran ara.
"kenapa pipi lo jadi merah begitu? Jangan bilang lo suka sama gua?" tanya ray.
"apaan sih, lo ngeselin tau gak" ucap ara dan melemparkan salah satu bantal yang ada di sofa ke arah ray.
"adu..duh.., eh tolongin ngangkut" seru ray saat bantalnya ngangkut di anting telinga kirinya.
"eh dia pakai anting, baru ngeh gua" ucap ara dalam hati.
"malah bengong" sahut ray, yang kemudian berhasil melepas antingnya dari jahitan bantal.
"udah kan bisa sendiri, gitu aja lebay" sahut ara.
"terserah" balas ray.
"btw boleh lihat anting lo?" tanya ara.
"boleh" balas ray.
Ara mendekat kan wajahnya ke arah telinga ray.
Terlihat jelas antingnya berbentuk bintang kejora berwarna silver, ini mas putih asli. Tapi ini anting yang berbeda dengan di foto itu. Jika di foto, antingnya panjang dan ada 3 atau berlapis.
Satu berbentuk seperti percikan air, satunya runtunan butiran mutiara kecil dan satu lagi persegi panjang. Ketiganya memiliki panjang yang sama.
"lo gak pake pas di sekolah?" tanya ara masih dekat dengan wajah ray, bahkan makin dekat.
"gila lo ya, lo mau gua kena sanksi" sahut ray.
trak... Suara pintu terbuka.
Ray dan ara kaget, membuat mereka kembali ke posisi semula.
"lagi ngapain kalian?" tanya bella yang baru saja datang bersama willi, mereka membawa nampan berisi beberapa makanan dan minuman.
"gak ngapa-ngapain" suara ray masih sedikit gugup.
"gua kira kalian bakal berantem, gua tinggal berdua, bagus lah kalo akur" sahut willi setelah meletakkan nampan berisi makanan di meja.
"kalo gak ada keperluan, gua dateng cepet tadi" sahut bella dengan wajah cemberut, ia juga meletakan nampan berisi minuman.
"udah-udah, kita kumpul buat kerja kelompok bukan ribut, ayo buka laptop kalian" sahut willi yang sudah mengambil laptop dari meja belajarnya.
mereka mulai kerja kelompok, menikmati waktu belajar bersama sambil bercanda, hingga beberapa jam kedepan.
"eh gua pulang duluan ya, udah dijemput" ucap bella, tak lama mereka selesai mengerjakan tugasnya.
"yok gua antar sampai depan" balas willi, kemudian berdiri.
"gak pulang lo?" tanya ray ke ara, setelah willi dan bella keluar.
"ini gua lagi hubungan def" balas ara sambil melihat layar hp nya.
"hallo ka yan, tolong jemput ya" ucap ray di telpon.
"oke gua tunggu" sambung ray kemudian.
Hah.. Clara malah menarik napas.
"kenapa?" tanya ray.
"sepertinya gua naik taxi aja, def gak bisa jemput" balas ara.
"pulang kemana?" tanya ray.
"citizen apartemen" balas ara.
"ohh.. Bareng gua aja, searah kok" balas ray sambil merapikan barang-barang nya.
"nanti aja pulang nya, udah rapi-rapi aja" ucap willi setelah kembali.
"maaf wil, gua masih ada keperluan lagi" balas ray.
"sama wil gua juga" sela ara.
"oke, jangan kapok ya ke rumah gua, kalo pengen main bilang aja," balas willi.
"iya tentu" balas ray.
"mana mungkin kapok, enak begini" balas ara.
"oiya ray, kalo gak salah lo tinggal di apart juga kan? Apart mana?" tanya ara.
"oh.. Apartemen premier suite" balas ray.
"eh? Apartemen bintang 5?" tanya ara sedikit kaget.
"hmm.. Ya" balas ray pelan.
"ya kali keluarga elmer gak mampu" sahut willi.
Ray hanya tersenyum.
"oiya nama lengkap lo rayyandra elmer ya" sahut ara.
"iya" jawab ray.
"elmer" ucap ara sambil mengetik di ponselnya.
"elmer group produsen coklat, restoran elmer, produsen peralatan rumah tangga dan peralatan kulit serta aktif di bidang eksport dan impor" ara membaca dari google.
"terus ayah lo CEO elmer group?" tanya ara melihat ke arah ray.
"iya" jawab ray singkat.
"berapa sebulan ray?" tanya willi.
"hmm udah di beli sih" jawab ray.
"gilaa" sahut willi.
"boleh kali gua main ke apart lo" tambah nya.
"boleh, nanti gua izin dulu sama kakak gua" balas ray.
"gua juga ya" sahut ara.
"kalo boleh ya" jawab ray lagi.
"udah pernah ajak temen ke rumah?" tanya willi.
"belum" jawab ray kemudian tersenyum lebar.
"jangan bilang lo cuma ngarang" seru ara.
"terserah sih percaya atau enggak" balas ray.
hp ray berbunyi, kemudian melihat ke layar hp nya.
"kakak gua udah sampe, gua balik ya wil, terima kasih banyak buat tempat, hidangan, semuanya" ucap ray kemudian berdiri.
"ya sama-sama, kapan-kapan gua main ke apart lo ya" balas willi.
"iya, nanti gua izin" balas ray.
"ayo bareng, dari pada naik taxi" ajak ray ke clara.
"iya" jawab ara kemudian ikut berdiri.
Willi menemani mereka juga hingga gerbang.