NovelToon NovelToon
Bodyguardku Kekasihku

Bodyguardku Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengawal / Keluarga / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:309
Nilai: 5
Nama Author: kujo monku

Demi keselamatan jiwanya dari ancaman, Kirana sang balerina terpaksa dijaga oleh bodyguard. Awal-awal merasa risih, tetapi lama-lama ada yang membuatnya berseri.
Bagaimana kalau dia jatuh cinta pada bodyguardnya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kujo monku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 6: Malu Malu Mau

Kalau di Jawa, ada istilah Tibaning trisna, jalaran saka kulina yang artinya, jatuhnya cinta karena dari kebiasaan. Kebiasaan bertemu dan selalu bersama contohnya.

Itulah yang sedang dirasakan oleh Kirana Nisaka Gautama, sekarang.

Setelah kejadian malam itu, Kirana semakin penasaran dengan Davis. Sudah sebulan Davis bekerja dengannya, Kirana belum pernah melihat wajah aslinya. Apalagi, jantung Kirana selalu bereaksi hebat, saat berada di dekat Davis.

Bisa dibilang, pubertas seorang Kirana mengalami keterlambatan. Biasanya para ciwi-ciwi akan mengalami yang dirasakan Kirana saat ini, terjadi saat mereka mulai beranjak dewasa. Akan tetapi, Kirana tidak peduli. Jiwa cegil alias cewek gila dalam dirinya mulai bergejolak.

Kirana sepertinya sudah menjatuhkan hatinya pada sosok bodyguard yang sudah sebulan ini menjaga dan menemaninya. Akan tetapi, sekarang mereka harus berpisah.

Hanya 2 hari saja, Davis izin karena ada keperluan dan itu adalah hari ini, di saat dia sudah kembali ke Jogja. Meski 2 hari rasanya berat bagi Kirana.

Sebelumnya, Saki dan Berto juga melakukannya secara bergantian. Dan mereka meminta izin, ketika Kirana berada di lingkungan keluarganya yang juga banyak bodyguard yang siap menjaga mereka.

Semenjak Davis tidak dilihatnya sejak keluar kamar tadi pagi, hari Kirana merasa kurang semangat. Davis sudah pergi sejak tengah malam tadi. Kemungkinan bakal balik lusa lagi dan belum tahu waktunya.

Bagi Kirana itu waktu yang lama. Kirana merasa sudah rindu. Padahal baru beberapa jam tidak bertemu. Mana gak pamitan sama dia lagi . Huhft sebal!

"Ngapain sih pake acara ijin segala. Males deh. Kan harusnya dia jagain aku." Gerutu Kirana sambil meletakkan kepalanya di atas meja riasnya.

Terkadang Kirana bingung dengan perasaannya. Kalau dekat dia akan mengalami 3 M alias malu, malu, mau. Akan tetapi, kalau jauh jadi 3 G alias gundah gulana gelisah. Begitulah yang namanya jatuh cinta.

"AAARGGHHHH!" Kirana mengacak-acak rambutnya sendiri seperti orang gila yang sedang mengamuk. Dia kesal dengan diri sendiri karena tidak menolak permintaan libur Davis.

Cermin di hadapannya pun akan merasa geli melihat tingkah Kirana saat ini, jika cermin itu diberi nyawa. Rambutnya yang awut-awutan dan wajah yang suram, membuat penampilan Kirana terlihat no slay seperti biasanya.

Mendengar teriakan di dalam kamar nona mudanya, Saki dan Berto dengan sigap memasuki kamar Kirana. Keduanya langsung terkejut saat melihat Kirana lemas tidak berdaya di meja rias. Apalagi, kedua mata Kirana saat ini sedang terpejam.

Bukan tidur, hanya merenung saja.

"Nona, apa yang terjadi?" Saki begitu panik melihat Kirana bagai orang pingsan.

Berto tidak tinggal diam. Dia langsung keluar entah kemana. Mungkin memanggil anggota keluarga majikannya.

Saki mencoba mengangkat tubuh Kirana yang ringan. Memang Saki terlihat langsing, tetapi dibalik jas dan kemejanya, gadis itu memiliki otot-otot yang besar dan kuat. Baginya, Kirana seperti kapas berisi bulu angsa.

"Saki aku gak pingsan." Celetuk Kirana yang sejak tadi tahu jika Saki dan Berto masuk ke dalam kamarnya.

Mendengar suara Kirana, Saki kembali dibuat kaget kembali. Saki pun tidak jadi mengangkat Kirana, malah memeriksa dahi Kirana dengan tangannya yang masih terbungkus sarung tangan kulit berwarna hitam.

"Saki, gimana kamu mau tahu aku demam atau tidak, kalau sarung tanganmu masih kamu pake?" Cibir Kirana yang terlihat kesal pada bodyguardnya satu ini.

"Ma- maaf, Nona. Saya lupa." Saki melepas sarung tangannya dan kembali menempelkan punggung tangan ke dahi Kirana. "Tidak demam." Gumamnya.

Mendengar hal itu, Kirana jadi terkekeh geli. "Kan aku gak sakit, Saki. Ya pasti gak demam lah."

Saki memang siaga. Akan tetapi, tidak jarang juga dia melakukan kecerobohan. Jika ada Davis, Saki pasti akan terkena hukuman push up di tempat. Mengingat Davis, membuat Kirana dilanda kerinduan kembali.

Dia pun segera berdiri dan menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Saki yang memperhatikan perubahan mood Kirana hanya bisa terbengong. Dia pun mendekat dan merapikan kasur dan selimut agar Kirana selalu nyaman.

"Saki."

"Iya, Nona." Jawab Saki sambil menarik selimut agar menutupi setengah badan Kirana.

"Kamu pernah jatuh cinta gak?" Tanya Kirana.

Saki langsung menghentikan kegiatannya. Dia pun menatap Kirana yang sedang membelakanginya.

"Pernah, Nona." Jujur Saki.

Kirana yang tertarik dengan jawaban Saki, langsung memutar tubuhnya dan menatap Saki lamat-lamat.

"Kamu sudah punya pacar?" Tanya Kirana penasaran.

Saki hanya menggelengkan kepalanya. Dia memang pernah jatuh cinta, tetapi belum memiliki kekasih.

"Tidak, Nona. Saya masih jomlo." Jawab Saki.

Kirana bangkit dan terduduk dengan kaki bersila di atas kasur.

"Sini duduk sini." Paksa Kirana sambil menepuk kasur kosong sebelahnya.

Saki menurut. Dia pernah menolak dan berujung Kirana ngambek beberapa waktu.

"Cinta pertama?" tanya Kirana dan Saki mengangguk.

"Kenapa gak jadian?" Tanya Kirana kembali.

"Saya terlalu pengecut untuk mengutarakan isi hati karena kami terlalu nyaman berteman saja. Saya tidak mau ada kecanggungan nantinya kalau ternyata hanya sepihak." Jawab Saki dengan santainya.

Kirana menebak jika Saki sudah merelakan cinta pertamanya demi sebuah pertemanan. Ya, itu sering terjadi di sekitarnya.

Contohnya Glen. Adik sepupu dari keluarga papinya Kirana itu, menyukai sepupunya dari keluarga maminya Kirana.

Glen sering mencurahkan isi hati kepada Kirana. Selisih usianya yang hanya setahun, membuat Glen dan Kirana sangat dekat bagai kembar.

Glen tidak berani mengatakan jujur jika dia menyukai Elissa Notokusuma. Dikarenakan, hubungan kekeluargaan yang kompleks. Elissa pun juga masih sangat muda. Gadis itu baru saja lulus SMA dan melanjutkan kuliah musik, satu kampus dengan Arjuna di luar negeri sana.

"Kenapa Nona bertanya tentang hal itu? Apa Nona sedang jatuh cinta?" Tanya Saki dengan suara yang pelan.

Lalu, apakah Kirana akan menjawab jujur atau tidak?

***

Di tempat lain, tepatnya tempat Davis berada sekarang. Di markas besar Jean'S Eagle.

Davis bukan tanpa alasan meninggalkan penjagaan pada Kirana. Dia sedang dalam misi untuk menyelidiki sesuatu yang masih berhubungan dengan Kirana.

Beberapa surat ancaman yang dia temukan, sedang dia selidiki secara diam-diam. Bahkan, keluarga Gautama pun tidak tahu. Dia datang ke markas untuk meminta Jojo meneliti bukti-bukti yang dia dapatkan.

Sebagai bodyguard utama dan pemilik Jean'S Eagle, Davis bertanggung jawab penuh atas keselamatan Kirana, nona mudanya. Dia sampai terjun langsung secara diam-diam menjadi bodyguard Kirana, karena ingin tahu siapa yang berani mengancam anggota keluarga Gautama.

Sejak pagi, Jojo sudah dibuat kesal oleh Davis. Sedari tadi, Davis sering melamun dan senyum-senyum sendiri bagai orang gila yang lepas dari rumah sakit jiwa. Mungkin memang Davis pasien mereka yang kabur dan kehabisan obat penenangnya.

"Gini nih kalau lagi jatuh cinta. Orang dari tadi mau diskusi, malah dianggurin." Sindir Jojo dengan suara pelan.

Davis tetap mendengar suara Jojo. Dia beri tatapan tajam setajam silet kepada asisten yang juga sahabatnya tersebut. Jika di luar terlihat profesional mereka, beda kalau hanya berdua. Baku hantam pun sering terjadi saking akrabnya.

"CK, sok tau Lo!" Cibir Davis yang mengelak akan sindiran Jojo.

"Ngaku aja lah, Bang. Kalau gak jatuh cinta, mending doi buat Jojo, adek Abang tersayang ini aja." Canda Jojo sambil menaik turunkan alisnya.

Tak!

Asbak di depan Davis sudah melayang mengenai kepala Jojo. Pria itu pun terlihat sangat marah dan aura bengisnya keluar.

"Tuh kan marah. Makanya jangan malu-malu tapi mau. Pake gak ngaku segala." Cibir Jojo sambil mengusap kepalanya yang terkena asbak barusan.

Davis tidak menggubris cibiran Jojo. Dia buka laci meja kerjanya, lalu mengambil cerutu coklat koleksinya, lalu menggigitnya. Jojo pun mengerti apa yang harus dia lakukan sekarang. Dia nyalakan korek Zippo miliknya, lalu menyalakan cerutu abangnya itu.

Satu semburan asap berbentuk lingkaran keluar dari mulut seksi Davis. Dia pun menatap satu figura foto berukuran sangat besar di dinding samping meja kerjanya.

"Dia yang menyelamatkan hidup gue dari neraka dunia. Tanpa dia, gue sudah mati bertahun-tahun lalu." Ucap Davis melankolis.

Jojo ikut melihat foto tersebut. Foto seorang gadis cantik dan anggun dengan senyuman paling indah. Tidak ada yang tahu akan hal itu, kecuali Jojo. Karena selain Jojo, tidak ada yang boleh masuk ke dalam ruangan kerja Davis yang ada di markas.

Lalu, siapa dia? Siapa gadis cantik di foto itu?

***

1
dziyyo
Thor, ceritanya keren banget! Cepat update lagi dong!
kujo monku: udah update ya kak .... 🩷
total 1 replies
Melanie
Gimana sih thor, nggak sabar ni...
kujo monku: hari ini up sore yaaaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!