Serangeline Fros, wanita berusia 45 tahun, dikenal di seluruh kota Darsen sebagai ketua geng Bloodfangs—geng paling ditakuti yang menguasai setengah wilayah kota. Di balik reputasinya yang kelam, Sera menyimpan mimpi lama yang tak pernah terwujud: menjadi seorang penyanyi. Namun takdir berkata lain, sejak muda ia dipaksa oleh kakeknya untuk meneruskan tahta keluarga sebagai pemimpin geng, menenggelamkan keinginannya di balik darah dan kekuasaan.
Hingga suatu malam, sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya. Tapi kematian bukanlah akhir bagi Serangeline Fros. Ia terbangun kembali… di tubuh seorang wanita muda berusia 25 tahun—bertubuh gendut, pemalu, dan diremehkan semua orang, bahkan oleh suaminya sendiri.
Apakah Serangeline akan menemukan makna baru dari kehidupan keduanya, ataukah sisi gelapnya sebagai gangster akan kembali bangkit dan menghancurkan segalanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Bertukar Nyawa
HAPPY READING!!!
.
.
.
"Apa aku sudah mati?" Sera memegangi kepalanya yang berdenyut tajam. Rasa sakit itu menusuk sampai ke tengkuk, membuatnya sulit bangun. Ketika ia berusaha duduk, tubuhnya terasa begitu berat ,berbeda, asing, dan tak mau diajak kompromi.
"Kenapa ini… kenapa tubuh ini terasa sangat berat?" Ia membuka matanya lebar–lebar, menatap pergelangan tangannya yang membengkak oleh lemak.
"Ha…?" Suaranya tercekat. Lipatan–lipatan lengan yang tebal dan lunak membuatnya ingin berteriak. Perut yang membuncit, pinggang yang hilang entah ke mana, kulit putih yang dulu mulus kini tampak kusam seperti tak pernah dirawat. Lipatan kulit itu menyatu dengan kotoran yang menempel, memberi kesan yang membuat Sera ingin memuntahkan perasaannya.
Dengan panik ia meraba wajahnya. Wajah bulat. Pipi menonjol. Rahang yang lenyap entah ke mana.
"Tidak… tidak! Kemana perginya wajah tirusku? Apa mereka melakukan operasi tanpa persetujuanku? Yang benar saja… apa sebenarnya ini?" batin Sera semakin kacau, nyaris tak sanggup bernapas.
"DAVIAN!!"
"RAYHAN!!"
Ia berteriak memanggil anak buahnya, namun tak ada satu pun yang muncul.
"Tunggu… Aaa… Aaa…" Sera terdiam. Suaranya berbeda. Serak, gemuk, terdengar asing di telinganya.
"Aaaaa!!" Ia kembali menjerit, lalu buru-buru menutup mulutnya. "Tidak mungkin. Bagaimana bisa suaraku berubah seperti ini?"
Dengan gemetar ia menekan tombol darurat di sisi ranjang.
Tak lama kemudian, dokter dan suster masuk terburu-buru.
Sera menatap mereka penuh kemarahan dan ketakutan. "Apa–apan ini? Kenapa tubuhku seperti ini? Dan… ada apa dengan suaraku? Apa kalian melakukan operasi plastik tanpa persetujuanku?!"
"Tenang dulu, nona. Saya akan memeriksa keadaan anda," ucap dokter muda itu lembut.
"Nona?" Sera mengulang, wajahnya menegang. "Apa kamu sedang mencoba menggoda wanita tua sepertiku?!"
Dokter dan suster itu saling pandang, tak paham apa yang sedang terjadi.
"Yaa… aku akui wajahku memang awet muda dan cantik," lanjut Sera percaya diri, "tapi tidak seharusnya kau menggoda orang yang jauh lebih tua darimu."
Suster menahan tawa canggung, dokter hanya bisa menghela napas.
"Apa kamu merasakan ada yang salah dengan kepalamu?" tanya dokter sambil membuat gerakan menunjuk pelipisnya.
"Ya… kepalaku sakit, tapi masih bisa kutahan. Ini tidak ada apa–apanya dibandingkan saat kepalaku dihantam pukulan keras," jawab Sera santai.
"Bisa tolong ambilkan kaca? Aku merasa wajahku sangat berubah. Membengkak seperti ini… apa mungkin ini efek kecelakaan itu?" Ia berbicara cepat, nyaris seperti seseorang yang kehilangan pegangan.
Suster memberikan cermin. Sera memegangnya dengan tangan bergetar.
Dan dunia runtuh tepat di depan matanya.
"AAAAAAA!!"
Suster dan dokter itu tersentak ketakutan.
Sera menunjuk cermin. "Siapa yang ada di dalam itu?!"
"Tentu saja itu Anda, nona," jawab suster hati-hati.
"Ti… tidak mungkin! Aku wanita 45 tahun! Walaupun aku sudah tua, wajahku masih awet muda dan cantik! Tubuhku ramping! Wajahku tirus! Terawat!" suaranya pecah.
Ia meremas lemak di lengannya, jijik.
"Tidak gendut penuh jerawat dan lemak seperti ini!"
Dokter menghela napas panjang. "Tapi nona, Anda adalah perempuan berusia 25 tahun. Dan tubuh serta wajah Anda memang seperti ini sejak Anda dibawa dua hari lalu ke rumah sakit."
"Wanita yang berusia 45 tahun,oh ...apa kamu mengatakan wanita yang meninggal dengan banyak anggota gangster itu. Ciri-cirinya persisi seperti yang kamu katakan ."ucap Dokter tersebut .
"Men… meninggal?" suara Sera bergetar. Napasnya memburu.
"Ti… tidak mungkin. Aku masih hidup! AKU DI SINI!"
Sera bangkit panik. "Panggil anak buahku! Mereka pasti mengenaliku! "
"RAYHAN! "
"DAVIAN!"
Teriakannya menggema. Suster mencoba menahannya dokter pun juga ikut menenangkan.
Tiba-tiba, pintu terbuka keras. Seorang pria muda berjas rapi masuk dengan wajah penuh kepanikan.
"Sera! Syukurlah kamu selamat. Aku sangat khawatir!" ucap pria itu sambil langsung memeluknya.
Sera membelalak, mendorongnya keras sampai pria itu tersungkur. "Apa yang kamu lakukan?!"
"Sera... " ucap Kael.
"Maaf tuan sepertinya pasien mengalami amnesia akibat kecelakaan, serta trauma ringan. " jelas dokter yang masih berdiri di sana.
Kael menelan senyum kecil yang nyaris tak terlihat lalu berdiri dan menatap Sera, "Sera kamu tidak mengingatku, aku suamimu. " Kael menunjukkan cincin pernikahannya "Lihat kamu juga memilikinya. " ucap Kael menunjuk cincin yang juga di gunakan Sera di jari manisnya.
"Apa -apa ini, siapa sebenarnya wanita ini? apa yang sebenarnya terjadi denganku. " batin Sera yang begitu kebingungan saat ini.
Kael kembali mengenggam tangan Sera, "Jika kamu memang tidak mengingatku, tidak apa - apa aku bisa membantumu. " ucapnya tersenyum manis di hadapan Sera.
"Sera.. Sera kenapa laki - laki ini tau nama asliku?." batin Sera.
"Siapa sebenarnya nama wanita ini?. "ucap Sera memandangi semua orang di sana.
"Wanita ini maksudmu, kamu? " tanya Kael memastikan.Kael mengibaskan tangannya ke arah dokter dan perawat yang masih berdiri di sana takut jika Sera berkata yang tidak- tidak tentang dirinya.
"Iya, siapa nama lengkap perempuan ini? "
"Sera kenapa kamu menunjuk dirimu sendiri seperti orang lain?. "
"Katakan saja cepat!! "tegasnya.
"Seraphine Almera. "
"Seraphine sedangkan namaku Serageline. aku dan dia memiliki awalan nama yang sama. " gumam Sera terdengar seperti bisikan.
"Sera ada apa?. "ucap Kael lagi memegang tangan Sera.
"Tidak apa - apa .Aku tidak butuh bantuanmu, menyingkirlah!!. Aku rasa aku perlu kembali mengistirahatkan otak dan tubuhku ." ucap Sera menepis tangan Kael lalu meringsut menarik selimutnya dan tidur membelakangi Kael.
" Sepertinya kecelakaan itu bukan hanya menghantam tubuhku tapi juga mengirimku ke dunia lain . " gumamnya berusaha kembali terlelap dengan harapan semua ini hanyalah sebuah mimpi belaka.
Kael berdiri terdiam di sisi ranjang Kael terus melihat ke arah Sera yang mulai tertidur , senyumannya mengembang. " Baguslah jika dia benar - benar amnesia. aku harap ingatanmu tidak pernah kembali Sera. "
Sera mulai terlelap, kelopak matanya terasa begitu berat seolah ada sesuatu yang menariknya menuju tempat lain tempat yang mungkin menyimpan jawaban atas seluruh pertanyaannya. Ketika matanya kembali terbuka, ia mendapati dirinya berdiri sebagai dirinya yang dulu. Tubuh rampingnya, wajah tirusnya, kulit mulusnya… semuanya kembali. Namun tempat itu asing, dipenuhi kabut putih yang menyilaukan.
“Ya… sudah kuduga aku memang bermimpi,” gumam Sera sambil menatap tubuhnya sendiri dengan senyum lega.
Tapi kegembiraannya berhenti seketika. Dari balik kabut yang berkilau, muncul siluet seseorang. Cahaya itu begitu terang hingga Sera menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas.Dari balik kabut itu muncul gadis gendut yang sama persis seperti yang ia lihat di cermin saat ia sadar sebelumnya .
"Kamu... "ucap Sera menunjuknya.
" Ya...Aku gadis yang bertukar nyawa denganmu . " ucapnya
"Ha...? "ucap Sera kebingungan. " bertukar nyawa apa maksudmu, apa kamu tidak lihat aku di tubuhku sekarang. Kejadian barusan hanya sebuah mimpi aneh yang mengerikan. "ucap Sera bergidik.
"Itu semua bukan mimpi justru itu nyata. Kamu bertukar nyawa denganku. " ucap Sera bertubuh gendut.
Sera terkejut jantungnya seketika berdebar lebih cepat, "Apa maksudmu, jika... yang tadi itu bukan mimpi lalu sekarang ini apa?. "
"Justru ini lah mimpi. Yang kamu alami barusan adalah kehidupan yang akan kamu lalui. Jadi tolong lanjutkan hidupku , biar aku yang menggantikan kematianmu. " ucapnya perlahan menjauh.
"Tidak, tidak... tunggu!. "ucap Sera berusaha untuk menahan perempuan itu namun seberapa kuat pun ia mengejar perempuan itu tak terkejar, ia lenyap dalam kabut putih yang menyilaukan tanpa menunggu Sera mencerna semuanya.
"TIDAK ... TUNGGU! " Teriak Sera terbangun dan langsung terduduk dengan peluh yang bergeliciran di keningnya.
.
.
.
...💐 BERSAMBUNG 💐...
Apa jadi yang di lalu ahjumma sekarang adalah kehidupan nyata. Ahjumma Sera benar- benar berada di tubuh Sera dan Sera meminta untuk melanjutkan kehidupannya dan memilih menggantikan kematian ahjumma.
Gimana ini, apa ahjumma bisa melanjutkan kehidupan Sera?
Penasar lanjut next bab guys :)
Terima kasih sudah membaca bab ini hingga akhir semuanya. jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like👍🏿 komen😍 and subscribe ❤kalian sangat aku nantikan 🥰❤