Pernikahan Aulia di uji melalui suami dan keluarganya. Hidup bahagia yang dia bayangkan kini sirna sejak hadirnya orang ketiga. Bahkan anak kandungnya sendiri pun tak pernah mendapat perhatian dan kasih sayang dari ayahnya. Perhatiannya hanya di tu jukan pada ponakan satu-satunya. Tanpa keluarga sang suami tau jika wanita yang seringkali mereka hina dan rendahkan, bukanlah wanita biasa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Aulia
Angkot yang di tumpangi mereka kini melaju, ada perasaan campur aduk yang di rasakan oleh Aulia. Dia tak tau apakah saat ini dia bahagia atau bersedih?
" Maaf neng, mereka itu keluarga ayahnya Kayla, ya?" Tanya pak Ismail
" Iya pak, mereka mantan mertua dan ipar saya, pak" jawabnya
" Astagfirullah, kenapa mulut mereka jahat sekali. Bahkan sama ponakan sendiri pun mereka jahat" ucap pak Ismail lagi
" Maksud bapak?" Ucap Aulia mengerutkan keningnya
" Maaf neng, tadi waktu bapak lagi main sama Kayla, pria itu datang menghampiri bapak. Pria yang tadi berdiri di depan neng" ucapnya
" Itu adik ipar saya pak, namanya valdo. Emang apa yang dia katakan pada bapak?"
" Maaf ya neng, dia mengira bapak ini bapak kandung neng. Katanya pantas saja anaknya bodoh, orangtuanya aja miskin begini. Lalu tadi Kayla melangkah mendekatinya, tapi dia mendorong Kayla, neng. Untungnya bapak cepat menangkap Kayla. Setelah itu dia pergi dan gak minta maaf pada bapak atau Kayla" jawab pak Ismail
" Kenapa bapak gak bilang dari tadi? Coba aja aku tau, aku tidak akan tinggal diam" ucap Aulia
" Maafkan bapak, neng. Bapak cuma gak mau neng ribut di sana. Karena menurut bapak, orang seperti mereka tak usah di ladenin, neng"
" Iya sih pak, tapi aku gak terima kalo Kayla juga harus menerima kebencian mereka, padahal Kayla masih kecil, dia gak tau apa-apa tapi kenapa mereka juga ikut membencinya" ucap Aulia
" Yang sabar, neng. Ibu yakin ayahnya Kayla suatu hari akan menyesal karena telah meninggalkan kalian. Lebih baik sekarang neng menata kembali jalan hidup neng untuk Kayla" ucap Bu Rita mengusap lembut belakang Aulia
Aulia menatap keluar jendela angkot, ingin sekali rasanya dia menangis, dia tak pernah menyangka jika ini akhir perjalan cintanya bersama pria pilihannya
" Ma, pa, mas, maafkan aku. Aku telah salah memilih jalan hidupku. Aku begitu bersalah pada kalian, aku adalah anak durhaka. Mungkin ini hukuman yang tuhan berikan padaku. Andai saja aku bisa kembali pada kalian. Apa mungkin kalian tak mengharapkanku lagi?" Bathin Aulia terasa sesak
Beberapa Minggu setelah perceraian itu, Aulia kembali membantu Bu Rita dan pak Ismail di warung bakso mereka. Seperti biasa, siang itu warung lumayan rame
Hingga tujuh orang pria datang mengunjungi warung mereka, dan katanya mereka dengar dari orang-orang bahwa bakso buatan mereka sangat enak
Kelimanya duduk di meja sendiri, sementara dua orang lainnya yang mengenakan jas dan terlihat sangat tampan duduk di meja yang lain
" Neng, tolong antarkan bakso ini" pinta Bu Rita lembut
" Meja yang mana, Bu?" Tanya Aulia mengangkat nampan yang berisi dua mangkuk bakso
" Yang di ujung sana, neng" jawabnya menunjuk meja yang di maksud
.Aulia segera beranjak dan membawa bakso itu ke tempat pemesannya
" Permisi mas, ini bakso pesanannya" ucap Aulia ramah dengan senyum yang terukir di bibirnya
" Terima kas-"
" Aulia? Kamu Aulia, kan?" Ucap seorang dari pria itu membulatkan mata menatap Aulia yang kini berdiri di depannya
" Felix???" Ucap Aulia tak kalah terkejutnya
" Jadi, kamu benar Aulia? Kemana saja kamu?" Tanyanya ingin memeluk Aulia, tapi Aulia segera menghindar
" Maafkan aku " ucap Aulia segera melangkah kembali ke dalam
Felix menatap kepergian Aulia, tapi dia tak mau diam. Dia pun segera menyusul aulia masuk ke dalam. Ke enam temannya pun sedikit bingung melihat tingkah Felix
" Aulia, auliaaaa..!!" Panggil Felix begitu masuk ke dalam. Felix menatap ruangan kecil itu yang terdapat sebuah kasur. Dan di atas kasur itu terlihat seorang anak kecil sedang tertidur
" Permisi, maaf apa yang mas lakukan di sini?" Tanya Bu Rita ikut masuk saat melihat Felix memasuki ruangan itu
" Maaf Bu, saya mencari wanita yang bernama Aulia, dimana dia?" Tanyanya
" Mas siapa? Apakah mas mengenal neng Aulia?" Tanya Bu Rita lagi
" Iya bu, saya sangat mengenalnya"
" Lalu, ada urusan apa mas dengan neng Aulia? Jangan ganggu neng Aulia, mas"
" Iya bu, saya gak akan mengganggunya. Saya tau dia sudah memiliki suami, saya hanya ingin menanyakan kabarnya. Apa ibu adalah mertuanya, Aulia?" Tanya Felix membuat Bu Rita menautkan kedua alisnya
" Bukan, mas. Saya bukan mertuanya neng Aulia. Apa mas belum tau kalo neng Aulia baru saja bercerai?"
" Apa?? Aulia baru bercerai? Kok bisa Bu?" Tanyanya heran
" Maaf mas, itu bukan hak saya untuk menceritakan pada, mas. Tolong silakan mas keluar, kasihan Kayla baru saja tertidur" jawabnya menatap Kayla
" Apa ini anaknya Aulia, Bu?" Tanya Felix ikut menatap Kayla. Sementara Bu Rita hanya mengangguk
Felix segera mengeluarkan ponselnya, di pun mengambil foto Kayla saat itu
" Baiklah Bu, besok saya akan kembali lagi, dan tolong sampaikan salamku pada Aulia" ucapnya sebelum keluar
*******
Setelah tiba di hotel, Felix segera mengirimkan foto Kayla pada Fahri. Sementara Fahri sangat heran melihat foto yang di kirimkan Felix
" Apa mungkin dia salah kirim ke nomor ponselku?" Gumam Fahri
" Tapi anak siapa ini? Cantik sekali, bahkan dalam keadaan tertidur pun, dia terlihat sangat cantik dan menggemaskan" gumamnya lagi sembari tersenyum menatap foto itu
Baru saja Fahri meletakkan kembali ponselnya di atas meja. tiba-tiba ponselnya kembali berdering dan menampilkan nama mbok Ida, wanita paruh baya yang sudah lama bekerja untuk keluarganya di rumah
" Halo mbok, ada apa?" Tanyanya sedikit cemas. Sebab dia takut jika terjadi apa-apa pada mamanya jika orang rumah menghubunginya
" Tuan, nyonya Ratna baru saja di larikan ke rumah sakit" jawabnya terdengar panik
" Kok bisa mbok?" Tanya Fahri langsung berdiri dari tempatnya
" Nyonya pingsan, tuan. Saya sudah menghubungi tuan Rasyid, dan beliau meminta saya untuk menghubungi tuan juga"
" Baiklah mbok, saya akan ke rumah sakit sekarang. Terimakasih" ucapnya mengakhiri panggilan mbok, dan segera ke rumah sakit
Fahri segera masuk ke ruang vvip tempat mamanya di rawat. Di sana juga sudah ada papanya dan seorang lagi yaitu nyonya tami. mamanya Felix
" Gimana keadaan mama, pa?" Tanya Fahri sangat cemas
" Mama kamu baik-baik saja fahri, gak usah khawatir. Mbak Ratna hanya banyak pikiran" jawab dokter tami yang merupakan seorang dokter, sekaligus pemilik rumah sakit
" Syukurlah Tante" jawabnya merasa sedikit lega
" Tante sudah memberikan obat padanya, saat ini biarkan dia beristirahat agar dia tak memikirkan masalah yang membuat nya seperti ini" ucap dokter tami lagi
" Iya Tante, terima kasih " jawab Fahri
" Ya sudah kalo gitu, Tante tinggal ya. Mas, tolong ingat pesanku, jangan biarkan dia pikiran. Jika memang bisa, temukan Aulia segera, karena mas tau jika obat yang ampuh untuk menyembuhkan mbak Rita adalah Aulia" ucap dokter tami sebelum keluar
Dokter Tami adalah sahabat nyonya Ratna, sejak kecil mereka selalu bersama hingga saat ini
" Pa, gimana? Apa belum ada kabar juga tentang Aulia?" Tanya Fahri menatap papahnya yang hanya terdiam
" Papa juga sedang berusaha. kamu sendiri tau, tidak gampang mencari orang di kota sebesar ini, Fahri" jawabnya membuat Fahri terdiam
********
Felix tak dapat memejamkan mata, dia tak tahan terus begini. Apalagi dia tau dari mamanya, jika nyonya Ratna kembali di rawat di rumah sakit
" Sialan, aku tak bisa tinggal diam begini" ucapnya segera mengenakan jaket dan mengambil kunci mobilnya
Felix melangkah ke tempat parkiran hotel, dia berniat untuk kembali ke warung bakso itu, meskipun dia tau jika warung itu pasti sudah tutup di jam dua belas malam seperti ini, tapi dia tetap ingin ke sana
Begitu tiba, sesuai dugaannya warung itu benar-benar tertutup rapat. Felix melangkah mendekati warung itu. Dia berdiri di depan warung itu, dia mencoba untuk mendorong pintunya dan ternyata tidak mudah untuk membukanya
" Astaga... Apa yang aku lakukan di sini? Bagimana jika ada orang yang melihatku dan mengira aku maling?" Gumamnya kembali menuju mobilnya
" Sebaiknya besok pagi saja aku kembali, semoga saja Aulia ingin menemuiku" ucapnya kembali menatap warung itu sebelum benar-benar beranjak dari sana
krsel bgt