NovelToon NovelToon
Cinta Arjuna

Cinta Arjuna

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cintapertama
Popularitas:170
Nilai: 5
Nama Author: ryuuka20

I Ketut Arjuna Wiwaha — atau Arjun, begitu orang-orang memanggilnya — pernah jatuh dalam perasaan yang salah. Cinta terlarang yang membuatnya kehilangan arah, membuat jiwanya hancur dalam diam.
Namun, saat ia hampir menyerah pada takdir, hadir seorang gadis bernama Saniscara, yang datang bukan hanya membawa senyum, tapi juga warna yang perlahan memperbaiki luka-lukanya.

Tapi apakah Saniscara benar-benar gadis yang tepat untuknya?
Atau justru Arjun yang harus belajar bahwa tidak semua yang indah bisa dimiliki?


Dia yang sempurna untuk diriku yang biasa.
— I Ketut Arjuna Wiwaha


Kisah cinta pemuda-pemudi Bali yang biasa terjadi di masyarakat.


Yuk mampir dulu kesini kalau mau tau tentang para pemuda-pemudi yang mengalami cinta terlarang, bukan soal perbedaan ekonomi tapi perbedaan kasta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ryuuka20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6.

🕉️🕉️🕉️

"Sanis?"

"Bener kan ?" tanya gadis itu yang tersenyum pada mereka semua. Entahlah dari mana gadis itu datang dan menjawab pertanyaan dari Juna.

"Betul, Sanis lebih pinter dari kalian." ucap Juna yang sudah kembali seperti semula. Sanis lalu mengusir mereka semua dari tempatnya.

"Udah udah sana pergi Lo semuanya!?" Tiga cowok itu pergi dengan kesalnya.

"Eh wis mau kemana Lo?" tanya seorang gadis berambut panjang menghampiri cowok itu yang ingin pergi dari tempatnya.

"Hmm,"

"Bangku lo disini." ucap Arjuna juga dan menyadari bahwa bendahara kelas menghampiri mereka.

"Hutang Lo wis," ucap bendahara kelas yang menghentikan langkahnya keluar.

"Pantesan mau kabur dia." cowok itu duduk di tempatnya dan berurusan dengan bendahara kelas.

.................

Semua anak di kelas itu pergi ke tempat duduknya masing-masing, duduk dengan tenang dan tidak biasanya seperti ini, masih asing di mata Juna sekarang.

"Stt... Pak Gung datang." ucap Wisnu yang meletakkan jari telunjuknya di bibir Juna.

"Ish, jijik gue." Juna menjauhkan telunjuk Wisnu dari bibirnya dan sang empunya hanya tertawa.

"Selamat siang anak-anak." sapa seorang pria paruh baya dan hari ini adalah pelajaran seni budaya.

"Siang paak,"

"Hari ini kita akan membahas tentang seni musik, nah kalian tau apa yang di maksud dengan seni musik ?" tanya pria itu yang biasa di panggil pak Agung. Mata pria itu jeli melihat setiap orang yang ada di kelas itu. Dan pandangannya jatuh kepada Juna.

"Kamu kayaknya baru ya?" tanya pak agung pada cowok itu.

"Iya pak,"

"Yah, silahkan di jawab ya."

"Menurut saya seni musik adalah ekspresi perasaan manusia yang di salurkan lewat seni yang-"

"Okey, skip sebelahnya?"

Wisnu hanya mengangguk sambil tersenyum kepada guru itu.

"Ehem, yang mengandung melodi, nada dan harmoni."

"Itu menurut ?"

" Mbah Google pak." jawabnya lagi pada pak agung yang hanya mengangguk sambil melanjutkan pelajarannya.

"Nah, sekarang mari kita bernyanyi."

Anak-anak di kelas itu seketika bising di kelas itu. Dan Pak Agung duduk di meja guru sambil membuka daftar nilainya.

"Nah, bapak akan menunjuk satu-persatu maju ke depan untuk menyampaikan lagu favorit masing-masing."

Semua terlihat panik, ketika Pak Agung mengatakan maju ke depan kelas menyanyikan lagu favorit mereka.

"Baik, bapak akan acak untuk yang maju ke depan berhak mendapatkan nilai tambahan."

"Eh, Lo punya lagu favorit?" tanya Wisnu pada Arjuna yang tadinya fokus pada handphonenya itu.

"Ada dong." jawab Juna dengan semangatnya, Wisnu jadi senang lihatnya karena Juna mungkin melupakan masalahnya kemarin.

"Nah saya akan mulai sekarang dari ..." Siswa yang lain deg-degan menunggu nama siapa yang akan di sebut.

"Alan Sancita silahkan maju." Mendengar namanya di panggil cowok itu berdiri dari tempat duduknya dan maju ke depan kelas.

"Nah Alan silahkan nyanyi,"

"Teman-teman sekalian hari ini saya akan menyampaikan lagu yang berjudul Bale-bale." ucap Alan dengan santainya sambil tersenyum, dan seketika kelas riuh dengan pertanyaan.

"Emang ada? Lagu apa itu ?"

"Ouh ada pak." Guru itu hanya mengangguk setuju.

"Iriii??" Raut wajah bingung dari teman-temannya ada yang tertawa dengan entah lirik lagu apa itu.

"Bilang booossss ahahay papale bale pale bale bale."

Teman-temannya yang lain tertawa mendengar lagu dari Alan. Gurunya hanya menggelengkan kepalanya bingungnya kelewat batas sama anak-anak jaman sekarang.

"Sekian dan terima kasih."

"Lanjutkan ya, untuk Alan kamu ngulang ya nyanyinya. Minggu depan, silahkan duduk."

.....................

Sanis dan teman-temannya berjalan ke perpustakaan. Seseorang mengikuti mereka dari belakang, salah satu dari mereka merasakan ada yang mengikutinya.

"Ara!?" gadis itu menoleh ke arah cowok itu yang menghampirinya. Gadis itu tersenyum melihatnya ternyata masih saja iseng dari dulu sampai sekarang.

"Kalian duluan ajah ya."

"Wisnu? Kenapa?" tanya Ara gadis itu yang membuatnya bingung dengan sikap cowok itu.

"Hmm, besok Lo sibuk gak ?" tanya cowok itu pada Ara yang sedang berfikir.

"Enggak sih, memangnya kenapa?"

"Hm, besok gimana kita lari pagi bisa gak?" tanya Wisnu pada Ara.

"Bisa kok, jam berapa?"

"Nanti gue kasik tau jamnya ya, Lo lanjut aja, gue pergi dulu."

Ara hanya menggelengkan kepalanya sebagai bentuk keheranan melihat tingkah Wisnu padanya.

..........................

"Sanis!?" Panggil Juna yang menghampiri gadis itu duduk bersama teman-temannya disana juga. Juna duduk di sebelahnya membuat semua teman-temannya kebingungan.

"Arjun?"

Arjun terlihat gugup dengan senyuman Sanis padanya, membuatnya oleng dengan lesung pipinya itu.

"Ehmm gue mau ngomong sesuatu sama lo..." Juna menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sanis hanya menaikkan satu alisnya dan menganggukan kepalanya.

"Besok ada acara gak?" tanya Juna pada Sanis sambil tertawa kecil mendengar pertanyaan Juna.

"Enggak sih, memangnya kenapa?" tanya lagi Sanis pada Juna yang semakin gugup, dan meminta bantuan pada temannya itu di balik tembok kantin memberikan isyarat.

"Mau ngajakin lari pagi besok." jawab Juna akhirnya," bisa gak?" Juna memperhatikan Sanis menunggu jawaban darinya. Bukannya berharap menerima ajakannya, tapi mungkin ada pikiran lain di pikiran Sanis.

"Boleh boleh." jawab Sanis yang setuju dengan ajakannya.

"Sip, besok gue jemput Lo. Srik Lo ajak pacar lo ya sekalian." ucap Juna sebelum beranjak dari kantin, entah dari mana datangnya rasa bahagia ini, rasa bahagia yang sama seperti dulu lagi. Tidak Juna tidak selemah itu.

.....................

"Arjuuuun, kije too?" (Arjun kemana itu?)tanya ibunya yang berada di dapur anak bungsunya pagi-pagi sekali sudah ingin bersiap untuk pergi.

"Mah, Jun mau pergi dulu ya." Pamitnya pada ibunya dan kakaknya sedang sibuk dengan olahraganya.

"Jun, di rumah ajah olahraga jauh-jauh lagi." ucap kakaknya yang memanggil adiknya tapi tak di hiraukan Juna.

"Durhakaa, sekarang jadi adik ya!?" geram Wayan pada adik bungsunya itu yang menolehkan kepalanya dan cepat-cepat menghampiri kakaknya itu.

"Enggak Bli Yan, jangan ne gitu. Juna orang ada janji nih. Sama cewek." bisik Juna pada kakaknya yang tertawa mendengar jawaban dari Juna.

"Sana sana pergi!?" Arjuna tau maksud kakaknya yang memang sudah mengerti sekarang.

......................

Juna sampai di rumah Sanis, rumahnya cukup besar dan entah kenapa rasanya aneh ketika ia melihat rumahnya ini, namun berbeda dengan Sanis yang penampilannya sangat sederhana dan berbeda apa yang ada di depan matanya sekarang.

"Om Swastiastu," Juna mengucapkan salam di depan gerbang rumahnya itu, yang model modern tapi tetap saja style-nya rumah Bali.

"Goblok Juna, goblok!?" Juna merutuki dirinya sendiri bagaimana ada yang menjawabnya jika rumahnya sebesar ini.

Ketika Juna ingin menekan tombol hijau untuk menelpon pemilik rumah, pintu gerbang rumah itu terbuka.

Sanis melihat sosok Juna yang memang tampan plus plus berbakat juga. Pantas saja banyak yang mau dengannya, banyak gosip bertebaran di sekolah tentang Arjuna dan para jejeran gadis cantik seantero sekolahnya. Juna menyadari gadis itu menatapnya dalam-dalam.

"Iya Nis, gue tau kok. Gue ganteng dari dulu juga Lo ngaku ajah kalik, gue itu world wide handsome." Seketika hancur sudah pikiran Sanis tentang Arjuna kali ini. 

"Lo nyebelin banget sih." ucap Sanis yang berjalan menuju taman di dekat rumahnya karena janji kemarin jam yang menunjukan pukul 06.30 pagi.

"Btw, Lo kepagian!?" ucap lagi Sanis yang menghentakkan kakinya dan duduk di bangku taman disana.

"Jam segini itu bagus buat jalan pagi." ucap Juna pada Sanis yang duduk di bangku taman itu. Menikmati panorama pagi hari yang masih belum ada secercah cahaya dari sang Surya.

"Eh, ngomong-ngomong udah lama gue gak kesini." ucap Juna pada Sanis yang menganggukan kepalanya.

"Iya tau, waktu itu masih ada yang Lo ajak kan selain gue? Dan ke bukan ke tempat ini." Juna tertawa getir mendengar jawaban itu.

"Ouh iya, Lo sendirian di rumah gede itu?" tanya Juna pada Sanis .

"Enggak kok, ada papa, kakak, sama adek ada ... mama juga." Jawab Sanis yang membuat Juna menolehkan kepalanya ke arah gadis itu.

"Iya, mama hmm... Ya itu lah..." Sanis sedikit tertawa kecil menjawabnya.

"Ouh ya gue paham kok."

"Arjun!?"

"Hm?Masih sama ya?"

"Hehe iya."

"Arjun, nama panggilan yang sedikit tertunda." Juna terkekeh kecil.

"Biar pendek."

"Lo sesuka hati pendekin nama gue." Sanis tertawa sambil memukul lengan Juna.

"Eh, gue kira kemarin Lo bercanda ngajakin gue."

"Enggak, kalau gue ngomong enggak pernah bercanda, apalagi bermain dengan masalah hati."

Sanis menatap mata Arjuna dan cepat-cepat mengalihkan pandangannya dari matanya yang teduh itu. Sebaliknya Juna menatap mata dan wajah ayu milik Sanis yang pertama kali ia lihat dulu sampai saat ini masih sama natural menurutnya.

"Nis, lo cantik!?" cicitnya yang membuat Sanis menatap Juna lagi dengan raut wajah tak percaya.

"Apa Lo bilang?"

"Jalan Yook, ke buru siang nanti." Juna bangun dari tempat duduknya itu.

Juna memang goblok, ada apa dengan dirinya ini, apa ia menjadikan Sanis sebagai pelariannya dari masa lalunya? Tidak Juna memastikan itu tidak akan terjadi pada Saniscara.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung.......

Salam hangat dari world wide handsome.

1
LyaAnila
wah. kalau gitu kalian akur-akur ya jangan ribut 🥰
LyaAnila: aku udah mampir kak. ditunggu di ceritaku juga ya makasih👍
total 1 replies
LyaAnila
lha bisa-bisanya kok gitu. bapaknya nikah lagi kah?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!