NovelToon NovelToon
World Without End. Final Re:Make

World Without End. Final Re:Make

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Isekai / Light Novel / Fantasi / Anime / Solo Leveling / Mengubah Takdir
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ady Irawan

Keyz berpetualang di Dunia yang sangat aneh. penuh monster dan iblis. bahaya selalu datang menghampirinya. apakah dia akan bisa bertahan?

Ini adalah remake dari novel yang berjudul sama. dengan penambahan alur cerita.

selamat membaca

kritik dan saran di tunggu ya. 😀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Quest 4. Hunting the Goblins. Start

Crying In The Bar And New Hope.

Malam telah larut menyelimuti Sad Town. Hanya beberapa lentera remang-remang yang menerangi jalanan batu yang basah oleh air hujan. Di dalam bar milik Kim, suasana terasa sepi, hanya diisi oleh suara gelas yang bergesekan dan gemerisik sendok kayu.

“Kau semakin mirip dengan gelandangan, Keyz,” ujar Kim dari balik meja bar, membersihkan gelas dengan lap kotor.

“Berisik,” jawab Keyz dengan nada dingin. Ia duduk di kursi kayu, punggungnya sedikit membungkuk, kelelahan fisik dan mentalnya terasa terlihat.

“Aku dengar, kau mempunyai hutang—”

-Brak!-

Belum sempat Kim menyelesaikan kalimatnya, Keyz menggebrak meja bar. Ia berdiri, menatap Kim dengan berlinangan air mata, penuh amarah dan kesedihan yang dalam.

“Kau berisik, Kim…” suara Keyz bergetar. Keputusasaan yang menggunung di dalam dirinya akhirnya runtuh. Tangisnya pun pecah di tengah bar yang sepi.

Saat itulah, seorang wanita keluar dari dapur, membawa segelas besar Rum di tangannya. Itu adalah Ferte—istri Kim. Wajahnya terlihat khawatir.

“Kenapa dengan dia, sayang?” tanya Ferte. “Ada apa dengan Keyz? Kenapa dia menangis seperti itu?”

“Hahaha! Dia tenggelam dalam lautan hutang,” jawab Kim sambil tertawa terbahak-bahak, sama sekali tidak sensitif.

“Kim!!! Kau berisik!!!” teriak Keyz dengan suara serak, frustrasi. “Setidaknya beri aku solusi! Aku membutuhkan pekerjaan—apa pun itu, asal mendapat upah besar!”

“Tenang, bro, tenang,” ujar Kim santai, menepuk bahu Keyz dengan lembut. “Aku ada misi untukmu.”

“Quest?” tanya Keyz cepat, segera menghapus air matanya dengan punggung tangan. “Berapa gajinya?”

“Biarkan Ferte yang menjelaskannya. Aku sedang sedikit sibuk.”

Keyz menatap wanita muda itu—sekitar tiga puluh tahun, wajahnya tenang namun matanya penuh kecemasan. Ferte mendekat, menaruh gelas Rum di depan Keyz.

“Jadi… bisa jelaskan, Nyonya Kim?” tanya Keyz.

Ferte mengangguk pelan. “Akhir-akhir ini sering terjadi kasus penjarahan di sekitar Sad Town.”

Keyz langsung memusatkan perhatian, tubuhnya sedikit condong ke depan. Uang. Dia hanya membutuhkan uang.

“Menurut saksi mata,” lanjut Ferte dengan nada serius, “pelakunya adalah goblin. Mereka dikabarkan sedang membangun kubu di Kota Kuil Runtuh.”

“Goblin, ya?” suara Keyz bergetar dan parau, masih sisa dari tangis didalamnya.

“Kamu menganggap dirimu petualang, kan?” Ferte menatapnya lekat-lekat. “Tolong, bisakah kamu pergi ke Kota Kuil Runtuh dan basmi para goblin pencuri itu?”

Keyz terdiam lama, menarik napas dalam-dalam, membayangkan tumpukan koin emas yang berkilauan di benaknya. Ia tak punya pilihan.

“Mereka mungkin hanya goblin,” lanjut Ferte lembut, “tapi kamu bisa terluka kalau lengah.”

“Aku mengerti,” jawab Keyz datar. “Lalu, berapa banyak yang harus kubasmi?”

“Tidak perlu semua. Hmm… lima puluh ekor aku rasa itu cukup. Tolong ya, Keyz?”

“Baik. Aku akan membereskannya.” Suaranya masih parau.

“Terima kasih,” ucap Ferte, sedikit lega. “Para goblin di Kota Kuil Runtuh tidak akan bisa mempertahankan kekompakan jika jumlah mereka berkurang banyak.” Ia tersenyum tipis. “Aku akan bicara kepada Kim soal upahnya. Aku juga menyiapkan imbalan lain, tapi… tidak seberapa. Khusus untukmu, kalau kamu mau mengambil Quest ini. Tapi jangan berharap lebih.”

“Baik,” ucap Keyz sambil berdiri. “Akan aku lakukan. Tapi, sebagai bukti, apa yang harus aku tunjukkan kepadamu?”

“Para goblin meninggalkan item berupa koin perunggu. Selain itu ada beberapa item lain. Kau bisa membawa koin perunggu itu sebagai bukti.”

“Koin?” Keyz mengernyit. “Apakah koin itu berharga? Berapa nilainya kalau ditaksir ke perak?”

“Hmm… mungkin seribu keping perunggu setara dengan satu koin perak.”

“Cih. Tak bernilai sama sekali,” gumam Keyz kesal.

Ferte hanya tersenyum samar, lalu menambahkan, “Tapi jika kamu beruntung, kau bisa mendapatkan drop item rare berupa pedang. Itu bisa dijual seharga seratus keping emas.”

Mata Keyz langsung menyala—penuh gairah, penuh ambisi. Seratus keping emas! Itu akan menutup sebagian kecil dari utangnya yang mencekik. Senyum sinis tersungging di wajahnya, menggantikan tangsi sesenggukan nya.

“Tunggu hasilnya, Nyonya Kim. Aku berangkat sekarang.” Keyz langsung berlarian menuju pintu keluar. Langkah kakinya penuh dengan semangat.

“Ini masih malam! Lebih baik besok saja kau berangkat! Oi, Keyz—!”

Namun, Keyz sudah membanting pintu bar milik Kim dan melangkah cepat, menghilang dalam kegelapan malam.

Map In The Darkness Of Night

Keyz melangkah menuju gerbang utama Sad Town. Udara malam terasa dingin dan menusuk, walaupun tubuhnya masih kelelahan. Dan seharusnya ia manjakan dengan dengan tidur nyenyak. Bukan keluyuran malam untuk membasmi Goblin.

Lampu-lampu bertenaga kan monster bernama Roar, menyinari langkah kakinya. Cahaya Bulan merah kini menggantikan bulan biru yang kemarin menemani Keyz dalam perburuan Nisel Broar.

Di depan gerbang, Keyz dihadang oleh seorang penjaga—orang yang pertama kali ia temui ketika memasuki kota itu. Penjaga itu bersandar santai pada tombak bajanya memantulkan cahaya Roar yang menari-nari di atasnya.

“Ini sudah terlalu malam untuk jalan-jalan, Keyz,” ujar sang penjaga dengan nada santai.

“Aku harus pergi ke Reruntuhan Kota Kuil,” jawab Keyz datar. Ia memperhatikan prajurit penjaga itu dengan seksama. Sepertinya mereka seumuran, namun Keyz tak yakin, karena sebagian besar wajah pria itu tertutup helm pejuangnya yang memiliki rumbai biru yang bergoyang tertiup angin malam.

“Kau yakin?” tanya penjaga itu, sedikit mengangkat alis di balik helmnya.

“Yakin banget,” sahut Keyz mantap. Ia hanya melihat angka seratus keping emas menari-nari di depannya. “Apakah aku diizinkan untuk keluar?”

“Tentu saja. Hati-hati di jalan.” Penjaga itu menggeser sedikit tombaknya, membuka jalan untuk nya.

Keyz melangkah menuju gerbang, tapi tiba-tiba ia berhenti ketika mendengar suara penjaga itu lagi.

“Kau tahu jalannya?”

Keyz berbalik, sambil nyengir kuda, penuh kepolosan yang menggantikan ekspresi dinginnya. “Iya, ya… tempat itu di mana, ya?”

Sang penjaga hanya bisa menghela napas panjang, tak habis pikir dengan kelakuan Keyz yang sedikit random. Keyz yang satu ini, benar-benar tidak bisa ditebak ya gess?

Tanpa banyak bicara, penjaga itu mengeluarkan selembar peta yang sudah dilipat rapi dari sabuk kulitnya dan menyerahkannya pada Keyz.

Peta itu digambar dengan jelas—tertera Nisel Mountain, Dataran Rakau, Reruntuhan Kota Kuil, Gunung Merapi, dan tentu saja, Sad Town di tengah-tengahnya. Peta itu adalah jendela menuju dunia baru yang luas dan berbahaya.

Setelah yakin dengan arah tujuannya. Keyz menggulung peta itu dengan cepat, menyelipkannya ke dalam tas ranselnya yang besar seolah itu adalah harta karun paling berharga di dunia. Ia tak membuang waktu sedetik pun untuk mengucapkan terima kasih yang sopan.

Ia berlari ke arah kegelapan yang membentang di Dataran Rakau. “Tengkyu, bro!” serunya tanpa menoleh.

Penjaga itu hanya tersenyum kecil di balik helmnya, melihat siluet Keyz perlahan menghilang ditelan malam. Tanpa membalas sepatah kata pun, ia melangkah kembali ke pos jaga, dan kembali bersiaga.

Under the Blue Moon

Keyz bergerak cepat melintasi Dataran Rakau. Di atasnya, bulan bersinar dengan warna biru yang aneh, menggantung rendah di cakrawala, memancarkan cahaya dingin yang membuat segalanya tampak seperti lukisan kusam. Angin berdesir pelan, dan hawa dingin yang menusuk tulang, menciptakan suasana yang mencekam dan sunyi.

Tak lama kemudian, siluet Kota Kuil Runtuh mulai terlihat. Reruntuhan itu benar-benar sudah luluh lantak; puing-puing batu besar berserakan, pilar-pilar kuno roboh sebagian, dan sisa-sisa bangunan menyerupai gigi-gigi hitam yang rusak di tengah padang rumput.

Keyz berhenti sejenak di batas reruntuhan. Ia mengeluarkan katalog panduan Monster pemberian Baf, mencari tahu makhluk apa yang mendiami wilayah ini.

Ia membaca deskripsi monster pertama: Beak. Monster ini mirip bebek, namun—anehnya—berkokok? Ini malam hari woi!!. Drop itemnya? Thick beak, Large feet, dan Goose feathers. Keyz mengernyit. Drop item dari monster itu sangat tidak nyambung dengan penampakannya.

Lalu, monster kedua: Rat Knight. Penampakannya mirip manusia tikus, dengan kumis enam helai menghiasi wajahnya. Drop itemnya sedikit lebih masuk akal: Beliung Tua, Hematite, dan Black Stone.

Keyz menutup katalognya, menghela napas panjang, lalu mendongak ke arah rembulan biru. Ia mencoba mencerna alur cerita dunia ini yang semakin lama semakin tak karuan dan melawan logika. Entah apa yang dipikirkan oleh sang penulis. Dia sendiri pun tak tau. :p

Namun, bukan keanehan dunia yang membuatnya terpaku. Seketika, ia teringat bayangan hutangnya yang menggunung, kalung dingin di lehernya, seratus keping emas yang selalu terbayang di depan matanya.

"Sial. Kenapa aku harus mengalami nasib sial terus?" gumamnya.

Tanpa membuang waktu lagi, Keyz melesat ke arah pusat reruntuhan. Dengan sesekali menyerang monster-monster aneh—Beak dan Rat Knight—yang mendekatinya dengan pedang Syalala-nya yang sudah benar-benar tumpul, ia terus bergerak maju, meninggalkan kepulan asap monster yang memuai di belakangnya.

Akhirnya, ia tiba di tempat tujuannya.

 Reruntuhan Kota Kuil. Atau Kota Kuil Runtuh.

 Terserah. Penulisannya lupa mana yang benar.

1
Surya
keren ini transmigrasi ke dunia game kah?
PiaPia_PipiOlipia
woh ada cerita tambahannya 💪💪💪
PiaPia_PipiOlipia
wuih. puluhan bab sekaligus. ini mah setara dengan satu buku.😍😍😍😍
PiaPia_PipiOlipia
Bagus
Ady Irawan
Kritik dan saran di tunggu ya gess
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!