Xiao Mei Ling, gadis muda berbakat dialam Surgawi, terlempar kedunia bawah saat tanpa sengaja terperosok kedalam lubang pusara dihutan kematian ketika mencari tanaman herbal.
Dunia bawah yang hampir sama dengan alam Surgawi, namun tak ia ketahui seluk-beluknnya. Jelas membuat Xioa Mei Ling kebingungan.
Namun ditengah keputus-asaan itu, tanpa sengaja ia menemukan kerangka manusia ditempatnya terlempar. Saat ia akan menguburkan kerangka itu dengan layak, kilasan ingatan milik kerangka itu memasuki fikiran, ketika ia menyentuh bagian tengkorak.
"Hah, namanya sama denganku dan wajahnya..?"
"Baik, aku akan menggantikanmu menjaga keluargamu. Terimakasih Xiao Mei Ling, maaf aku memanfaatkanmu untuk bisa hidup didunia ini."
Bagaimana perjalanan hidup Xiao Mei Ling didunia bawah ini bersama dengan ruang dimensi Long yang ia miliki.
Apa ia akan hidup seperti dialam Surgawi.?
Atau malah menjadi seseorang yang jauh lebih berkuasa...?
Mari ikuti kisahnya dalam cerita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai menertibkan
Lima ratus pengawal bayangan dengan pedang ditangan, duduk bertumpu kaki dilantai pelatihan. Saling melirik, mencari jawaban akan pertanyaan kenapa mereka dikumpulkan.
Seribu prajurit penjaga kediaman menatap bingung pada para majikan, yang berdiri dipanggung pengawasan. Apa ada yang sudah menyinggung para bangsawan itu, sampai mereka ditertibkan.
Sedangkan dua puluh koki dan seratus pelayan, bersimpuh takut dengan tubuh bergetar. Kepala tertunduk dalam, keringat dingin mengucur deras dari tangan yang saling meremas erat.
"Aku tidak tahu kesalahan apa yang sudah dibuat oleh klanku, sampai kalian berani berkhianat." ucap geram ketua Xiao.
Alis para pengawal, prajurit, koki dan pelayan, saling merajut. Bertambah bingung dan takut.
Retina Xiao Mei Ling bergerak liar, merotasi wajah-wajah yang menampilkan bermacam ekspresi.
Wajah manis cantik rupawannya, berubah bengis bak Dewi pencabut nyawa.
Mei Ling menggerakkan tangan, membentuk pola rumit guna mengaktifkan arai pelindung.
Mata semua orang terbelalak sempurna, nyaris melompat dari cangkangnya.
Nona muda yang baru saja kembali, rupanya sudah bersiap menguliti hidup-hidup para pelakon kejahatan dikediaman klan Xiao.
Alam surgawi, dunia ilusi, alam bawah tingkat ketujuh dan sembilan. Memang terkenal akan para pendekar kultivasi.
Pandai besi yang pakar membuat senjata dan kerajinan tangan apa saja berbahan logam dan batu permata.
Begitu pun dengan alkemis dan tabib Dewa, berada dikeempat alam dunia itu.
Jadi, apakah Xiao Mei Ling juga menguasai ilmu kultivasi, nanti akan mereka temukan jawabannya.
Wus
Mei Ling mengibaskan tangan, seratus botol porselen melayang diudara hampa.
Nyaris semua pasang mata mendelik sempurna dengan jantung berdegub kencang. Tubuh-tubuh yang semula bergetar, kini nyaris tumbang tersungkur.
"Bagikan pil-pil itu dan minta mereka langsung menelannya." titah tegas Mei Ling.
Fang Lee, Qiu, Kang , Yei, Chun, Jun, Jian, Lie dan Yun, melakukan apa yang diperintahkan adik mereka.
Tak ada yang bisa membantah, semua patuh menjalankan titah. Begitu pil diterima, kesemua tersangka langsung menelannya.
Lima menit berlalu, dirasa pil telah bekerja Mei Ling mulai menjalankan aksi.
"Kalian tahu pil apa yang sudah kalian telan itu..?" Mei Ling menyeringai.
"Tidak nona muda...!"
"Itu adalah pil kejujuran tingkat tinggi dengan kemurnian 100%."
"Apa...!"
Para orang dewasa terhuyung memegang kepala, menatap Mei Ling yang kini terbahak seram bak Dewi neraka.
Pil legenda, didunia alam bawah lapis tiga jelas barang yang amat sangat langka. Bahkan nyaris tak ada dan mungkin cuma tinggal cerita saja.
Tapi Mei Ling, gadis itu memilikinya bahkan dalam jumlah yang amat banyak.
Para pengawal bayangan, prajurit, koki serta pelayan jujur ikut terkejut dan semakin bingung saja. Ini ada apa dan kenapa, lalu siapa yang berani berkhianat sebenarnya.
Tapi tidak untuk para pemberontak yang sudah bergidik ketakutan. Keringat dingin membajiri kening, pelipis dan punggung para insan tak tahu diri itu.
Ada yang sudah menggigit lidah, bibir bahkan mengeluarkan pil beracun. Bersiap untuk mengakhiri hidup.
Mei Ling tersenyum miring, melihat pergerakan halus para penyusup.
"Siapa yang menaruh racun pada setiap makanan dan minuman anggota keluarga klan Xiao..?" tanya tajam Mei Ling dengan suara menggelegar.
"Saya nona muda...!"
Enam koki bersama delapan budak wanita terjingkat kaget, serempak menjawab sembari mengacungkan tangan.
Mereka kompak menampar bibir masing-masing, lalu bersujud hingga dahi menyentuh tanah. Memohon ampun, mengucapkan nyanyian penyesalan.
Lagi, semua mata pria dewasa klan Xiao dan Gu mendelik.
"Siapa yang menjadi mata-mata dan ikut membunuh semua anggota keluarga klan Xiao juga paman Jun...?"
Set ach kres
Leher disayat, pil racun ditelan bersamaan suara memekik kesakitan dari dua puluh pengawal bayangan dan enam puluh prajurit.
Tak berselang lama ada yang menggelepar kejang, setelah memuntahkan darah kental dari mulut.
"Saya nona muda...!"
Tiga puluh pengawal bayangan dan tujuh puluh prajurit yang tak bisa menahan diri, angkat tangan mengaku tanpa sadar.
Sekuat apapun mereka menggigit lidah dan bibir, nyatanya tak mampu mencegah pita suara para penjahat itu berucap jujur.
"Bajingan, keparat kalian semua..!" murka ketua Xiao.
Sring
Para pria menarik pedang mereka, bersiap memenggal semua penghianat itu.
Kumpulan pemberontak tak mau ketinggalan, ikut menghunuskan pedang dan siap melawan.
Namun Mei Ling bertidak gesit. Meliukkan tangan, melempar senjata rahasia menebas lengan para penjahat itu.
"Aacchhh...!"
Jerit nyaring dengan tubuh roboh membentur tanah, sembari memegangi lengan kanan yang tak lagi utuh.
Ketua Xiao dan Gu serta para paman, kakak dan ayah Xiao Mei Ling tercenung kaku. Kesemuanya kompak menelan ludah pahit dengan susah payah.
Sedangkan para prajurit, pengawal, koki dan pelayan, menguarkan ekspresi yang berbeda-beda.
Ada yang membeliakkan mata, ada yang bergetar ketakutan, ada yang berwajah pucat bagai tak berdarah dengan tubuh kaku, melihat kejadian tragis itu.
Semua pasang mata melirik Mei Ling, yang kini berdiri dengan tangan menyilang dibalik punggung, menatap para penghianat nyalang.
Aura membunuh yang sedikit dihempaskan gadis itu, menekan, mengintimidasi semua insan.
Bagi para ahli beladiri, hanya merasa sesak dan limbung. Tapi untuk yang tak memiliki Qi dan tenaga dalam, sudah jatuh tersungkur menggelepar mimisan muntah darah ditanah.
Wus
Mei Ling mengeluarkan pil pengembali jiwa dan air spiritual, setelah menanyai siapa dalang yang memerintahkan mereka.
"Minum itu...!" titah tegas mendominasi Mei Ling.
Para insan setia nan jujur tanpa protes gegas menjalankan perintah.
Sementara semua penghianat sudah dibuat tak berdaya menjemput ajal.
"Aaa...!" pekik pelayan wanita ketakutan. Beringsut berkumpul kesudut lapangan, melihat tubuh bergelimpangan bersimbah darah.
Sementara para prajurit dan pengawal, sigap berdiri menghunuskan pedang sembari melayangkan tatapan kebingungan.
Para koki, berdiri limbung dipojokan dengan kaki bergetar.
"Bunuh para penghianat itu." titah ketua Xiao.
"Baik...!"
Cars Jleb
Kepala terpisah dari raga, jantung terkoyak tombak dan pedang. Menjadi cara tragis menyakitkan para penghianat itu kehilangan nyawa.
Semua mayat dikumpulkan, lalu dilahap habis dengan api abadi milik Xiao Mei Ling. Tanpa ada bekas, bahkan setitik debu pun tak ditinggalkan.
"Ini peringatan untuk kalian, yang berani menghianati klan Xiao dan Gu." ancam ketua Xiao.
"Jangan ada yang mengatakan soal kejadian ini diluaran. Jika ada yang melanggar, aku pastikan kalian tidak akan melihat matahari terbit diesok hari."
"Baik nona muda...!"
Mei Ling mengeluarkan pil penghilang ingatan, terkhusus bagi para pelayan wanita dan koki agar tak trauma dimasa depan.
Setelah selesai, semua kembali ketempat masing-masing. Sedangkan anggota pria keluarga klan Xiao dan Gu, berkumpul dipaviliun pertemuan.
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
.masih banyak typo..