elara adalah seorang "pengganggu" yang tiba-tiba terlempar ke dalam dunia novel fantasi dan dipaksa oleh sebuah entitas kejam bernama Sistem 'Eros' untuk menyelesaikan Misi Utama: Merebut hati Pangeran Rayden, Pemeran Utama Pria yang terkenal dingin dan misterius. Kegagalan berarti kehancuran total.
Berbekal panduan misi yang kaku dan serangkaian taktik romantis klise, Elara memulai penyerbuannya. Namun, sejak pertemuan pertama, System 'Eros' mengalami bug besar: Pangeran Rayden kini dapat mendengar setiap pikiran, komentar sinis, rencana kotor, dan bahkan sumpah serapah Elara yang tersembunyi jauh di dalam hatinya.
Tiba-tiba, setiap pujian yang Elara lontarkan terdengar palsu karena Rayden mendengarnya menambahkan, "Semoga dia tersedak tehnya," dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Hadiah Konyol dan Persembunyian Rencana
Pagi setelah Elara mengungkapkan detail kudeta, suasana di Kastil Astrea terasa dingin dan waspada—setidaknya di kalangan staf Rayden. Namun, di mata para bangsawan, Pangeran Rayden dan Lady Kaelin tampak semakin mesra. Mereka harus begitu.
[Poin Cinta: 65%. Status: Stabil. Tugas: Berikan hadiah romantis yang konyol kepada PUP di depan umum. Tetap fokus pada 'Pengalihan Strategis'.]
Elara dan Rayden telah sepakat. Hadiah itu harus konyol, namun cukup romantis untuk menipu Sistem. Pilihan Elara: sebuah jepit rambut berbentuk bebek karet yang dicat emas, yang entah bagaimana ia temukan di antara pernak-pernik kuno di pasar kastil.
Mereka memilih waktu di sore hari, saat mereka berjalan di taman yang ramai, tempat banyak bangsawan berkumpul untuk minum teh.
"Rayden," kata Elara, menarik lengan Rayden dan berhenti di dekat gazebo di mana beberapa bangsawan, termasuk Duchess Vina yang sinis, sedang minum teh. "Aku ingin memberimu ini."
Rayden menatap jepit rambut bebek emas itu dengan ekspresi tak percaya. Matanya sedikit melebar, tetapi dia berhasil menjaga wajahnya tetap netral.
"Oh, Elara," kata Rayden dengan suara yang sedikit dilebih-lebihkan, mengambil jepit itu dengan ujung jarinya. "Ini... sungguh indah."
"Indah? Kau pikir ini indah? Ini adalah bebek karet yang dicat emas! Kenapa aku harus memberinya bebek karet? Aku yakin bebek ini lebih cocok menjadi hiasan kamar mandiku. Aku yakin Pangeran Rayden akan menyimpan ini di kotak perhiasannya yang mahal, di samping warisan kerajaan. Ini memalukan."
Rayden tersenyum, senyumnya kali ini sangat lebar dan penuh arti. "Pikirannya penuh dengan pemikiran tentang kamar mandi dan kotak perhiasan kerajaan. Dan dia khawatir bebek ini akan memalukan," Rayden berbalik ke arah para bangsawan di gazebo. "Lady Kaelin memiliki selera humor yang sangat unik dan... tulus. Aku akan menyematkannya di zirahku saat aku pergi bertempur."
[Poin Cinta: +5%. Total: 70%. Tindakan 'Romantis' yang diselingi humor mental yang kuat. Reaksi positif dari PUP.]
Duchess Vina, yang mengamati dari jauh, berbisik kepada temannya, "Jepit rambut bebek? Wanita itu benar-benar gila, atau dia yakin Rayden akan melakukan apa pun yang dia inginkan." Bisikan itu cukup keras untuk didengar Elara.
"Ya, aku gila, Duchess. Dan aku akan menyelamatkan kerajaanmu dari kudeta yang akan datang, sementara kau sibuk menilai perhiasanku. Fokus, Elara. Rencana militer. Pikirkan formasi 'Segitiga Delta' yang Rayden ajarkan. Pikirkan bahwa itu adalah rencana termudah untuk memecah formasi musuh di gerbang utara."
Rayden, yang sedang berbicara dengan beberapa pengawal di dekatnya, tiba-tiba memotong pembicaraan mereka. "Kapten, saya ingin formasi Segitiga Delta digunakan dalam latihan militer minggu ini. Saya ingin memastikan semua unit memahaminya, terutama di gerbang utara."
Para pengawal itu mengangguk, terlihat sedikit bingung dengan perintah mendadak itu. Elara tersenyum puas. Dia berhasil. Dia menyebarkan perintah militer rahasia di depan mata semua orang, termasuk mata-mata Duke Veridian yang mungkin sedang menguping di antara para bangsawan.
Elara mendekati Rayden dan berbisik lisan, "Mengapa kau sangat menyukai bebek ini, Yang Mulia? Aku menemukannya secara acak."
"Tentu saja, aku tahu dia suka bebek itu. Dia suka bebek itu karena bebek itu memberinya informasi rahasia. Semoga Duke Veridian mengira kita sedang membicarakan mainan konyol, padahal kita sedang membicarakan pertahanan kastil."
Rayden melirik Elara, tatapannya tajam, namun ekspresinya lembut. "Karena hadiah ini mengingatkanku bahwa kejujuran adalah hal paling berharga di dunia ini. Dan aku akan menghargai kejujuran itu, di atas segalanya." Rayden kemudian mengalihkan perhatiannya ke bangsawan lain, sambil diam-diam mengatur strategi baru berdasarkan pikiran Elara.
[Poin Cinta: +7%. Total: 77%. Pengakuan PUP tentang nilai 'kejujuran' Anda memicu peningkatan yang signifikan.]
Elara menyadari, setiap kali Rayden memuji 'kejujurannya' atau 'pikiran'nya, Poin Cinta meningkat drastis. Dia tidak jatuh cinta pada Lady Kaelin yang palsu, tetapi pada Elara yang terpaksa jujur.
Saat mereka kembali ke kastil, Elara mengirimkan satu pikiran terakhir kepada Rayden: "Rencana kudeta tidak akan terjadi dalam dua minggu, tapi sepuluh hari. Mereka memajukan jadwal. Aku melihatnya dalam sebuah kilasan alur cerita. Kau harus bergerak lebih cepat, Rayden."
Rayden, yang berjalan di depannya, berhenti tiba-tiba. Dia berbalik, wajahnya kini pucat. Dia tidak mengatakan apa-apa kepada Elara, hanya mengangguk kecil, tatapannya kini dipenuhi urgensi yang mencekam.
"Tia!" panggil Rayden dengan suara keras. "Batalkan semua janji saya untuk tiga hari ke depan. Siapkan peta militer di ruang kerja saya. Saya harus segera menyiapkan pertahanan kastil."
Elara tahu, permainan romantis mereka harus ditunda. Ancaman dari Duke Veridian kini sangat nyata, dan mereka berdua harus berjuang untuk Kerajaan Astrea dan untuk kelangsungan hidup mereka sendiri.
