SEQUEL KEDUA ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!
Lucas Lorenzo yang mendapati kenalan baiknya Philip Newton berada di penjara Santa Barbara, ketika mengunjunginya siapa sangka Lucas dimintai tolong oleh Philip untuk menyelamatkan para keponakannya yang diasuh oleh sanak keluarga yang hanya mengincar harta mendiang orang tua mereka.
Lucas yang memiliki hutang budi kepada Philip pun akhirnya memutuskan untuk membantu dengan menyamar menjadi tunangan Camellia Dawson, keponakan Philip, agar dapat memasuki kediaman mereka.
Namun siapa sangka ketika Lucas mendapati kalau keponakan Philip justru adalah seorang gadis buta.
Terlebih lagi ada banyak teror di kediaman tersebut yang membuat Lucas tidak bisa meninggalkan Camellia. Ditambah adanya sebuah rahasia besar terungkap tentang Camellia.
Mampukah Lucas menyelamatkan Camellia dari orang yang mengincarnya dan juga kebenaran tentang gadis itu? Lalu bagaimana jika Camellia tahu bahwa Lucas adalah seorang mafia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6. RENCANA
Dua hari telah berlalu sejak insiden di ruang tamu. Luka di pelipis Camellia mulai mengering, meski bayangan kejadian itu masih melekat jelas. Lucas menjaga jarak dengan bijak, hadir tanpa menekan, berbicara tanpa memaksa, namun selalu ada ketika dibutuhkan. Camellia mulai terbiasa mendengar suaranya sebagai penanda kehadiran yang tak menuntut, hanya mengisi.
Sementara itu, di balik pintu tertutup ruang kerja keluarga Dawson, Oliver dan Margaret memutar rencana dengan bisikan yang dipenuhi racun. Mereka tidak mau tinggal diam begitu saja membiarkan Lucas semakin bebas di rumah, bahkan memberikannya pengaruh untuk Camellia.
"Anak itu sudah mulai percaya padanya," desis Margaret, menggenggam cangkir teh dengan tangan gemetar. "Ini lebih buruk dari yang kita perkirakan. Kalau Lucas terus tinggal di sini, warisan itu bisa benar-benar jatuh ke tangannya."
Oliver berdiri di depan jendela, memandangi taman di mana Camellia biasa duduk sebelum kehilangan kedua orang tuanya. "Kita terlalu lama bersabar," gumamnya. "Sekarang waktunya bertindak."
Margaret mendekat. "Kita masih punya Adrian."
Oliver tertawa pendek, getir. "Setelah memukul Camellia di depan semua orang? Nama Adrian sudah rusak. Bahkan pelayan-pelayan itu mulai meragukan kita."
"Tapi Adrian masih mau bekerja sama. Dan dia masih punya sesuatu yang bisa kita gunakan," kata Margaret.
Oliver menoleh tajam. "Apa maksudmu?"
Margaret mengeluarkan selembar kertas dari laci tersembunyi. Di atasnya tertulis catatan keuangan, berisi sejumlah transaksi mencurigakan yang dilakukan oleh Lucas beberapa tahun lalu, ketika pria masih belajar hukum dan bekerja paruh waktu di firma kecil yang hampir bangkrut. Informasi dari Adrian yang jelas tidak tahu apa-apa tentang Lucas.
"Dokumen ini belum pernah muncul ke publik. Tapi dengan sedikit 'dorongan', kita bisa memutar cerita seolah Lucas punya niat buruk sejak awal. Datang demi warisan. Mungkin ... memalsukan wasiat. Orang-orang menyukai bahan gunjingan seperti ini," jelas Margaret dengan senyum senang.
Oliver mengangkat alisnya. "Kau menyimpan ini sejak awal?"
Margaret tersenyum licik. "Kau pikir aku akan membiarkan Lucas merusak semua yang sudah kita bangun? Tidak akan."
Sementara itu, di taman belakang, Lucas sedang duduk di bangku rotan sambil membacakan buku cerita untuk Camellia. Suaranya tenang, dan Camellia tampak larut dalam lantunan kata-kata. Sesekali ia tersenyum atau menundukkan kepala saat ada kalimat menyentuh hati.
Lucas menutup buku setelah beberapa halaman. "Kau suka cerita seperti ini?" tanyanya.
Camellia mengangguk. "Kata-kata adalah dunia yang bisa kulihat lewat telinga dan hati. Sama seperti musik."
Lucas tersenyum, menatap wajah gadis itu yang diterpa sinar sore. Ada kesedihan di matanya, tapi juga kekuatan. Ia ragu, namun tetap bertanya, "Camellia ... apa kau percaya padaku?"
Camellia diam sejenak. "Kupikir begitu. Tapi kepercayaan adalah sesuatu yang harus tumbuh, bukan?"
Lucas menundukkan wajah, bersyukur kalau Camellia tidak bisa melihat ekspresi Lucas saat ini. Ia tahu kalau dirinya datang ke sini dengan niat baik, menyelamatkan Camellia dari jeratan orang-orang gila harta di rumah sekitarnya. Tapi tetap saja Lucas adalah sebuah kebohongan itu sendiri. Lucas memalsukan identitas, pekerjaan, dan banyak hal dari Camellia yang begitu memercayainya. Lucas tidak bisa membongkar siapa dirinya untuk saat ini, karena terlalu berbahaya untuk Lorenzo di saat Lucas tidak tahu seperti apa gerakan musuh. Lucas hanya merasa bersalah kalau dirinya telah ingkar janji sejak awal untuk bicara jujur pada gadis ini.
Malamnya, ketukan terdengar di pintu kamar Lucas. Mengganggu istirahat dan mata pria itu yang hendak lelap dalam tidur. Saat dibuka, Margaret berdiri di ambang pintu, rapi dan sopan, dengan wajah penuh senyum palsu.
"Ada yang ingin kami bicarakan denganmu. Di ruang kerja," katanya.
Lucas mengangguk curiga. Ia tahu kalau ada hal yang direncakan dua orang ini sekarang. Begitu ia duduk di sana, Oliver melemparkan amplop berisi salinan dokumen ke arah meja.
"Kalau kau benar-benar orang yang jujur, kenapa kau menyembunyikan masa lalumu?" kata Oliver dengan nada ingin mendominasi.
Lucas membuka dokumen itu. Matanya menelusuri data transaksi lama, tuduhan penyalahgunaan dana klien, kasus yang sempat menyeret namanya meski akhirnya ia dibebaskan karena bukan pelaku utama. Ingin sekali Lucas tertawa saat ini, tapi ia berusaha keras menahan diri dan bersikap tenang. Bagaimana tidak, karena dokumen itu hanyalah berisi identitas palsu miliknya. Tentu Lucas harus menyelipkan beberapa cacat pada dirinya untuk menjauhkan kecurigaan tentang siapa diri Lucas yang asli.
"Aku sudah membersihkan namaku. Tidak pernah terbukti bersalah," kata Lucas tenang, mengikuti permainan Oliver dan Margaret.
"Tapi masyarakat tidak butuh pembuktian hukum, mereka hanya butuh cerita. Dan kami bisa menciptakan cerita yang membuat semua orang menolakmu, termasuk Camellia," ancam Oliver.
Lucas berdiri perlahan. "Jadi ini permainan kalian?"
Oliver mendekat. "Kami beri kau pilihan, Lucas. Tinggalkan rumah ini. Tinggalkan Camellia. Atau kami akan membuat seluruh negeri percaya bahwa kau adalah pembohong yang datang demi harta," Oliver mengancam tanpa ragu.
Lucas menatap mereka berdua. Lalu ia berkata, "Kalian lupa satu hal. Camellia bukan gadis kecil yang bisa kalian kendalikan lagi. Kalian bisa menyebarkan cerita, tapi kalian tak bisa lagi mengambil hatinya untuk kalian mainkan."
Margaret mendesis. "Hati? Dia hanya orang buta yang tersentuh oleh simpati!"
Lucas mendekat, suaranya dingin. "Lakukan saja apa yang mau kalian lakukan. Karena itu tidak akan berhasil," tantang Lucas, kemudian meninggalkan ruangan tersebut.
Keesokan paginya, Camellia mendengar percakapan Jane dan salah satu pelayan muda dari balik dapur. Meski mereka berbisik, telinga Camellia tajam.
"...katanya Tuan Lucas pernah terlibat skandal dulu ...."
"... tapi dia tetap baik pada Nona Camellia ...."
"... Margaret yang menyebarkannya ...."
Camellia diam. Tapi jantungnya berdebar. Siapa pun bisa punya masa lalu. Namun Camellia hanya sedikit ragu, karena ia tidak pernah mendengar apa pun tentang Lucas. Pria itu seakan selalu mengalihkan pembicaraan setiap kali Camellia bertanya banyak hal tentang diri Lucas.
Ketika Lucas datang membawakannya sarapan, Camellia memanggilnya duduk.
"Aku dengar sesuatu," kata Camellia pelan. "Tentang masa lalu."
Lucas tak terkejut. "Aku tahu itu akan sampai padamu."
"Benarkah?" Camellia menggenggam cangkir teh hangat. "Kau pernah berbuat salah?"
Lucas menarik napas, berusaha mengingat cerita yang telah ia susun semalam saat tahu kalau Camellia akan bertanya tentang masalah ini. "Aku pernah bodoh. Mengikuti orang yang salah. Aku hampir kehilangan masa depanku karena satu keputusan buruk. Tapi aku belajar. Dan aku berubah."
Camellia menunduk. "Aku juga pernah takut bicara. Diam karena tak percaya siapa pun akan mendengarkan. Tapi sekarang aku ingin belajar bicara, bahkan ketika aku takut."
Sore itu, ketika Oliver dan Margaret hendak mengundang wartawan lokal untuk 'membuka aib' Lucas di hadapan publik, mereka dikejutkan oleh Camellia yang berdiri di ruang tamu, bersama Jane dan Lucas.
"Aku ingin bicara dengan kalian," ujar Camellia dengan suara tegap.
Margaret menyipitkan mata. "Apa yang kau ingin sampaikan, Camellia?"
Camellia menoleh ke arah suara mereka. "Aku ingin kalian berhenti. Berhenti mengatur hidupku. Berhenti menyebarkan kebohongan tentang Lucas."
Oliver melangkah maju. "Kami hanya melindungimu."
"Dari siapa?" potong Camellia. "Dari orang yang jujur? Atau dari kenyataan bahwa aku sudah tidak bisa kalian kendalikan?"
Margaret terdiam.
Camellia melanjutkan."Selama ini aku diam. Karena kalian berkata aku terlalu lemah. Tapi aku mulai melihat dengan cara yang berbeda. Dan aku tahu siapa yang tulus, siapa yang tidak."
Lucas berdiri di sampingnya. Tak menyela. Hanya mendampingi.
Camellia mengambil napas. "Kalau kalian terus memfitnah Lucas. aku sendiri yang akan bicara pada media. Tentang kekerasan yang dilakukan Adrian. Tentang bagaimana kalian menyuruhku menikahi pria yang mencederai aku demi warisan."
Oliver dan Margaret memucat.
"Kalian mau membuka aib?"Camellia tersenyum tipis. "Aku bisa buka semuanya."
"Oh, Camellia. Kami hanya mengkhawatirkanmu, sungguh. Kami yang mengasuhmu secara sah, dan kami punya tanggung jawab untuk menjagamu dari orang-orang jahat. Kami bukan mengendalikanmu, kami hanya mengarahkanmu pada yang benar dan salah seperti orang tua pada umumnya. Seperti kami membesarkan Briana. Ada pria asing datang dan mengaku tunanganmu, dan kau percaya padanya. Lalu bagaimana mungkin kami tidak khawatir padamu," ucap Margaret yang menangis.
Ah, drama klasik, bahkan Rosetta lebih hebat berakting dibandingkan wanita tua ini, pikir Lucas sebal.
Lucas dapat melihat air muka Camellia berubah sendu. Tahu kalau gadis itu saat ini merasa bimbang dan tidak tega setelah mendengar ucapan dari bibinya itu. Bodoh? Tidak, Camellia hanya memiliki hati lembut dan empati yang tinggi. Bukankah Karena hal itu gadis ini dapat dimanipulasi oleh orang-orang brengsek ini?
Lucas hanya diam. Ia ingin tahu sejauh apa paman dan bibi Camellia ini bertindak.
karna saking kaget nya Cammy bisaa meliy lagi, dan orang² yg pernah mengkhianati Cammy menyesal
oiya btw kak, kan kemarin ada part yg Lucas bilang " dia lebih tua dari mu " itu Arthur atau Rose, terus umur Rose berapa sekarang, aku lupaa eee