Apa jadinya jika mika seorang remaja 17 tahun masuk ke dalam tubuh ratu di masalalu , ratu yang di musuhi oleh seluruh penghuni istana karena tak bisa memberikan keturunan pada sang raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rica Ricu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabur
Anya menatap malas kedua pelayannya Mia dan Levi, dua wanita itu tengah mempersiapkan baju terbaiknya dan juga segala jenis wewangian, mereka bilang malam ini adalah kali pertama raja mengunjunginya setelah beberapa bulan lalu.
"Aku sangat berbahagia untukmu yang mulia, semoga malam ini anda melakukannya dengan baik" Kata Mia.
"Melakukannya dengan baik? Tch siapa juga yang ingin tidur dengan arogan itu" Gerutu Anya dalam hati.
"Kami sudah menyiapkan semuanya, ini juga sudah pukul 5 sore , mari yang mulia kita akan mandi, kami sudah menyiapkan lulur untukmu" Kata levi.
"Hoaaammm" Anya menguap hebat "Bisakah aku tidur 30 menit?" Tanyanya.
"Oh tentu saja, kami akan pergi dulu kalau begitu"
"Ya ya, nanti kalian boleh membangunkanku lagi"
"Baik yang mulia" Levi dan Mia segera berdiri dari acara berlututnya dan keluar dari ruangan Anya kemudian.
"Aku akan lari!"
...****************...
Anya berlarian disepanjang jalan istana, ia harus mencari tempat sembunyi agar Alaric tidak menemukannya malam ini.
"Hiaaa kemana aku harus sembunyi?!" Teriaknya frustasi.
Dari arah berlawanan ia melihat Viviene dan kedua pelayannya berjalan dengan pelan dan anggun, melihat hal itu ia mulai berhenti berlari dan berjalan dengan baik.
"Yang mulia ratu?" Sapa Viviene.
"Y-ya? Bagaimana kabarmu? Cuaca panas sekali karena itulah aku melakukan olahraga untuk membakar lemak, jadi aku berlari tadi" Bohongnya.
Viviene mengulas senyum lembutnya, jika dilihat sekilas tak ada yang salah dengan wanita selembut Viviene, ia terlihat baik dan ramah, namun entah mengapa ia merasa sikap wanita ini hanyalah palsu.
"Begitu ya? Bolehkah aku berbicara sebentar?" Tanya Viviene.
"Ya tentu katakan saja"
"Kalian berdua pergilah aku akan berbicara dengan yang mulia ratu" ujar Viviene pada kedua pelayannya.
"Yang mulia? aku mendengar dari tabib bahwa kau kehilangan ingatan setelah tenggelam dikolam"
"Ya begitulah, mungkin aku memerlukan waktu untuk mengingat semua orang, aku harap mereka memaklumiku"
Viviene masih saja mengulas senyum lembutnya mendengar ujaran Anya.
"Itu berarti kau tak mengingat apapun tentangku" Kata Viviene.
"Tidak, aku belum membaca novelnya sampai habis, aku tidak tahu tentang dirimu" Jawab Anya.
Sebenarnya Viviene tampak Kebingungan dengan maksud novel yang Anya sebutkan, namun Dari yang ia ketahui adalah wanita ini sama sekali tak mengingatnya.
"Tak masalah yang mulia, kita bisa memulainya sejak awal kan?" Viviene tampak meraih tangan Anya.
"Tentu, aku bukan tipe orang yang suka mengacau orang lain, jika hubungan kita dulu sangat buruk maka aku bersedia memperbaikinya" Ucap Anya.
Viviene mengangguk sebelum kembali melanjutkan kalimatnya, "Anak yang ku kandung adalah anak yang mulia raja" Katanya sembari mengusap perutnya yang masih rata.
Anya tampak mengerutkan alisnya bingung, ia juga sudah tau bahwa anak itu adalah milik Alaric, lalu kenapa Viviene seolah ingin menekankan hal itu.
"Dia adalah penerus raja, kuharap suatu saat nanti jika yang mulia raja memberi kedudukan ratu utama untukmu kau bisa tau kenapa yang mulia raja melakukannya, karena aku adalah ibu calon penerus raja" Lanjut Viviene.
"Nona Viviene, semua orang disini tau bahwa kau adalah istri kedua suamiku dan sekarang kau sedang mengandung, semua orang tau itu , jadi apa maksudmu kau mengatakan hal itu padaku , rasanya tidak etis jika berkata demikian pada wanita yang tidak beruntung sepertiku, itu bukanlah sikap seorang ratu" Tekan Anya.
Viviene tertegun dengan ucapan Anya, ia hanya diam tak menjawabnya.
"Kau tau kan wanita ini, maksudku adalah aku itu wanita yang mandul dan tak bisa memberi keturunan pada raja, tapi setidaknya jangan mengingatkanku tentang hal itu, kau mungkin bisa menyakiti hatinya" Kata Anya.
"Yang mulia aku tidak bermaksud.."
"Nona Viviene" Potong Anya , "Wanita ini sudah mengorbankan banyak hal untuk menjadi ratu, sekarang dia juga harus berkorban lagi untuk kebahagiaan suaminya, jadi tolong jangan melakukan hal lebih agar tidak terlalu menyakitiku"
"Maafkan aku" Sesal Viviene.
"Tak masalah semoga kau beruntung, aku harus pergi" Pamit Anya, Anya menjinjing gaunnya dan berlari pergi meninggalkan Viviene.
"Ck, dia tidak marah?"
...****************...
Alaric memasang senyum tipisnya mengiringi langkah kaki berjalan menuju ruangan Anya, ia sudah mengatakan pada kedua pelayan Anya bahwa ia akan mengunjungi sang ratu malam ini, bisa Alaric bayangkan betapa cantiknya Anya malam ini.
"Aku datang sayang" Gumamnya.
"Perhatian yang mulia datang ..."
Saat pintu kamar Anya terbuka yang pertama kali Alaric lihat adalah dua wanita yang bersimpuh lutut padanya.
"A-ampuni kami yang mulia raja, yang mulia ratu melarikan diri" Ujarnya takut takut.
Alaric melirik ke arah pakaian yang disiapkan untuk Anya malam ini, bahkan wanita itu belum mandi sekarang
"Kemana dia?!" Tanyanya membentak.
"Kami tidak tahu yang mulia raja"
"Cari Anya!!" Teriaknya lantang.
...****************...
"Yang mulia ratu apa yang anda lakukan disini?" Tanya seorang pria tua.
"Memangnya kenapa?" Tanya Anya balik.
Bukannya apa, masalahnya tempat yang dikunjungi Anya ini bukanlah tempat yang biasa dikunjungi seorang wanita apalagi seorang ratu.
"Kami akan menutup kandang kuda ini , sudah malam" Katanya.
"Tak masalah, tutup saja aku akan tidur disini" Kata Anya sembari mendudukkan dirinya di samping kandang kayu.
Pria tua itu menoleh pada temannya yang lain dengan penuh keheranan
"Kita laporkan saja pada yang mulia raja" Katanya.
"Baik"
Beberapa menit kemudian...
"Anyaa!" Teriak Alaric lantang saat melihat Anya tengah berbicara pada seekor kuda.
"Hiaakkk dia bisa menemukanku!" Tanyanya tak percaya.
Alaric berlari mengejar Anya yang juga tampak berlari sambil mengangkat gaun miliknya, wanita itu semakin masuk ke dalam kandang kuda.
"Berhenti Anya!" Teriaknya.
"Aaaakkh tidak mau!!" Teriaknya histeris.
Karena kecepatan lari yang tidak sepadan juga pakaian Anya yang terlalu berat akhirnya wanita itu berhenti dan tertangkap oleh sang raja.
"Kenapa kau lari hah?!" Bentak Alaric.
"Aku tidak mau tidur denganmu!" Tekannya.
"Apanya yang tidak mau, aku suamimu!" marahnya.
"Tidak tidak tidaaakkk ibu tolong aku!" Alaric menarik tangan Anya yang berpegangan pada kandang kayu.
"Ayo kembali! jangan membuat aku marah Anya!" Teriak Alaric.
"Tidak tolong aku!"
Keduanya terlibat aksi tarik menarik didalam kandang, merasa tak mendapatkan posisi yang ia inginkan Anya kembali mencoba bertahan dan meraih sesuatu di depannya.
Set...
"Nyihaaaa!" Suara teriakan kuda itu membuat Anya kaget dan reflek memeluk Alaric.
"Ohh aku takut, apa dia mengigit!" Tanya Anya takut takut.
"Aku yang akan menggigitmu, mengigit bibir dan semua milikmu dengan rakus , awas saja! beraninya kau menghindariku Anya? Hah?!"
Anya mencebikkan bibirnya kesal, habislah riwayat hidupnya setelah tertangkap Alaric.
"Maaf Alaric aku menyesal" Katanya.
"Ck! Terimalah hukumanmu dulu!"
"Hukuman apa?!"