NovelToon NovelToon
Gerbang Tanah Basah: Garwo Padmi Dan Bisikan Malam Terlarang

Gerbang Tanah Basah: Garwo Padmi Dan Bisikan Malam Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Poligami / Janda / Harem / Ibu Mertua Kejam / Tumbal
Popularitas:34.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hayisa Aaroon

Di Era Kolonial, keinginan memiliki keturunan bagi keluarga ningrat bukan lagi sekadar harapan—melainkan tuntutan yang mencekik.
~
Ketika doa-doa tak kunjung dijawab dan pandangan sekitar berubah jadi tekanan tak kasat mata, Raden Ayu Sumi Prawiratama mengambil jalan yang tak seharusnya dibuka: sebuah perjanjian gelap yang menuntut lebih dari sekadar kesuburan.
~

Sementara itu, Martin Van der Spoel, kembali ke sendang setelah bertahun-tahun dibayangi mimpi-mimpi mengerikan, mencoba menggali rahasia keluarga dan dosa-dosa masa lalu yang menunggu untuk dipertanggungjawabkan.

~

Takdir mempertemukan Sumi dan Martin di tengah pergolakan batin masing-masing. Dua jiwa dari dunia berbeda yang tanpa sadar terikat oleh kutukan kuno yang sama.

~

Visual tokoh dan tempat bisa dilihat di ig/fb @hayisaaaroon. Dilarang menjiplak, mengambil sebagian scene ataupun membuatnya dalam bentuk tulisan lain ataupun video tanpa izin penulis. Jika melihat novel ini di

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hayisa Aaroon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Johanna van der Spoel

Sumi terdiam sejenak, memikirkan tawaran itu. Sistem bagi hasil memang cukup lumrah di kalangan usaha perkebunan dan perikanan. Namun ada masalah besar yang tidak bisa ia ungkapkan pada Martin.

Ritual yang ia jalankan mengharuskannya mandi tanpa sehelai benang pun di sendang itu. Jika tanah itu hanya berstatus pinjaman, siapa yang bisa menjamin bahwa Martin atau pekerja-pekerjanya tidak akan datang tiba-tiba? 

Belum lagi fakta bahwa tanah itu masih menarik perhatian pemiliknya. Tidak, ia butuh kepastian penuh bahwa tidak akan ada yang mengganggu ritualnya.

"Saya berterima kasih atas tawaran yang sangat baik itu, Tuan Martin," Sumi akhirnya berkata dengan suara lembut namun tegas. "Namun, maaf, saya kurang nyaman jika tanah itu bukan milik saya sepenuhnya. Saya tidak akan leluasa mengembangkan usaha jika harus selalu memikirkan bagi hasil dengan pihak lain."

Martin tampak kecewa. Ia meletakkan pena yang dipegangnya dan menyandarkan tubuh ke kursi.

"Sayang sekali," katanya. "Tapi saya mengerti keberatan Anda."

Sumi mengangguk sopan dan mulai bangkit dari kursinya. "Kalau begitu, saya permisi dulu. Terima kasih atas waktu dan jamuan Tuan. Jika suatu saat nanti Tuan berubah pikiran, tolong kesediaan Tuan memberi kabar, saya akan membeli tanah itu dengan harga tinggi. Berapapun yang Anda minta."

Martin terdiam, menatap Sumi dengan tatapan menyelidik, ia mulai merasa tujuan perempuan cantik ini bukan hanya sekedar tanah.

"Maaf, Raden Ayu,” ucap pemuda itu akhirnya, masih belum beranjak dari kursi meski sang tamu telah bersiap pergi. “Saya tidak akan menjual tanah itu, berapapun harga yang Anda tawarkan. Saya baru kembali dari Belanda karena tanah itu. Sepertinya tujuan kita sama, bukan hanya sekedar potensi usaha. Karena jika hanya ingin membuka usaha perikanan, saya rasa Anda berlebihan dengan tawaran tinggi untuk tanah yang dikutuk. Sebenarnya, apa tujuan Anda dengan tanah itu?"

Sumi terkejut, namun tetap berusaha tenang, ia berlagak menatapnya bingung. “Maaf, Tuan. Saya sudah menjelaskan tujuan saya di awal.”

Martin mendengkus. "Saya tidak bodoh, Nyonya. Kenapa tidak jujur saja? Mungkin kita bisa bekerja sama. Orangtua saya sebenarnya melarang saya kemari, tapi ada hal-hal tentang keluarga kami yang menyangkut tanah itu dan saya sedang menyelidikinya."

Ia berhenti sejenak, menatap kebimbangan di wajah perempuan cantik itu. "Sebenarnya saya sedang bingung memikirkan harus memulai dari mana. Saya sudah mencari pekerja untuk membuka kembali tanah itu, tapi tidak ada yang berani, bahkan dengan upah tinggi yang saya tawarkan."

Martin menegakkan punggung, menatap Sumi dengan sorot mata lelah. "Jadi kedatangan Anda benar-benar seperti angin segar bagi saya. Tapi sayang sekali jika Anda tidak bisa diajak bekerja sama."

"Apa yang sebenarnya Tuan cari di tanah itu?" tanya Sumi, rasa penasarannya terusik.

Martin menggeleng pelan. "Saya tidak bisa menjelaskannya sekarang. Ini ... terlalu rumit."

Ia terdiam sejenak, lalu melanjutkan. "Yang bisa saya katakan, saya sudah membabat belukar tinggi di jalanan setapak menuju sendang itu, dengan tangan saya sendiri. Setidaknya sekarang akses ke sana sedikit lebih mudah."

Sumi mengangguk, tiba-tiba paham mengapa jalur menuju sendang tidak sesulit yang ia bayangkan. Ternyata Martin sudah membersihkannya terlebih dahulu.

Melirik jam besar di sudut ruangan, Sumi menyadari waktu sudah cukup siang. Ia ada undangan yang harus dihadiri siang ini.

"Saya harus kembali sekarang, Tuan Martin," ucapnya dengan nada menyesal. "Ada undangan yang harus saya penuhi. Tapi saya akan memikirkan lagi tawaran Tuan. Mungkin kita bisa menemukan cara yang menguntungkan kedua belah pihak."

Martin berdiri, tampak sedikit lebih bersemangat. "Tentu, Raden Ayu. Saya harap kita bisa bertemu lagi untuk membicarakan hal ini."

Dengan sikap sopan seorang Belanda terpelajar, ia mengantarkan Sumi hingga ke pintu depan. Para pelayan segera bergegas menyiapkan kereta kuda yang masih menunggu di halaman.

"Sampai jumpa, Raden Ayu," ucap Martin, membungkuk sopan. "Semoga perjalanan Anda menyenangkan."

Sumi mengangguk dan tersenyum tipis. "Sampai jumpa, Tuan Martin. Terima kasih atas keramahan Anda."

Saat kereta mulai bergerak meninggalkan kediaman Van der Spoel, Martin terus memandangi arah kepergian Sumi. 

Ada sesuatu yang familiar dari perempuan bangsawan itu, tapi ia tidak bisa mengingatnya dengan pasti. 

Yang jelas, ia benar-benar salut dengan keberanian perempuan Jawa itu, membeli sendang yang bahkan penduduk lokal pun enggan mendekatinya.

Dengan langkah pelan, Martin kembali ke ruang kerjanya di lantai dua rumah utama. Ruangan itu lebih mirip perpustakaan kecil, dengan rak-rak buku yang menutupi hampir seluruh dinding. 

Di tengah ruangan terdapat meja kayu besar yang penuh dengan tumpukan dokumen dan foto-foto lama.

Ia kembali duduk di kursinya, melanjutkan apa yang tadi digelutinya sebelum kedatangan Sumi. 

Di atas meja terbentang berbagai dokumen lama—foto-foto hitam putih yang menunjukkan sendang Kedung Wulan sebelum ditutup, peta tanah keluarga Van der Spoel, dan beberapa surat tulis tangan dalam bahasa Belanda.

Martin mengambil salah satu foto yang menunjukkan sendang dengan dua patung batu di sisi kanan dan kirinya. Patung-patung itu tampak seperti penjaga, dengan wajah yang sudah aus dimakan waktu. 

Di foto lain, terlihat pagar batu tinggi yang mengelilingi area sendang, dengan gerbang besar yang dihiasi ukiran-ukiran rumit. Kini, pagar dan gerbang itu sudah ambruk, tertutup semak dan pepohonan.

Ia juga memperhatikan sebuah buku harian tua—milik kakaknya, Johanna—yang halaman-halamannya sudah menguning. 

Beberapa halaman terakhir berisi tulisan tangan yang semakin tidak teratur, seolah ditulis dengan terburu-buru atau dalam keadaan panik.

Selain itu, ada juga catatan-catatan dari pendeta lokal yang pernah memberkati area sendang setelah kematian Johanna, laporan dari dokter Belanda tentang kondisi mayat Johanna, dan salinan legenda-legenda lokal tentang Kedung Wulan yang dikumpulkan oleh ayahnya.

Martin menyandarkan kepala ke sandaran kursi, merasa buntu. Orangtuanya terus memintanya kembali ke Belanda. 

Ia sudah lulus kuliah di Universitas Leiden, seharusnya ia bisa mencari pekerjaan yang layak di Belanda dan melupakan masa lalu keluarganya.

Namun, mimpi-mimpi itu terus mengganggunya. Kelebatan mimpi buruk yang sama, berulang hampir setiap malam. 

Mimpi tentang sendang gelap, suara-suara wanita yang memanggil namanya, dan sosok-sosok bertempurung yang berenang-renang di kedalaman air.

Martin mengusap rambut bergelombangnya yang sedikit berantakan. Matanya merah dan berkantung, jelas menunjukkan kurangnya tidur. 

Ia telah berkonsultasi dengan berbagai dokter di Belanda, bahkan mencoba terapi hipnosis, namun mimpi-mimpi itu tidak kunjung berhenti.

Tubuhnya terasa lelah. Bukan hanya karena kurang tidur, tapi juga karena beban mental yang ia pikul selama bertahun-tahun. 

Sesuatu menariknya kembali ke Hindia-Belanda, ke sendang terkutuk yang telah merenggut nyawa banyak orang.

Dan kini, ada seorang Raden Ayu yang juga tertarik pada tanah itu. Kebetulan yang terlalu aneh untuk diabaikan.

Martin Van der Spoel akhirnya bangkit dari kursi. Sudah berjam-jam sebelum Sumi menemuinya, ia duduk di ruang kerja itu, mengamati dokumen-dokumen usang tanpa hasil yang berarti. Kepalanya berdenyut, matanya perih.

"Cukup," gumamnya, menutup buku catatan kakaknya yang penuh tulisan tak beraturan.

Ia berjalan ke beranda, mengusap rambut bergelombangnya yang berantakan. Dari lantai dua rumahnya, ia bisa melihat ke arah selatan—arah Kedung Wulan. Sesuatu tentang tempat itu terus memanggilnya.

"Naryo!" panggilnya pada seorang jongos yang kebetulan lewat di bawah.

Pria pribumi itu bergegas naik. "Ya, Tuan?"

"Apa kau sudah mendapatkan pekerja yang berani membantuku membersihkan tempat itu?"

1
🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ🍒⃞⃟🦅
Sumi kerasukan sihir
entah bagaimana caranya
Sumi harus sampai ke pendeta Cornelis
semoga belum terlambat
Alea 21
tegang puoll..apalagi bacanya pas tengah malam...
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wahh mantra dendam terus berjalan yaaa
waduhh semoga saja ini berhasil dan semua akan memudar dgn ikatan suci krn jln satunya ya menikah bukan berzianah meski bukan karna kehndk sndri tp semua itu. dilandasi dendam seseorang
Amara
Tidak semudah perkiraan ,membawa Sumi walau berhasil tapi tetap ada perlawanan dari penghuni jiwa ...
Takut Sumi menolak di kristenisasi dan kutukan itu akan semakin dalam dan sulit buat di lenyapkan
Amara
Takut banget Sumi bakal loncat dari mobil yang sedang melaju...
menggeram dan menyerang semua yang ada di mobil dan karena panik lalu mengalami kecelakaan....
ngeri banget bayanginnya ...
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
wiiih tegang ndoro.. /Sweat/ kekuatan gelap dalam diri Sumi berusaha menolak cahaya
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: appa mah Avatar Ang yuk 🙄
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: ahahahahaaaaa.... apa yg suka bawa si momo dan appa itu bukan
total 12 replies
Anggita 2019
semoga selamat sampai ke gereja
Darwati Zian
baca pertama,,moga Sumi SM Martin bisa lepas dari kutukan Thor
mbok e Gemoy
retno baru juga calon sudah duduk didepan,
padahal belum karuan gimana dia melayani anaknya kelamSumi udah melayani anaknya 15tahu dan legowo dengan sikap ibu mertuanya tapi begitu direndahkan
Zia Zee
can't wait for the next chapter, Ndorooo 😁
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
aduh ndoro ayu
coet nikah aja sm martin biar g jd firnah dan terbebas dr belebgu dendam ya aknnn
Ai Emy Ningrum: /Toasted//Toasted/
total 1 replies
Titik Luk Aida
Martin martiiiinnnn sabar sabar jangan tegangan dong,,,, selangkah lagi selangkah lagi kami semoga bisa nikah dgn Sumi. pak Johan jangan egois lihatlah tingkah anakmu di kerumunan orang saja berani mau berdiri mengikuti sumu keluar untung km cegah kl tidak udah lari dia nyamperin Raden ayu sumirna
Titik Luk Aida
Sumi tolong jangan pulang dan jangan melanjutkan aksi bunuh dirimu , merenung lah...
noofii
Martin astaga malu ihh keliatan kecintaan banget 🤭
Alea 21
Hatjr nuwun double up nya ndooroo Author....gak sabar nunggu hari esok
Amara
Rasa 15 tahun bersama masih bersemayam, apa yang kau harap Sumi?? Apa kamu menginginkan Soedarsono menjemputmu lagi setelah masa iddah mu selesai??
Jangan Sumi, jangan punya harapan seperti itu, apa kau mau tenggelam lagi dalam hinaan kanjeng ibu dan menjadi garwo sisih?
🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ🍒⃞⃟🦅
ndoro ayu Sumi
merasa sesekk ,
bertahan di sana tapi bukan siapa2 lagi ,
apalagi dgn mudahnya Raden Soedarsono menceraikan stlh 15 th menikah,di abai kan begtu saja
selain menghindari timbulnya rasa yg sdh tidak pantas lagi ,
Sumi juga menghindari Martin ,
daripada membawa masalah makin rumit , setidaknya menghindar untuk sekarang
Anggita 2019
kurang panjang ndoro
neng Ai💗
Andai Johan memilih reputasi pun akan tetap malu,karena ulah Martin yg sudah dikendalikan iblis sepenuhnya jika tidak dinikahkan
Alea 21
semoga raden ayu sumirna bersedia menjadi istri nya martin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!