NovelToon NovelToon
Terikat Janji Dengan Princess

Terikat Janji Dengan Princess

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Vampir / Cinta Terlarang / Iblis / Akademi Sihir / Perperangan
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: zeyynmaloth

Gimana jadinya jika Putri bangsawan kelas atas jatuh cinta pada Kesatria yang ternyata merupakan keturunan iblis.

Awalnya sang putri hanya ingin berteman dan bermain bersama. Namun disaat sedang bermain, mereka berdua diserang iblis jahat. Mereka berdua dalam bahaya, sang putri tak bisa berbuat apa apa. Untung saja si mc keturunan iblis, jadi dia bisa melindungi sang putri.

Mulai saat itu sang putri berjanji untuk membalas budi pada sang mc, bahkan berjanji untuk menjadikannya suami.

Karya ini hanya karangan belaka, segala sesuatu yang mirip hanyalah kebetula.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zeyynmaloth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Don & Dosanya

"Dia benar-benar hebat." Lucent memuji King Mizaliott yang sudah menghabisi 2 jendral iblis. Lucent terbaring dengan tubuh penuh luka. "Sebaiknya aku gunakan ini sekarang." Tangannya mulai mengambil sesuatu, dia mulai duduk dan bergegas meminum ramuan yang ia simpan sebagai kartu AS.

"Mhah ha ha ha haa..." Tawa aneh mulai muncul saat Lucent meminum ramuan itu. Tubuh Lucent disertai energi gelap yang sangat kuat. Sontak King Mizaliott langsung berbalik, pandangannya langsung menghadap Lucent yang kini diselimuti energi gelap. "Ini tak bagus, aku melemah sementara dia tambah kuat," King Mizaliott khawatir.

Disaat yang sama, akademi sihir masih dengan kerusuhan. Guinevere tak henti-hentinya terbang, padahal Don sudah kecapean.

"Baiklah, aku sudah melihat potensi mu nak, sekarang berhati hatilah karena kamu akan segera membunuh mu." Posisi Lilith masih terbang, mukanya seperti kalah main catur.

"ETERNAL BLACK EYE BLAST!!..."

Benar saja, Lilith langsung menggunakan sihir pamungkasnya yang langsung membuat Guinevere terjatuh lalu terbaring. Serang kuat Lilith sangat sulit dihindari karena cepat dan mengejar.

Princess hampir tak sadarkan diri. Tubuhnya terasa kesakitan dan hampir membuatnya menangis. Saat dalam posisi terpojok seperti ini, Lilith yang tenggelam dalam amarah berniat untuk langsung merenggut nyawa sang putri. Tangannya sudah disertai energi sihir. Namun, Don mengangkat satu tangan mengisyaratkan agar Lilith menahannya dulu. "Tunggu."

Langkah Don membawanya pada Guinevere. Don memasang wajah puas, tapi tak bisa disembunyikan juga bahwa dia sedikit menyesal akan apa yang ia lakukan. Don mengambil posisi setengah duduk lalu menatap wajah cantik Putri Guinevere.

"Princess Guinevere, kau sudah melihatnya kan?"

"A... apa maksud mu?" tanya Guinevere. Nadanya rendah seolah baru bangun tidur.

"Lihatlah diriku!!" Bahu Don diangkat, rahangnya mengeras, dan nadanya seperti ingin membuat Guinevere tuli. "Tahukah kau betapa aku mencintaimu?" Nada bicara Don makin keras.

"Kau bodoh Don..." sambung Guinevere, tuturnya halus.

Ucapan Princess Guinevere satu ini langsung menusuk jauh kedalam hati Don. Hanya terdiam tanpa bisa membalas, itukah yang dirasa Don. Kaki dan tangan Guinevere dipaksakan untuk bergerak sehingga dia dalam posisi duduk. "Ku tahu kau ingin kita dekat. Ku tahu kau ingin menunjukkan seberapa besar cintamu itu."

PLAK.

Dengan cepat, Don ditampar dengan tamparan keras dari Guinevere. "Apapun alasanmu, bergabung dengan Dark Dicepratops adalah pilihan yang sangat bodoh," teriak Guinevere, rahangnya mengatup kuat. Kini Don hanya menundukkan kepalanya. Tatap matanya tak bisa berbohong bahwa dia menyesal.

"Sebelum dirimu, aku pernah ditembak Teddy. Orang yang memiliki senyum lebar itu, dulunya bernasib sepertimu. Namun, Teddy punya jalannya sendiri. Sebagai bukti rasa sukanya, Teddy bersikap baik padaku. Disanalah awal mula aku menghargainya." Penjelasan Guinevere membuat Don tak seakan tak ingin memaafkan dirinya sendiri.

"Aku minta maー" Tutur kata lembut Don tak sempat diucapkan sepenuhnya.

SLABB...

Serangan sihir berupa batang hitam yang runcing menusuk tepat pada jantung Don. Sontak Don ambruk ke depan, dirinya terjatuh pada Guinevere. Namun, Guinevere menghindar dan membiarkan tubuh Don yang tak bernyawa itu ambruk. Tangannya tak bisa bohong, kekecewaan dan kebencian telah melahap semuanya sehingga enggan untuk menahan Don.

"Baiklah tuan putri, sekarang pengganggu kita telah hilang," ucap Lilith dengan tangan kanan yang masih direntangkan. "Ayo lanjutkan permainan kita." Wajah Lilith digerakkan sehingga memunculkan senyuman jahat disertai sinar ungu di matanya.

"Yahh ... sayang sekali ya ... ? Padahal aku sedang liat drama loh," ucap Helena. Pandangannya menatap pada Lilith tak serius.

Mungkin saja jika Don berkata dengan jelas dan lebih tulus lagi, Guinevere akan memaafkannya. Kini, Guinevere berdiri dengan genggaman tangan yang kuat, sehingga meninggalkan bekas pada telapak tangan.

"Aku suka ini, dia mulai kesal padaku."

"DARKNESS EXPLOSION BALL!!"

Serangan yang cepat mengarah pada Guinevere. Sayangnya kali ini Guinevere harus menerima serangan itu secara langsung, sehingga dia tak sadarkan diri. Kemampuan Demon Lord yang sudah serius sangat luar biasa, hanya saja tadi tertahan Don.

Saat itu, negeri Tudor sedang dalam kekacauan. King Mizaliott dibuat terpojok oleh Lucent. Sementara William yang dalam keadaan perih di mata, dikeroyok 2 jendral iblis yaitu Kane dan Thackloz. Stamina dan kelincahan William membuat kedua iblis geleng geleng kepala. William sudah mendengar pengakuan langsung dari Kane bahwa dia hebat.

King Mizaliott yang melemah dan terbaring dengan posisi tengkurap hendak menyerah. Dia mengangkat kepalanya dan melihat di mana Lucent berada. Naasnya saat dipantau seperti itu, Lucent tahu-tahu sudah mengambil kepala sang ratu. Seketika, hati King Mizaliott terasa diremas. Hasrat bertarungnya sudah habis tak tersisa. Lucent pun mengerti bahwa King Mizaliott tak akan mungkin hidup lebih lama lagi, sehingga dia mengakhiri nyawa Mizaliott.

Kematian King Mizaliott disaksikan oleh William walau dari jarak yang cukup jauh. Fokus William pecah dan kini ia tenggelam dalam keputusasaan. Kane yang melihat William lengah langsung melancarkan serangan yang membuat William.

"Dengan ini, satu nyawa akan hilang." Kane mengangkat palu besarnya ke langit. Namun, saat hendak mengeksekusi, tiba-tiba saja datang serangan sihir yang membuat Kane tak bisa bergerak untuk sementara waktu.

Eksekusi William pun gagal, kini anak itu berguling dan melarikan diri. Serangan sihir dari langit itu sontak membuat mata Kane dan Thackloz diangkat. Tampak sosok iblis yang berdiri tegak dengan mata merah menyala, menganggu Kane dan Thackloz.

"Bantuan Dark Dicepratops? Tidak, kurasa bukan." Pikir William.

"Kejar dia! Jangan biarkan dia lari!" Teriakan Kane begitu nyaring, bisa saja bayi yang tertidur pulas langsung terbangun.

Mendengar hal itu, Thackloz terbang dengan melesat mengikuti Kane. Kecepatan terbang mereka yang dalam amarah nyaris menyusul iblis yang mereka kejar.

Lucent yang sibuk berhadapan dengan Princess Mary tak tahu anak buahnya melakukan hal bodoh semacam itu. Tahu-tahu Lucent terkena Zeyyn Slash sari William. Saat menoleh, Lucent bukan hanya menyadari keberadaan William, dia juga menyadari rekan-rekannya pergi meninggalkan dirinya.

"Sepertinya aku sendiri yang harus menghabisi sisanya," pikir Lucent. Tatapannya sanggup membuat William dan Princess Mary waspada.

Kekuatan dari ramuan yang diminum Lucent sudah akan segera melemah. Lucent tak se gesit sebelumnya dan tak sekuat sesaat setelah meminum ramuan. Namun, iblis ini tak menyia-nyiakan waktu yang tersisa. Dengan cepat langkahnya membawa Lucent mendekati William dan Mary, dan saat itu juga serangan bertubi-tubi diluncurkan.

"BUAKK..."

"BUAKK..."

"BUAKK..."

Mary dibuat terjatuh, seluruh tubuhnya penuh dengan luka fisik. Lucent merasa sangat puas sampai dia akan menyisakan nyawa Mary untuk makanan penutup. Target Lucent berubah ke William, dengan cepat William dipukuli dan diserang dengan membabi buta. Sontak kesadaran William pun hilang sesaat setelah dia ambruk.

Sementara itu, akademi sihir dalam keadaan yang tidak bagus. Princess Guinevere membuka matanya, saat itu juga dia melihat dua Demon Lord tersenyum jahat tepat dihadapannya. Ketika melihat sekitar, dia sadar dia sedang duduk di kursi, posisi badan terikat oleh tali sihir yang mampu memblokir sihir Guinevere. Kali ini adalah saat-saat bisunya Guinevere.

"Selamat pagi tuan putri ... hehe"

"Hei, ini kan malam lah."

"Ohh iya yah, kenapa aku disini?"

"Aku tak ingat lah, seingat ku tadi aku bertaruh dan kalah."

"Iya juga ya, hahahahaha."

"Kita mau nyiksa dia dengan cara yang seperti apa ya?"

"Aku pun bingung. Gimana kalau kita mulai dengan rusak dulu area kewanitaan nya? Cabut semua Rambutnya dan buat dia botak? Cabut matanya sampai tak henti henti mengeluarkan darah?"

Bagaimana Guinevere bisa menahan diri agar tak mendengar ejekan dari kedua Demon Lord? Biar bagaimanapun kedua Demon Lord itu tak henti-henti mengejek dan menjatuhkan mental Guinevere.

Sang putri sadar bahwa dia tak akan bisa melakukan apa-apa lagi. Saatnya berfikir bahwa hidupnya akan berakhir disini saja. Tubuhnya kaku, jantungnya berdetak kencang, dan telinganya menangkap setiap suara kecil.

"Inilah akhir dari perjalanan hidupku. Ayahanda, kakak, maafkan aku," Batin Guinevere penuh akan keputusasaan.

"Sebaiknya sebagai permulaan, kita potong kakinya dulu satu persatu," saran Helena.

"Ide bagus. INFERNO SLASH!!" Seketika, tangan kanan Lilith dipenuhi energi gelap yang siap memotong kaki Guinevere.

Mata Guinevere mukai dipejam, dia pasrah akan apapun yang terjadi. "Padahal aku belum membalas budi padanya." Saat-saat terakhir sang putri teringat William.

"Ini akan pedih tuan putri, bersiaplah."

Belum sempat melancarkan serangan, Princess Guinevere secara ajaib hilang menjadi cahaya. Entah apa yang terjadi, yang jelas kematian Guinevere tertunda.

William dan Guinevere tersadar di sebuah tempat yang kosong dan terang. Disana kesadaran mereka berdua berada di satu tempat yang disebut Lightsworn Dimension. Ucapan dengan nada rendah akan kedengaran dengan jelas oleh lawan bicara.

"William ... ?"

"Guinevere ... ?"

Keduanya sontak saling mengucap nama dengan serentak. Tak bisa dipungkiri, Guinevere berharap waktu berhenti saat melihat William. Pipi keduanya memanas tanpa sebab.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!