Helena Berasal keluarga Kaya Raya, kehidupan Mewahnya dan semua yang dia miliki seakan membuatnya tercekik, kehadiran ibu sambung dan juga anaknya membuatnya Terselengser dari Apa yang dia Nikmati bahkan kini dia sangat menderita, untuk Membalaskan Rasa sakit hati, dia menikah dengan lelaki Kaya yang saat itu di desak keluarganya menikah dan diancam dibatalkan jadi pewaris keluarga.
Mereka Bersepakat untuk melakukan pernikahan kontrak agar mereka mendapatkan tujuan mereka masing-masing
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Kini Helena menyeringai puas karena Soraya dan Sintia kini dibawah ke kantor polisi, kampus mereka heboh karena polisi datang untuk mencari Sintia sedangkan sang ibu lebih dulu ditangkap di rumahnya.
Wahyu yang mendengar anak dan istirahat nya ditangkap langsung meninggalkan pekerjaannya dan menuju kantor polisi, disana dia jelas melihat pengacara keluarga yang selama ini mendampingi istrinya dan kini mendampingi putrinya.
"Ada apa ini, kenapa anda menahan istri dan anak saya?? ". Tanyanya dengan tidak terima.
Dia bahkan menunjuk wajah polisi dnegan kasar bahkan terkesan kurang ajar, polisi hanya melihatnya dnegan acuh dan tidak peduli.
"Silahkan panggil pengacara anda untuk bantuan hukum pak Wahyu, istri dan anak anda ini terbukti melakukan tindakan pengeroyokan dan penganiayaan serta penyiksaan pada saudari Helena putri kandung anda". Ucap sang polisi dengan dingin.
Dia adalah putra pengacara keluarga Helena dan Dia mengenal baik keluarga klien ayahnya itu. bahkan kisah kehidupan Helena juga dia sangat tahu dengan baik.
"Itu tidak mungkin, anda jangan mengada-ada". Hardiknya dengan penuh emosi.
" Terserah anda berkata apa, silahkan cari pengacara untuk membantu proses hukum, karena kami akan memproses semua ini dengan seksama".
Wahyu langsung menarik kerah baju Pengacara itu, dia sangat murka karena pengacara ini selalu ikut campur urusannya dan juga keluarganya.
"Apa maksud smua ini ha??, siapa yang berani melakukan ini pada mereka??, kamu mau cari gara-gara". Wahyu menatap tajam lelaki dihadapannya dengan penuh emosi.
Sang pengacara itu hanya tersenyum tipis kemudian menghempaskan tangan wahyu dari kerah bajunya dan tersenyum sinis.
"Helena yang mengirim mereka ke penjara dengan banyaknya bukti yang ada, terserah padamu berkata apa, yang jelas siapa yang bersalah akan dapet hukumannya". Ucapnya mengangkat bahunya tidak peduli.
"Keluarkan mereka, jika tidak akan ku buat perhitungan denganmu". Murka Wahyu melihat tingkah pengacara itu.
Dia tidak terima istri dan anaknya diperlakukan seperti itu, dia lupa jika bukan karena Harta Helena dia bukan siapa-siapa.
"Silahkan bicara seperti itu pada Helena karena dialah yang melaporkan mereka kepada polisi". Ejek sang pengacara
Wahyu mengepalkan tangannya dengan penuh emosi, dia tidak terima jika anaknya itu berbuat seenaknya seperti itu.
"Akan ku buat perhitungan dengan anak sialan itu, dia sudah mengambil semuanya, tapi kenapa dia malah melakukan ini pada kami". Umpatnya dengan kasar.
Dia tidak peduli ada orang yang mendengar umpatannya kepada snag anak.
"Dia hanya memberikan kalian waktu tuan Wahyu untuk bersenang-senang di atas penderitaan dirinya, setelah ini kau akan melihat banyak kejutan darinya, jangan lupa dia dulu anak yang baik dan penurut, kalianlah membuatnya menjadi seperti ini, terutama anda sebagai ayahnya".
Saat perdebatan terjadi, Helena dengan langkah anggun kini berjalan mendekati mereka, mendengar langkah kaki mendekati mereka, keduanya langsung menoleh dan mendapati Helena berdiri dengan anggun sambil melipat kedua tangannya
Wahyu yang tengah emosi meluap langsung menghampiri Helena dan mengangkat tangannya bermaksud menampar sang anak tapi tangannya ditahan oleh Helena kemudian dihempaskan dengan kasar .
Wahyu melotot melihat keberanian Helena padanya, tatapan tajam itu sama persis sang istri pertamanya ketika dia membuat kesalahan fatal. Dia menelan ludahnya sukar melihat versi istrinya pada anaknya itu.
"Aku bisa mematahkan tangan anda tuan Wahyu jika saya mau, andai bukan karena permintaan terakhir ibu saya, anda sudah lama mendekam dipenjara ini". Helena menatap dingin sang ayah.
"Jangan kurang ajar pada ayah Helena, ayah ini orangtua kandungku satu-satunya, kau harus menurut apa perkataan ayah jangan jadi durhaka kamu!! ". Hardiknya tidak terima, dia bangun kemudian kini berhadapan dengan Helena.
"Saya sudah yatim piatu tuan Wahyu, anda sendiri mengatakan dengan lantang jika saya bukan putri anda, anda belum terlalu tua untuk melupakan perkataan anda sendiri kan?? ". Helena menyeringai melihat wajah pucat Wahyu saat dia mengatakannya.
"Kapan ayah bicara begitu". Gugupnya tidak menyangka jika Helena membalikkan kata-kata nya selama ini.
"Sudahlah pak Wahyu, anda tidak pernah menganggap keberadaan saya jadi bersikaplah selayaknya, saya hanya melakukan apa Yang anda lakukan pada saya, jadi silahkan urus diri anda dan jangan anggap saya seperti biasanya".
Helena berjalan menjauhi Pak Wahyu yang menatap Helena tanpa berkedip, dia mendekati pengacara dan berbincang hangat, senyum yang dia perlihatkan pada pengacara tidak pernah dia berikan kepada ayahnya.
Hati Wahyu tersentil dan merasa sesak karena anaknya yang lebih akrab dan ramah kepada orang lain sedangkan pada dirinya tidak sama sekali.
"Paman sudah mengurusnya Len, kamu tidak perlu khawatir". Ucap Sang pengacara tersenyum lembut.
"Terima kasih paman, aku berutang budi atas kebaikan paman padaku selama ini". Helena tersenyum tulus.
"Jangan berterima kasih nak, paman melakukan ini untukmu dan juga ibumu kamu sabar yah, paman pasti akan membuat mereka menyesal telah melakukan semua ini padamu selama ini". Snag pengacara mengelus kepala Helena lembut.
Wahyu mematung melihat adegan manis didepannya, dia tidak pernah melakukan hal itu pada Helena sejak istrinya meninggal, apa ini semua karena dirinya yang tidak pernah menganggap Helena sehingga melihatnya saja enggan??
"Ayo nak, paman bantu kamu masuk, kamu ada panggilan sebagai korban, paman akan menemani kamu didalam, katakan saja semuanya sekalipun harus menyeret manusia ini, itu lebih bagus". Tunjuknya pada Wahyu yang kini mulai geram.
" Baiklah paman, ayo kita masuk, sepertinya mereka telah menunggu kita". Helena mengalihkan pendangannya pada polisi yang berdiri depan pintu.
"Ayo". Sang pengacara menggandeng Helena masuk kedalam tapi belum berjalan mereka dicekal oleh Wahyu.
"Lepaskan mereka Helena, ayah tidak akan tinggal diam kalau kau melakukan hal ini". Ucapnya dengan penuh emosi.
"Aku tidak akan melakukannya, lebih baik anda mempersiapkan diri untuk tidak ikut dalam kasus ini karena jika anda membelanya, aku akan ikut membawa anda seperti mereka, aku bahkan punya videonya sehingga anda bisa menyusul keduanya didalam". Helena melepaskan tangan sang ayah yang kini pucat dan berdiri bak patung.
"Bersiap saja tuan Wahyu, anak yang tidak pernah kau anggap kehadiran nnya akan memberikan anda banyak kejutan". Sang pengacara itu tersenyum mengejek pada Wahyu.
" Sial, aku harus melakukan sesuatu ". Kesalnya melihat Helena masuk kedalam ruang Introgasi.
konfliknya tidak terlalu bertele"....
penyampaian kata" sangat baik dan cukup oke sejauh ini ceritanya gak buat bosan 👍
Semoga sukses kakk othor❤️
drama kehidupan sehari-hari