Silla gadis muda yang terpaksa harus menikah muda di harus kan menjalani berbagai macam cobaan hidup yang begitu berat demi mendapatkan cinta,,akankah Silla bisa bertahan atau menyerah dengan keadaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anma Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai dekat
Selama beberapa hari ini Aufie dan Andika saling bertukar kabar,benar dugaan Aufie kalau Andika memiliki rasa sama Silla.Dan lebih kebetulan lagi rumah Andika dan rumah Arif berdekatan,membuat Aufie lebih mudah mencari informasi tentang Andika.
Aufie tentukan mencari banyak informasi tentang Andika,tidak mungkin asal menjodohkan.Aufie harus tau terlebih dahulu sifat sikap dan kepribadian Andika.Lebih tepatnya bibit bebet dan bobotnya harus jelas.Baginya Silla terlalu berharga untuk disakiti.Tidak ada yang tau tentang rencana ini.Aufie tidak mau rencananya gagal.Dia berusaha sendiri.Dia mau yang terbaik buat Silla.Selama ini sudah banyak yang dilakukan Silla untuk nya.Silla selalu membantu Aufie bila dia mengalami kesulitan.Saat putus dari mantan pacarnya yang dulu dulu, Silla selalu ada disampingnya.Memberi semangat dan dukungan.
Bukan hanya kepada Aufie,Silla selalu seperti itu bila temannya ada masalah.Dia adalah tempat curhat terbaik.Bukan hanya bisa menjaga rahasia,Silla selalu ada nasehat yang tentunya sangat membantu.Dia sangat bijak dan dewasa,tapi kalau sedang mode jahil jangan ditanya lagi.Ada ada saja kelakuannya untuk mengisengi teman temannya.
Setelah semua informasi tentang Andika sudah jelas barulah mulai misi pendekatan.Aufie kerap meminta Andika datang disaat mereka lagi berkumpul, tujuannya biar Silla nyaman terlebih dahulu.Aufie akan memulai pendekatan secara perlahan,dia tidak mau Silla menyadari rencananya.
Terbiasa bertemu membuat Silla dan Andika semakin dekat,sudah tidak ada rasa canggung lagi.Belum ada sebulan tapi kedekatan mereka seperti teman lama.
Hari minggu nanti Aufie berencana mengajak Silla dan Andika pergi bersama tentunya Aufie bersama kekasihnya,tak mungkin dia cuma menjadi obat nyamuk.Sekalian memberi Silla tutorial berpacaran.
Mereka pergi ke srambang, tempat wisata air terjun.Lokasnya lumayan jauh dari rumah.Mereka naik sepeda motor, Aufie boncengan dengan kekasihnya dan Silla dengan Andika.Disepanjang perjalanan menuju air terjun yang terlihat hanya pepohonan dan bebatuan besar.Butuh tenaga untuk sampai ke tempat tujuan,mereka berjalan mengikuti arah air yang mengalir.Biarpun airnya tidak dalam tapi bebatuan disekitarnya yang membuat jalan sulit dilewati,kadang harus melewati batu besar.Mereka berjalan dengan melepas alas kaki,selain nanti sepatu mereka basah akan membuat jalan licin dan kemungkinan terpeleset akan lebih besar.
Momen itu tidak dilewatkan Andika untuk membantu Silla berjalan melewati bebatuan.Disepanjang jalan Andika menggenggam tangan Silla membuat senyum terbit di wajah Aufie,satu persatu rencananya mulai membuahkan hasil.
Sampai dilokasi tujuan keringat membasahi dahi Silla, Andika menyeka dengan sapu tangannya dengan lembut.Aufie dan kekasihnya sengaja memisahkan diri agak lebih jauh , selain ingin berpacaran sendiri dia juga mau memberi kesempatan mereka untuk berdua saja.
"Capek ya,,,,".tanya Andika sambil menyeka keringat di dahi Silla.
"Iya,,aku g nyangka harus jalan sejauh ini untuk sampai ke lokasi..".Silla mencuci mukanya dengan air,air yang dingin membuat wajahnya terasa segar.
"Kenapa nggak biasa jalan jauh ya?".
"Bukan nggak biasa jalannya,, medannya yang nggak biasa,,".
"Ya udah duduk dulu mungkin".
Andika mengajak Silla duduk di batu besar tepat didepan air terjun .Silla benar benar menikmati suasana di sana.Air yang masih jernih dan dingin,udara sejuk dan pepohonan yang rindang.Suasana alami yang belum terjamah tangan manusia.
"Capek sih,,tapi kalau lihat suasananya seperti ini hilang capeknya".tutur Silla sambil memainkan kakinya di air tak lupa senyum selalu menghiasi bibirnya.Membuat pandangan Andika tak lepas dari Silla.
"Ya sudah kalau kamu suka lain kali kita kesini lagi".
"Boleh".jawab Silla cepat.
Dengan iseng Andika memercikkan air ke wajah Silla dan dibalas oleh Silla,jadilah mereka main air seperti anak kecil.
"Iseng banget ya,,,,awas ni aku balas".teriak Silla saat Andika memercikkan air di wajahnya.Silla membalasnya,tau dibalas bukannya berhenti malah membuat Andika membalas kembali.Jadilah mereka mainan air seperti anak kecil.Bukannya marah Silla malah tertawa bahagia.
"Mau mandi dibawah air terjun nggak??".tawar Andika.
"Nggak ah,,,kan g bawa baju ganti ntar bajunya basah gimana dong".tolak Silla karena memang mereka tidak membawa baju ganti.
"Gampang lah,,ntar tinggal beli di dekat tempat parkir motor tadi,aku lihat ada toko pakaian".Tadi pas parkir motor Andika sempat melihat toko pakaian.Dia sempat heran kenapa ada toko pakaian di tempat seperti ini, sekarang dia baru mengerti.
"Nggak ah,,,air nya dingin".
"Iya sih tapi kelihatannya segar banget,,,"
"Kalau mas Dika pengen sana,,aku tungguin disini".Karena jarak umur mereka dua tahun Silla dan teman temannya memanggil "mas" kepada Andika.
"Nggak ah,,,nggak enak kalau sendirian maunya sama kamu aja".
"Nggak ah,,,"
"Ya udah duduk sini saja sambil nungguin mereka pacaran,,,".
Banyak hal yang mereka bicarakan,entah membahas hal keluarga atau seputar sekolahan.Andika yang lebih banyak bertanya.Andika yang tipikal pendiam dan susah bergaul merasa nyaman dekat dengan Silla.Banyak hal yang membuat dia semakin kagum dan suka kepada Silla.
Andika sudah bertekad untuk segera menyatakan cintanya kepada Silla.Dia tidak mau terlambat terlebih dia perna beberapa kali melihat kedekatan dan cara pandang Hendri kepada Silla.
"Dah siang pulang yuk,,!!". Aufie dan kekasihnya menghampiri Silla untuk mengajak pulang.
"Ayuk".Rupanya hari sudah sangat siang,karena pepohonan masih rimbun membuat sinar matahari terhalang masuk.Membuat mereka lupa waktu.
Aufie dan kekasihnya memimpin jalan di depan.Andika berjalan di depan Silla tentunya masih dengan menggenggam tangan Silla sambil membantu Silla melewati bebatuan.Dia tidak akan membuat Silla sampai terjatuh.Sebisa mungkin dia akan melindungi Silla.
"Istirahat bentar,,capek aku". Aufie nengok kebelakang dan berteriak minta istirahat sebentar.Jalanan yang menurun membuatnya lebih capek.
"Boleh lah aku juga capek banget".jawab Silla agak teriak karena jarak mereka masih lumayan jauh.
Kebetulan yang berkunjung kesana tidak terlalu ramai,ada beberapa pengunjung tapi mereka seperti nya belum ada niatan untuk turun masih menikmati suasana di bawah air terjun.
"Duduk sini".Ajak Andika sambil menuntun Silla untuk duduk di batu besar dibawah pohon , tempatnya teduh agak minggir supaya tidak menghalangi jalan kalau ada yang lewat.
"Kenapa turunnya makin capek ya".Silla mulai mengeluh.
"Dinikmati saja,,, bukannya ini lebih seru dari pada belajar di sekolah ". Andika terkekeh menanggapi keluhan Silla.Menurutnya Silla yang seperti ini lebih menggemaskan.
"ini penjual minum juga nggak ada ya".
"Kenapa??haus ya??".tanya Andika dengan penuh perhatian.Dijawab anggukan oleh Silla.Dia terlalu lelah untuk menanggapi.
"Sabar ya,,turun sebentar lagi aku lihat ada warung di bawah sana". membuat Andika semakin gemas dan dia mengusap rambut Silla dengan sayang.
Dirasa ini momen yang tepat,Andika mengambil tangan Silla dan menggenggamnya.