NovelToon NovelToon
Kitab Dewa Naga

Kitab Dewa Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Akademi Sihir / Ahli Bela Diri Kuno / Ilmu Kanuragan
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mazhivers

Raka secara tak sengaja menemukan pecahan kitab dewa naga,menjadi bisikan yang hanya dipercaya oleh segelintir orang,konon kitab itu menyimpan kekuatan naga agung yang pernah menguasai langit dan bumi...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mazhivers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 5

Raka dan Maya terus berlari, napas mereka tersengal-sengal. Hutan terasa semakin gelap dan lebat, duri dan ranting mencakar kulit mereka. Maya tertatih-tatih di samping Raka, kakinya yang terkilir membuatnya kesulitan untuk berlari cepat.

"Kita harus berhenti sebentar, Raka," kata Maya dengan suara lemah. "Kakiku sakit sekali."

Raka berhenti dan memandang Maya dengan khawatir. Wajah gadis itu pucat dan berkeringat. Ia tahu mereka tidak punya banyak waktu, tetapi ia juga tidak tega melihat Maya kesakitan.

"Kita istirahat sebentar saja," kata Raka dan membantu Maya duduk di bawah pohon besar yang rindang. Ia memeriksa kaki Maya dengan hati-hati. Pergelangannya tampak sedikit bengkak.

"Maafkan aku, Raka," kata Maya dengan nada menyesal. "Karena aku, kita jadi lambat."

Raka menggenggam tangan Maya. "Jangan bicara begitu. Kita bersama-sama dalam ini. Yang penting kita selamat." Ia memandang sekeliling, berusaha memastikan tidak ada tanda-tanda pengejar mereka.

Saat mereka beristirahat sejenak, Raka kembali teringat pada tanda lahir di tangannya. Ia mengamatinya dengan lebih teliti. Bentuknya memang menyerupai sisik naga, kecil namun jelas terlihat. Jika benar ia adalah keturunan penjaga kitab, lalu mengapa ia tidak pernah tahu tentang hal ini sebelumnya? Mengapa orang tuanya tidak pernah menceritakannya?

Tiba-tiba, Maya tersentak dan menunjuk ke arah semak-semak tidak jauh dari mereka. "Raka, lihat!"

Raka mengikuti arah pandangan Maya. Di antara dedaunan, ia melihat sepasang mata berwarna kuning menyala menatap mereka. Mata itu tampak tajam dan mengawasi, membuat bulu kuduk Raka berdiri.

"Apa itu?" bisik Maya dengan nada takut.

Raka tidak tahu. Makhluk itu bersembunyi di balik kegelapan semak-semak, hanya matanya yang terlihat. Namun, ada aura liar dan berbahaya yang terpancar darinya.

Tiba-tiba, terdengar suara lolongan panjang yang memecah kesunyian hutan. Suara itu terdengar familiar, seperti lolongan serigala, tetapi ada nada yang lebih dalam dan lebih menakutkan di dalamnya.

"Mereka pasti sudah dekat," kata Raka dengan cemas. "Kita harus pergi dari sini."

Meskipun kakinya masih sakit, Maya berusaha berdiri. Raka membantunya dan mereka kembali berjalan, kali ini dengan lebih hati-hati, menghindari semak-semak tempat mata kuning itu terlihat.

Saat mereka berjalan menyusuri jalur setapak kecil, mereka tiba-tiba mendengar suara langkah kaki di depan mereka. Raka dengan sigap menarik Maya bersembunyi di balik rumpun bambu yang lebat. Mereka mengintip melalui celah-celah bambu dan melihat seorang pria paruh baya dengan pakaian compang-camping berjalan ke arah mereka. Pria itu tampak kebingungan dan ketakutan, matanya melihat ke sana kemari dengan gelisah.

"Tolong… tolong aku…" gumam pria itu dengan suara lirih.

Raka dan Maya saling pandang. Apakah pria ini juga sedang melarikan diri dari kejaran Kaldor? Atau mungkinkah ia adalah salah satu dari mereka yang menyamar? Raka merasa ragu untuk mendekatinya. Di dunia yang tiba-tiba berubah menjadi berbahaya ini, ia tidak tahu siapa yang bisa ia percayai.

Saat pria itu semakin dekat, Raka melihat sesuatu yang aneh di tangannya. Ia memegang erat sebuah jimat berbentuk kepala ular yang tampak familiar. Raka teringat, ia pernah melihat jimat yang sama dikenakan oleh salah satu sosok berjubah hitam di pasar.

Kecurigaan Raka langsung meningkat. Mungkinkah pria ini adalah salah satu dari mereka yang menyamar sebagai warga desa? Apakah ia sedang mencari mereka?

Tiba-tiba, pria itu berhenti tepat di depan tempat persembunyian mereka. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, lalu berbisik pelan, "Aku tahu kalian ada di sini. Keluarlah, aku tidak akan menyakiti kalian."

Raka dan Maya terdiam, tidak tahu harus berbuat apa. Bagaimana pria itu bisa tahu mereka bersembunyi di sana? Apakah ini jebakan?

Setelah beberapa saat hening, pria itu menghela napas panjang. "Dengarkan aku," katanya lagi dengan nada putus asa. "Aku juga sedang melarikan diri dari mereka. Aku melihat apa yang terjadi di pasar. Aku tahu kalian sedang mencari sesuatu yang penting."

Raka masih ragu, tetapi ada sesuatu dalam nada suara pria itu yang terdengar tulus. Ia memberi isyarat kepada Maya, dan mereka berdua perlahan keluar dari tempat persembunyian mereka.

Pria itu tersentak melihat mereka, terutama saat melihat kitab di tangan Raka. Matanya membulat karena terkejut. "Itu… itu Kitab Dewa Naga!" serunya dengan nada tertahan.

Raka dan Maya saling pandang lagi. Bagaimana pria ini bisa tahu nama kitab itu? Misteri ini semakin dalam, dan Raka merasa semakin terjebak dalam jaringan rahasia dan intrik yang rumit. Siapa sebenarnya pria ini? Apakah ia adalah ancaman atau justru seorang sekutu yang tak terduga? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar di benak Raka, menambah rasa tidak percaya dan kebingungan di tengah pelarian mereka yang penuh bahaya. Kepercayaan adalah barang yang langka di saat-saat seperti ini, dan Raka tahu ia harus berhati-hati dalam mengambil keputusan. Hidupnya dan nyawa Maya mungkin bergantung padanya.

1
anggita
like👍iklan👆. terus berkarya tulis. moga novelnya lancar.
anggita
saran sja Thor🙏, kalau tulisan dalam satu paragraf/ alinea jangan terlalu banyak, nanti kesannya numpuk/penuh. sebaiknya jdikan dua saja.
إندر فرتما
moga bagus ini alur cerita
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!