NovelToon NovelToon
From Duks Till Dawn

From Duks Till Dawn

Status: sedang berlangsung
Popularitas:138
Nilai: 5
Nama Author: Cherry_15

Seorang perempuan cantik dan manis bernama Airi Miru, memiliki ide gila demi menyelamatkan hidupnya sendiri, ditengah tajamnya pisau dunia yang terus menghunusnya. Ide gila itu, bisa membawanya pada jalur kehancuran, namun juga bisa membawakan cahaya penerang impian. Kisah hidupnya yang gelap, berubah ketika ia menemui pria bernama Kuyan Yakuma. Pria yang membawanya pada hidup yang jauh lebih diluar dugaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherry_15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

06. Batas Terhempas

“Kamarmu ada di lantai dua, kamar kedua setelah tangga. Ada toilet di setiap kamar pada rumah ini, jadi jangan masuk kamar manapun selain yang ku sebutkan tadi, ya!”

Kuyan menerangkan tanpa nada bicara sembari duduk di sofa dan menonton televisi, saat sudah sampai pada rumahnya tercinta.

Airi hanya tertegun tidak fokus mendengarkan penjelasan dari Kuyan, karena kagum pada struktur rumahnya yang luas dan cukup rumit bagai labirin.

Namun anehnya, di beberapa sudut ruangan ia merasa familiar walau tak mengingat pernah melihatnya dimana. Tanpa mempedulikan itu, ia memutuskan untuk menaiki tangga mencari kamarnya.

“Tadi Kuyan bilang, kamarku yang mana ya?” gumamnya sembari menaiki tangga.

“Yang penting lantai dua, kan?” lanjutnya sembari memasuki kamar yang paling dekat dengan tangga, kamar milik Kuyan.

Setelah berada didalam, ia dibuat tertegun lagi oleh suasana kamar tersebut. Tempat tidur yang terlihat mewah di dekat dinding, meja kerja yang sederhana namun menawan menghadap jendela yang memberikan pemandangan lampu kota, juga setiap sudut ruangan yang teramat bersih tanpa debu.

Namun yang paling menarik perhatiannya adalah, berbagai poster grup band yang terpajang di dinding kamarnya. Airi sangat mengenal band pada poster itu, lebih tepatnya ia adalah salah satu penggemar band tersebut.

“Apa Kuyan juga penggemar mereka?” gumamnya sedikit penasaran.

“Sudahlah! Tak perlu terlalu ikut campur!” lanjutnya sembari merapikan isi ranselnya, bersiap untuk berendam air hangat sebelum tidur.

Di sisi lain, Kuyan yang mulai bosan menonton televisi memutuskan untuk membersihkan dirinya sebelum istirahat.

Ia melangkah berat menaiki setiap anak tangga menuju kamarnya. Dengan mata yang setengah terpejam, ia memasuki kamar mandi dan hendak menyiapkan air hangat untuk berendam.

Namun hal yang mengejutkan terjadi, ketika ia membuka tirai pembatas antara bathtub dan cermin di kamar mandinya. Secara tak sengaja, Kuyan melihat Airi yang sedang berendam didalamnya.

Terkejut? Jelas keduanya sangat terkejut! Wajah mereka sempat memerah selama beberapa detik, mencoba mencerna apa yang sedang terjadi, lalu berteriak secara bersamaan setelah memahami situasi.

“Sedang apa kau disini!? Dasar, cewek gila!” sentak Kuyan histeris, sembari berusaha menutupi matanya dengan tangan.

“Kau yang sedang apa di sini!? Dasar mata keranjang!” Airi balik menyentak dengan tak kalah kerasnya, sembari menutupi tubuhnya dengan tirai.

“Ini rumahku! Kamarku, toiletku!” jawab Kuyan dengan penuh penegasan, masih menjaga matanya agar tidak terbuka.

“Kau bilang ini kamarku!?” Airi memastikan lagi apa yang sebelumnya Kuyan jelaskan.

“Kamarmu itu di sebelah, dasar bodoh! Kau mendengar penjelasanku tidak sih!?” geram Kuyan, jengkel dengan perempuan yang tidak fokus ini.

“A-apa!? Ma-maaf.. aku tidak bermaksud.. ku kira, hmmm…”

Airi tak mampu lagi menyusun kata, rasa gugup bercampur malu menggerogoti dirinya.

Kuyan menghela napas pasrah. “Sudahlah! Cepat selesaikan mandimu! Aku juga ingin mandi.” lanjutnya memberi perintah, sambil berbalik badan kembali keluar dari kamar mandi.

Pria yang selalu bersikap dingin dan ketus, membaringkan dirinya di tempat tidur. Ia rasa menanti Airi sembari merebahkan tubuh pada benda empuk, adalah ide yang tidak terlalu buruk.

Sesekali teringat akan kejadian memalukan tadi, perasaannya campur aduk antara kesal dan malu. Ada juga sedikit rasa kagum dalam dirinya.

Meski hanya sekilas dan terlihat sebentar, Kuyan mampu mengingat dengan jelas lekuk tubuh Airi. Ia akui dalam hati, bahwa gadis itu memiliki tubuh yang cukup indah dan ideal.

“Sepertinya dia cocok untuk menjadi model di agensi itu?” pikirnya mulai menganalisis. Sesaat setelah itu, ia segera menampar kedua pipinya dengan keras.

“Jangan konyol, Yakuma! Kau sudah jauh meninggalkan dunia itu! Untuk apa juga kau masih terpikir untuk kembali berhubungan dengan mereka!? Itu hanya akan membuat perasinganku terbongkar!”

Kuyan tanpa sadar bergumam dengan suara yang cukup keras, berusaha menepis ide gila yang sebelumnya terpikirkan.

“Pengasingan?” tanya Airi yang tak sengaja mendengar gumaman tersebut. Ia baru saja selesai dan keluar dari kamar mandi.

Terkejut, Kuyan pun segera terduduk dan terbelalak ke arah sumber suara. Matanya kian membola ketika melihat Airi hanya menutupi tubuhnya dengan handuk putih, juga rambutnya yang ia biarkan basah meneteskan air.

Degup jantung seolah bekerja 96 kali lipat lebih cepat, wajah dan telinganya seakan ditumpahi cat merah, juga bibirnya tak bisa mengatup. Sungguh, Kuyan tak mengerti lagi harus bagaimana menghadapi situasi seperti ini.

“Mengapa kau tidak menggunakan baju!?” tanya Kuyan, mulai panik dan gugup.

“Jawab dulu pertanyaanku, Kuyan! Apa yang kau maksud dengan pengasingan?”

“Tak perlu ikut campur! Ini urusan pribadiku! Sekarang, cepat pakai baju dan keluar dari kamarku!”

“Bajuku terduduki olehmu!”

Kuyan sedikit berdiri untuk melihat sesuatu yang ada dibawah bokongnya. Benar saja, terdapat sepasang baju salin untuk tidur milik perempuan di situ!

Sedikit terkejut bercampur malu rasanya, namun tak ingin ia tunjukkan. Untuk menutupi rasa malunya, ia mengambil sepasang baju tersebut lalu ia menghentakkannya dengan keras pada area dada Airi.

“Mengapa tak kau bawa sekalian ke toilet sebelum mandi, hah!?” sinisnya sembari menatap tajam ke arah Airi. Wajah mereka kini begitu dekat, dan hampir saling bersentuhan.

“Nanti basah. Lebih nyaman jika ku kenakan setelah mandi di kamar.” jawab Airi dengan tenang. Walau sebenarnya ia merasa gugup juga, dipandang dengan lekat seperti itu.

Dia baru menyadari, betapa tampannya Kuyan jika dilihat dari jarak dekat. Ya, selama ini wajah pria tampan itu memang sering tertutup masker. Wajar bila Airi baru menyadarinya.

“Yasudah, cepat kembali ke kamarmu dan kenakan baju ini!” perintah Kuyan dengan ketus, sembari menyorongkan baju itu pada dada Airi dengan lebih keras. Hampir saja perempuan dihadapannya terhuyung ke belakang.

Airi hanya terdiam, mengangguk pelan sebelum mengambil pakaian yang Kuyan berikan. Tanpa basa-basi, Kuyan segera melangkah meninggalkan Airi yang masi terpaku. Ia hanya ingin mandi agar bisa cepat istirahat malam ini.

Sembari membiarkan rambutnya terbasahi oleh air hangat dari shawer, Kuyan sedikit merenungi apa saja yang telah dia lakukan hari ini.

Jujur saja, ia merasa sudah sangat melewati batasannya. Mulai dari membelikan Airi makan siang, mengizinkannya tinggal di rumah, hingga melihat hal-hal yang tak seharusnya ia lihat.

Saat bersama perempuan yang sempat hadir di masa lalunya pun, ia tak pernah melakukan hal sejauh ini. Dia tak ingin lagi berurusan dengan perempuan, namun Airi rasanya agak sedikit berbeda.

Teringat akan perempuan dari masa lalunya, Kuyan merasa pilu. Kekecewaan bercampur dendam, mengkabuti hatinya. Ingin rasanya ia menghancurkan hidup wanita itu, namun yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah melarikan diri dalam perasingan.

Mulai merasa menggigil, Kuyan pun tersadar dari lamunan panjangnya lalu menghentikan akifitas mandinya. Dengan hanya mengenakan handuk di area pinggul dan rambutnya, ia memutuskan untuk keluar dari kamar mandi.

Namun entah untuk yang keberapa kalinya, ia harus dikejutkan hari ini. Dan lagi-lagi, yang mengejutkannya adalah orang yang sama. Ya, Airi.

Gadis itu terduduk di tempat tidurnya, dengan wajah penuh perasaan bersalah dan air mata. Ia menangis sesegukkan, entah apa yang membuatnya begitu pilu.

Dengan rasa ragu, Kuyan perlahan mendekati Airi. Sejujurnya ia ingin marah karena gadis itu masih berada di kamarnya, namun diurungkan oleh rasa tak tega melihatnya menangis pilu seperti itu.

“Hei, namamu Airi, kan? Hmm.. aku melihatnya dari nama yang kau tulis pada setiap gambarmu tadi siang. Tapi bukan itu yang terpenting sekarang. Hmm.. Airi, kau menangis? Ada apa?” untuk kedua kalinya, Kuyan bersikap lembut hari ini.

“Kuyan..! Hiks..! Maaf!” rengek Airi tersela oleh isak tangis.

“Ada apa, Airi? Apa yang membuatmu sepilu ini?” tanya Kuyan, mulai khawatir.

“Tadi aku mau keluar dari kamar ini.. hiks!” Airi mulai bercerita.

“Hmm, lalu?” tanya Kuyan, penasaran dengan kelanjutan ceritanya.

“Tapi pintunya terkunci.. hiks.. hiks..” Airi melanjutkan ceritanya, masih sambil menangis.

“Tinggal buka saja kan, kuncinya?” tanya Kuyan, tak mengerti mengapa masalah seperti ini saja menjadi begitu besar bagi Airi.

“Itu dia masalahnya! Saat mau kubuka, kuncinya.. kuncinya.. kuncinya..!”

“Ada apa dengan kuncinya?” Kuyan mulai tak sabar menanti akhir dari ceritanya.

“Kuncinya patah…!”

“Hah!?” Kuyan terkejut mendengar jawaban itu.

“Aku lupa, kalau kunci itu bukanya kearah kiri. Jadi aku terus memutarnya ke kanan hingga patah. Kuyan.. bagaimana ini!? Aku takut! Sepertinya aku sudah terlalu banyak membuatmu marah hari ini. Aku tak ingin membuatmu lebih marah lagi, tapi aku malah terus membuat masalah! Aku memang merepotkan, Kuyan! Mohon ampunilah aku!”

Lagi, Kuyan hampir marah mendengar alasan cerobohnya yang bodoh. Namun urung ketika melihat Airi benar-benar ketakutan akan membuatnya marah lagi.

Airi, dia.. bukan takut dimarahi. Melainkan takut membuat Kuyan kecewa dan marah. Ia begitu peduli pada perasaan Kuyan yang tampaknya sering marah hari ini. Itulah yang membuat pria ketus tersebut, sedikit tersentuh hatinya.

Kuyan hanya bisa menghela napas pasrah, sebelum mengambil keputusan.

“Sudahlah! Masalah kunci, biar dipikirkan lagi besok. Sekarang, kau tidurlah di kasur ini. Aku bisa tidur di sofa. Tenang saja, aku akan menjaga batas aman. Tak perlu takut padaku.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!