NovelToon NovelToon
KEI'S JOURNEY

KEI'S JOURNEY

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Vampir / Cinta pada Pandangan Pertama / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:276
Nilai: 5
Nama Author: ElFitria

Seorang wanita onmyoji yang berusia sangat tua atau ancestor dari sebuah family, dibangkitkan kembali oleh keluarganya yang hampir punah menggunakan tumbal tubuh keturunannya yang hampir meninggal dunia.
Sayangnya tubuh tersebut adalah tubuh seorang laki-laki muda berusia 22 tahun.
Bagaimanakah beliau akan menghadapinya???
Nantikan keseruan ceritanya bersama-sama .........

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElFitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 6

TIk ......

Tik ......

Tik ...... (suara gerimis mulai membasahi bumi)

Di atap gedung tinggi kota Jakarta terlihat seorang pemuda tengah duduk di pinggir gedung dengan tatapan kosong dan menatap langit gelap.

"Kebebasan?" sambil memiringkan kepalanya dan tiba-tiba saja melompat ke bawah

Wush ...... (suara pakaian diterpa angin)

Splat ...... (suara tubuh hancur menyentuh aspal)

"KYA ...... AH ...... TOLONG ......" jerit orang-orang yang melihat kejadian bunuh diri itu

Ada yang terduduk lemas karena kaget, ada yang berteriak histeris karena syok, ada yang memotret dan menguploadnya ke internet, ada yang langsung menghubungi kepolisian dan rumah sakit. Terlihat darah berceceran kemana-mana, tubuh yang rusak dan hancur berantakan dan wajah korban yang tidak dapat diidentifikasi lagi karena hancur terkena benturan dengan aspal yang sangat keras.

Sementara itu di atas atap terdapat bayangan seekor monster. Menengadahkan tangannya yang penuh dengan kuku-kuku tajam ke atas dan terkumpulah darah essense dari pria yang meninggal tadi di tangannya. Sebesar buah apel, berwarna merah dan menggiurkan.

"Krauk ... gulp ... slurp ~......" suaranya memakan darah essense itu

"Ah ~...... aku masih lapar!" ucapnya dengan suara serak dan melangkah menuruni tangga ke lantai bawah. Dan bayangannya secara perlahan berubah menjadi bayangan laki-laki manusia. Dan CCTV yang ada sedang tidak berfungsi, hanya bunyi zizizi dan layar abu-abu yang terlihat. Dan setelah monster itu pergi, barulah CCTV berfungsi seperti semula.

Sedangkan di tempat kejadian, polisi dan ambulan telah tiba bergantian. Polisi mulai memasang police line di sekitar tempat kejadian. Dan mayat korban segera dievakuasi karena gerimis sudah mulai menjadi hujan. Pengumpulan barang bukti dilakukan dengan cepat agar tidak hilang oleh hujan.

Zrash ......

Zrash ...... (suara hujan deras)

Setelah pengumpulan barang bukti dilakukan, hujan mulai turun dengan derasnya menghilangkan bekas-bekas darah yang ada. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa pada tempat tersebut. Langit menjadi semakin gelap.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Di kantor kepolisian Jakarta pusat.

Pak ...... (suara dokumen menyentuh meja)

"Sudah yang kedua kalinya dalam satu bulan ini?" ucap Arief Sulistiyanto sebagai kapten yang tengah menangani kasus bunuh diri di kalangan remaja beberapa bulan terakhir ini. Kasus ini sangat misterius sekali.

"Hah ~......" menghela nafas panjang dan menyandarkan punggungnya pada kursi yang ada di belakangnya dan memandang langit-langit kantor

Dan dia teringat pada sebuah kasus misteri yang tengah dialaminya 10 tahun lalu saat usianya masih 25 tahun. Bersama dengan kasus itu dia kehilangan saudara kembarnya Alief Sulistiyanto. Dan kaptennya saat itu Pak EDi yang harus terpaksa mengundurkan diri karena kesehatannya.

"Ada yang aneh di sini!" kata Alief membawa pistolnya dan melihat ke arah rumah kosong yang ada di hadapannya. Saat itu mereka berdua berpenampilan rapi dengan rambut pendek dan tindikan di telinga kiri mereka.

"Kalian berdua berhati-hatilah!" kata Pak Edi yang berada di belakang mereka. Berusia 35 tahun dengan wajah yang serius. Beliau membawa pistol serta busur dan panah. Sangat lengkap untuk memburu seorang kriminal.

"Anu ...... untuk apa bapak membawa busur dan panah segala? Bukankah peluru dan pistol saja sudah cukup?" tanya Arief dengan wajah bingung

"............" hanya diam yang menjawabnya

"Kapten?" tanya mereka berdua

"Kalian akan tahu pada saatnya nanti" ucapnya misterius melihat lingkungan sekitarnya yang cukup sunyi dan memiliki hawa magis tertentu

(Hari burukku kurasa?) batinnya sambil menelfon seseorang

Tuut ...... (suara telfon tersambung)

"Halo?"

"Tolong kirimkan aku personel khusus sekarang juga. Keadaannya sedang tidak bagus. Secepatnya!" perintah Pak Edi serius

"Baik, dalam 20 menit bantuan akan sampai. Bertahanlah!" jawab orang yang ada di telfon

"Terima kasih" ucap Pak Edi dan menutup telfonnya

Tak lama setelah itu, tiba-tiba saja kabut tebal menyelimuti lokasi mereka bertiga berada.

"Kapten?" teriak kedua anak buahnya panik

"Aku minta maaf sebelumnya teman mudaku. Aku rasa ini adalah miscalkulasi dari diriku. Apapun yang terjadi tolong hiduplah!"

Tidak tahu berapa lama mereka bertiga berada dalam kabut itu. Tiba-tiba saja mereka terpisah. Tak tahu arah tujuan dan seperti ada yang mengejar dari belakang.

Dor ......

Dor ......

Dor ...... (suara tembakan)

Tiba-tiba saja langkah Arief terhenti karena mendengar suara tembakan. Karena dia khawatir pada Alief, dia bergegas menuju suara tembakan itu berasal.

Dash ......

Dash ......

Dash ...... (suara berlari kencang)

"ALIEF!" teriak Arief kencang setelah melihat saudaranya terjatuh dikejar oleh seekor monster besar yang mengerikan

Dor ......

Dor ......

Dor ...... (suara tembakan)

Tanpa pikir panjang, Arief menembakkan pistolnya ke arah kepala dan jantung monster itu. Akan tetapi tidak membuahkan hasil.

"Alief, lari ...... cepat!" ucapnya sambil berteriak dari kejauhan, karena kabutnya masih tebal, pandangannya agak kabur.

"Ugh ......" gerutu Alief karena kakinya berdarah akibat cakaran monster yang mengejarnya. Dia merasa harus melakukan sesuatu agar saudaranya bisa selamat dari situasi ini. Dengan wajah serius dia mengisi semua amunisi yang ada dan segera menembakkannya pada monster yang semakin mendekat.

"Arief, kau pergi dari sini! Cari kapten, selamatkan dirimu! Aku mohon!" teriaknya yang tidak dapat berdiri lagi karena darah yang keluar sangat banyak, membuatnya anemia. Dia tahu kalau hidupnya tidak lama lagi.

"Apa yang kau bicarakan?" teriak Arief dan berlari menghampiri Alief untuk membantunya

"STOP! Apa yang kau lakukan? Pergi dari sini!" teriak Alief melihat Arief berlari menghampirinya

"GRA ~......" teriak monster itu yang tak tahu sudah berada di depan Alief. Setelah mendengar teriakan monster itu, mereka berdua membeku untuk beberapa saat. Dan pada saat itulah monster itu menusukkan tangannya yang penuh dengan kuku-kuku panjang kE dada Alief.

Jleb ...... (suara jantung tertembus)

Tes ......

Tes ......

Tes ...... (suara tetesan darah)

Buk ...... (suara tubuh jatuh ke tanah)

"ALIEF!!!" teriak Arief melihat monster itu membunuh saudaranya, mengambil jantungnya dan memakannya

"HAHAHA ...... GRA ~......" teriak monster itu senang

Buk ...... (suara berlutut)

Arief menangis dan terjatuh, berlutut di atas tanah dengan tubuh yang lemas melihat kematian tragis saudaranya di hadapannya. Tanpa bisa melakukan apa-apa.

"A ... a ... a ..." ucapnya terbata-bata dan masih menangis

Psyu ...... (suara panah meluncur di udara)

Jleb ...... (suara panah menembus jantung)

"Dasar monster biadab!!" teriak Pak Edi yang meluncurkan panah ke jantung monster itu. Pada ujung panahnya, terlihat gulungan kertas mantra menempel di sana.

"Terbakarlah kau siluman hina! Blaze" teriaknya mengaktifkan sebuah mantra dan monster itu langsung terbakar api

"Aaargh ...... Gragh ......" teriak monster itu tanpa bisa memadamkan apinya dan mati tergeletak menjadi mayat gosong

Tap ......

Tap ......

Tap ...... (suara langkah kaki)

Secara perlahan Pak Edi mendekati Arief yang terduduk lemas. Dengan wajah sedih dan bersalah melihat kematian anak buahnya itu.

"Kapten?" seru Arief lemah setelah melihat Pak Edi muncul di belakangnya

Setelah kematian monster itu, kabut tebalpun mulai menghilang.

"Uhuk ... uhuk ... uhuk ... Gah ..." Pak Edi batuk-batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya

"Kapten!" teriak Arief kaget

Tap ......

Tap ......

Tap ...... (suara langkah mendekat)

Terlihat 2 orang laki-laki berpakaian polisi seperti mereka dan mengenakan jas hitam panjang selutut dengan senjata pedang di pinggangnya.

"Kami sudah memperingatkanmu, sebagai manusia biasa penggunaan mantra yang berlebihan akan mengurangi umurmu, Pak Edi." ucap salah seorang dari mereka. Pria tampan berambut panjang dengan wajah dinginnya.

"Hehe ...... Master, aku minta maaf." ucap Pak Edi sambil terduduk lemas di lantai

"Sebentar lagi paramedis akan datang. Besok kau harus resign. Itu sudah bulat!" ucapnya tegas, tak bisa dibantah

"Hem ......" jawab Pak Edi mengangguk

Arief hanya bisa melihat semuanya dengan wajah yang kebingungan.

Setelah kejadian naas itu, Pak Edi mengundurkan diri dari kepolisian. Beliau bilang pada Arief bahwa di dunia ini ada juga siluman yang berkeliaran mengganggu manusia. Dan pihak kepolisian mempunyai Badan yang khusus untuk menangani kejadian supranatural tersebut.

"Hah ~......" menghela nafas panjang karena ingatan itu tiba-tiba muncul kembali

(Pertanda apakah ini?) sambil melihat hujan yang cukup deras dari balik jendela kantor.

Bersambung ............

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!